Foto RRI
Lubuk Basung, sumbarsatu.com – Suasana darurat menyelimuti Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Rabu (1/10/2025). Puluhan murid TK dan Sekolah Dasar dilarikan ke rumah sakit setelah diduga mengalami keracunan makanan dari program makan bergizi gratis (MBG). Menu nasi goreng yang dibagikan dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kampuang Tangah disebut sebagai sumber masalah.
Sejak siang hingga menjelang malam, jumlah korban terus bertambah. Data terakhir mencatat 50 pelajar harus menjalani perawatan: 36 orang di Puskesmas Manggopoh, 11 orang di RSUD Lubuk Basung, dan 3 orang di RSIA Rizki Bunda. Banyak di antaranya adalah murid PAUD dan TK, bahkan balita yang harus dirawat intensif karena muntah-muntah dan diare.
“Korban terus berdatangan, terutama ke Puskesmas Manggopoh. Ambulans silih berganti masuk,” ujar Bambang Warsito, Kepala Kesbangpol Agam yang ikut memantau langsung penanganan korban.
Pemerintah Kabupaten Agam bergerak cepat. Satpol PP, BPBD, dan tenaga medis disiagakan di lokasi penanganan. BPBD bahkan menyalurkan logistik darurat seperti selimut, popok, dan pempers untuk membantu kebutuhan pasien.
Direktur RSUD Lubuk Basung, dr. Riko Krisman, mengakui pihaknya kewalahan dengan lonjakan pasien. “Namun semua sudah ditangani, baik yang datang langsung maupun rujukan dari Puskesmas Manggopoh,” jelasnya.
Bupati Agam, Benni Warlis, mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara operasional dapur MBG Kampuang Tangah. Keputusan ini diambil setelah menggelar rapat mendadak bersama jajaran terkait.
“Keselamatan masyarakat adalah yang utama. Dapur MBG Kampuang Tangah kita tutup sementara waktu sampai ada hasil laboratorium yang jelas,” tegas Benni.
Menurut data, dapur MBG Kampuang Tangah melayani 3.654 siswa dari 57 sekolah berbagai tingkatan—mulai TK, SD, SMP hingga SMA. Tak heran jika kasus ini memicu kekhawatiran luas di tengah masyarakat.
Sekretaris Daerah Agam, Dr. M. Lutfie, memastikan pemerintah daerah fokus penuh pada penanganan medis korban sekaligus melacak penyebab keracunan. “Kami masih menunggu hasil uji sampel makanan. Sementara itu, semua korban ditangani secara maksimal,” katanya.
Hingga berita ini diturunkan, pasien masih terus berdatangan. Pemerintah Kabupaten Agam bersama tim medis dan instansi terkait terus bersiaga, berusaha menenangkan keresahan orang tua siswa, sambil menunggu kepastian hasil laboratorium terkait dugaan nasi goreng MBG yang menjadi penyebab keracunan massal ini. ssc/mn