
Tanah Datar, >sumbarsatu.com--Program Unggulan (Progul) bajak sawah gratis, dilahirkan guna menjawab tantangan dan permasalahan ditengah-tengah masyarakat. Dimana berawal dari pandemi covid-19, lahan pertanian banyak yang terbengkalai dan tidak diolah, serta ketergantungan petani dengan tengkulak.
Hal itu dikemukan Bupati Tanah Datar Eka Putra, ketika audiensi dengan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Pusat, Selasa (15/04) di rumah dinas komplek Indo Jolito Batusangkar.
“Sebenarnya yang ingin kita capai dari progul ini adalah meringankan beban petani terkait biaya operasional pengolahan lahan. Sehingga dapat mengurangi pengeluaran biaya dan hasil meningkat,” ujarnya.
Dikatakan bupati, program ini dilahirkan bisa meningkatkan produksi dan produktivitas, serta petani sejahtera.
"Program bombastis sangat diminati oleh petani, karena dapat membantu biaya produksi dan program ini didukung oleh banyak Stakeholder," katanya.
Disebutkan bupati, permintaan dari petani terhadap program ini, selalu melebihi dari target yang ditetapkan.
"Pemanfaatan Alsintan Bombastis sangat bermanfaat bagi petani, karena masih banyak petani yang kekurangan alsintan untuk mengolah lahan," ungkapnya.
Maka kata bupati, petani sangat mendukung program Bombastis ini. Karena sangat membantu petani dalam pengolahan lahan dan mengurangi biaya pengolahan lahan.
"Selain itu, program bombsatis ini, juga mendapatkan penghargaan tingkat nasional, yaitu TPID Awards terbaik tingkat Sumatera tahun 2023 dan 5 Besar Nasional Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD)," terangnya.
Bupati Eka Putra juga sampaikan, bahwa program ini akan terus dilanjutkan, bahkan ditingkatkan pada periode kedua kepemimpinannya.
"Program bombastis ini, akan ditingkatkan, yaitu bajak lahan kering dan upah tanam padi gratis, serta tanam jagung untuk memenuhi kebutuhan di daerah," bebernya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Sri Mulyani juga mengatakan masyarakat sangat mendukung program ini. Karena melalui program ini petani sangat terbantu dalam pengolahan lahan pertanian.
“Program ini terdiri dari 3 pola. Jika, pola 1 dan pola 2 telah mencukupi kuota yang tersedia. Maka, petani bisa memanfaatkan pola 3, yakni petani dapat melakukan peminjaman alsintan ke dinas, untuk melakukan pengolahan lahan tanpa dipungut biaya,” ujarnya.
Diakui Sri Mulyani, selama ini permintaan dari petani untuk memanfaatkan program bombatis ini, sangat tinggi.
"Kendala atau tantangan yang dihadapi selama ini, tingginya permintaan/permohonan petani terhadap bantuan program ini. Sementara anggaran yang tersedia tidak mencukupi," pungkasnya. SSC/NC