hamas
Padang, sumbarsatu.com—Peringatan ke-75 tahun kelahiran Prof. Dr. Harris Effendi Thahar, Guru Besar Universitas Negeri Padang (UNP), sastrawan nasional, dan wartawan dirayakan meriah dan sarat suasana kekeluargaan di Auditorium Istana Gubernur Sumbar di Padang, Sabtu, 4 Januari 2025.
Perayaan milad ini diinisiasi Himpunan Media Sumbar (Hamas) bekerja sama dengan Gebu Minang Sumbar diberi nama “75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar” dihadiri Gubernur Sumatera Barat diwakili Kepala Dinas Kebudayaan Dr. Jefrinal Arifin, Wali Kota Padang terpilih H. Fadly Amran, wartawab senior Hasril Chaniago, para seniman, sastrawan, wartawan, para guru dan kepala-kepala sekolah, sejumlah siswa, mahasiswa, dan para pembaca puisi untuk milad sastrawan terkenal ini dengan cerpen fenomenalnya, “Si Padang” yang diterbitkan Harian Kompas pada tahun 1986.
Kegiatan ini dibuka dengan pembacaan puisi oleh 2 orang cucu Harris Effendi Thahar: Abiyu Surya Afandi (SMAN 1 Cimanggung Kabupaten Sumedang) dan Axelle Khairan Gautama (Siswa SDN 09 Baringin Lima Kaum Kabupaten Tanah Datar.
Dalam sambutannya, Kepada Dinas Kebudayaan Jefrinal Arifin, perayaan usia emas Prof Harris Effendi Thahar ini bukan sekadar perayaan usia semata, melainkan juga sebuah perayaan atas dedikasi, pengabdian dan karya monumental Prof Harris sepanjang hidupnya.
“Sosok Prof Harris yang luar biasa, sebagai seorang akademisi juga aktif sebagai sastrawan dan budayawan, serta jurnalis. Prof Harris tidak hanya menghasilkan karya-karya sastra yang monumental, tetapi juga turut serta dalam berbagai upaya untuk memajukan kebudayaan,” kata Jefrinal.
Ketua pelaksana acara Isa Kurniawan dari Hamas (Himpunan Media Sumbar) menyampaikan bahwa acara ini merupakan bentuk penghargaan kepada para seniman yang telah mengharumkan nama Sumbar, atau Ranah Minangkabau, melalui karya-karya mereka yang fenomenal dan melegenda.
“Acara Prof Harris ini merupakan yang ke-lima kali dilaksanakan. Sebelumnya sudah diangkat pula seniman, atau penyair Rusli Marzuki Saria, Hamid Jabbar, Chairul Harun, Upita Agustine, dan sekarang Prof Harris Effedi Thar. Mudah-mudahan ini bisa memantik kaum muda Minangkabau untuk berkarya pula seperti para seniman tersebut, bahkan kalau bisa melebihi,” kata Isa.
Harris Effendi Thahar juga menyampaikan semacam pidato refleksi perjalanan dirinya sejak kecil hingga sekarang dengan judul “Obsesi Si Padang”.
“Pak BA mengambil sebuah buku tebal dan memperlihatkan kepada kami judulnya: Di Bawah Bendera Revolusi yang ditulis oleh Soekarno, Presiden RI pertama. Nah, kalau mau menjadi orang pintar, kalian kelak harus mampu menulis buku setebal ini. Tapi untuk menjadi pengarang buku, harus dimulai dengan banyak membaca. Sekarang, kalian boleh pilih buku untuk dibaca, masing-masing tiga judul. Kalau sekarang hari Sabtu, hari Senin sudah harus dikembalikan kepada saya pada jam istirahat pertama. Syaratnya, kalian harus bisa menceritakan kepada saya dengan ringkas tentang isi buku yang kalian baca. Harus bisa!” Begini salah satu kutipan pidato refleksi yang disampaikan Harris Effenndi Thahar.
Selain itu, turut tampil dramatisasi puisi dari kelompok Gauang Ekspose pimpinan seniman Armeynd Sufhasrildengan tajuk “Kaba dari Kampung” yang merupakan puisi karya Harris Effenndi Thahar.
Tampil juga membacakan puisi penyair senior Syarifuddin Arifin, Dr Andria C Tamsin, Fauzul el Nurca, Yeyen Kiram, Ka’bati serta siswa dan mahasiswa, yakni Afiqa Carrisa Makmur (siswi SMPN 2 Padang), Belha je Venru (siswi SMKN 6 Padang), dan Tri Vidya Rahmadhani (mahasiswi FBS UNP).
Ikut juga memberikan testimony speech dan sekaligus baca puisi Dr Mohamad Isa Gautama (Dosen UNP/Penulis), yang merupakan putra Harris Effenndi Thahar, serta mahasiswa FBS UNP asuhan dosennya Leni Marlina yang membacakan puisi dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris.
Di kesempatan ini, dilakukan pula potong tumpeng “75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar” dan “HUT ke-35 Gebu Minang”,yang dilakukan oleh Prof Harris dan Fadly Amran, selaku Ketua Gebu Minang Sumbar. Potongan tumpeng tersebut diberikan kepada Kadinas Kebudayaan Sumbar Jefrinal dan Hasril Chaniago, budayawan wartawan senior.
Menurut Hasril Chaniago, Harris Effendi Thahar, selain akademisi juga terkenal sebagai cerpenis.
“Harris Effendi Thahar namanya mencuat tingkat nasional ketika cerpennya berjudul “Si Padang” membuat heboh jagat nasional terutama orang Minangkabau. "Si Padang" yang diterbitkan Harian Kompas tahun 1986. Heboh cerpen "Si Padang" ini kira-kira mirip hebohnya "Robohnya Surau Kami" cerpen A.A. Navis tahun 1950-an,” kata Hasril Chaniago.
Hamas sebagai inisiator kegiatan ini juga memberikan penghargaan Life Achievement Award kepada Harris Effendi Thahar sehubungan dengan dedikasinya selama ini di dalam berkesenian dan berkebudayaan yang disakskan Kadis Kebudayaan Sumbar Jefrinal yang disaksikan Fadly Amran dan pengurus Hamas, keluarga dan kalangan seniman.
Harris Effendi Thahar lahir 4 Januari 1950, Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau tetapi ia berasal dari Koto Panjang Ikuo Koto, Lubuk Minturun, Koto Tangah, Padang. SSC/MN