Putra Taipan Uighur Diduga Gunakan Dana Ilegal untuk Bangun Masjid Mewah di London

Sabtu, 11/10/2025 06:51 WIB

London, sumbarsatu.com — Putra seorang taipan Uighur asal Tiongkok yang diduga terlibat dalam jaringan penyelundupan internasional membeli bekas gereja di London senilai lebih dari 3 juta dolar AS (sekitar Rp49 miliar) dan mengubahnya menjadi masjid serta pusat pendidikan Islam Uighur.

Laporan investigatif Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) menyebutkan, pembeli gereja tersebut adalah Nur Muhammed Palvan, putra dari Khabibula Abdukadyr, pengusaha logistik yang diduga mengendalikan jaringan pencucian uang lintas Asia Tengah.

Bangunan yang berlokasi di kawasan Palmers Green, London Utara, itu kini difungsikan sebagai Masjid Satuq Bughra Khan dan Pusat Pendidikan Islam Uighur. Pembelian dilakukan melalui perusahaan baru milik Palvan, Palvan Ltd, pada tahun 2023.

Palvan juga tercatat sebagai ketua dewan pengawas lembaga amal Izqilar, yang kini mengelola masjid tersebut. Namun, tidak ada bukti bahwa pihak Izqilar mengetahui asal-usul dana pembelian maupun renovasi.

Ketika dikonfirmasi, perwakilan Izqilar menolak berkomentar dan menutup telepon setelah mendengar nama Palvan. Baik Palvan maupun ayahnya tidak memberikan tanggapan terhadap permintaan konfirmasi OCCRP.

Dugaan Jaringan Pencucian Uang

Investigasi sebelumnya oleh OCCRP pada tahun 2019 mengungkap dugaan keterlibatan Khabibula Abdukadyr dalam skema penyelundupan besar-besaran bekerja sama dengan pejabat bea cukai di Asia Tengah. Seorang mantan karyawan yang mengaku mencuci uang ratusan juta dolar untuk keluarga tersebut ditemukan tewas di Istanbul tak lama setelah memberikan kesaksian kepada wartawan.

Dokumen yang diperoleh OCCRP menunjukkan bahwa saat tinggal di Inggris dengan nama samaran Aibibula Nuermaimaiti, Palvan menerima lebih dari 1,8 juta dolar AS dari jaringan keuangan keluarga. Ia juga memiliki sejumlah perusahaan dan aset yang terkait dengan bisnis sang ayah.

Keluarga Abdukadyr diketahui memiliki properti bernilai tinggi di berbagai negara, termasuk rumah mewah di London senilai 6,8 juta dolar AS dan proyek hotel di Ealing seharga lebih dari 27 juta dolar AS.

Masjid Pertama Komunitas Uighur di Inggris

Menurut brosur lembaga Izqilar, bangunan bekas gereja tersebut direnovasi dengan arsitektur bergaya Uighur dan dilengkapi ruang salat terpisah untuk perempuan.

Pada Januari 2025, lembaga tersebut menggelar acara peresmian yang disebut sebagai “pembukaan Masjid Uighur pertama di Inggris.” Kini, masjid itu aktif digunakan untuk salat harian, pengajaran agama, serta kelas bahasa Uighur bagi komunitas diaspora.

Namun, laporan OCCRP menyoroti bahwa pembelian dan renovasi masjid ini menimbulkan pertanyaan mengenai kemungkinan penggunaan dana hasil penyelundupan oleh keluarga Abdukadyr. ssc/mn

Sumber: https://www.occrp.org/

 



BACA JUGA