Debat Publik Putaran Pertama Cawako Padang Panjang Terkesan Hambar

KETIGA PASLON SALING MENYETUJUI

Kamis, 24/10/2024 22:19 WIB
Debat publik putaran pertama pasangan Cawako dan Cawawako Padang Panjang, Rabu (23/10/2024). (Foto: Diskominfo Padang Panjang).

Debat publik putaran pertama pasangan Cawako dan Cawawako Padang Panjang, Rabu (23/10/2024). (Foto: Diskominfo Padang Panjang).

Padang Panjang, sumbarsatu.com–Debat publik calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang Panjang yang digelar KPU Padang Panjang di Gedung DPRD, Rabu malam 23 Oktober 2024 terkesan tidak laiknya sebuah perdebatan. Ketiga pasang calon saling mengiyakan, menyetujui, dan melengkapi.

Dari pantauan selama jalannya Debat Publik ini, tidak banyak pertanyaan tajam yang saling menguliti di antara paslon. Kendati begitu, debat putaran pertama ini mendapat sambutan dan antusiasme warga Serambi Mekah, baik yang ada di Padang Panjang maupun yang di perantauan yang menyimak lewat kalan streaming di akun YouTube Padang-TV.

Debat seri pertama ini sejatinya adalah untuk adu gagasan terkait tema Transformasi Sosial dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Berbasis Nilai-Nilai Agama yang dimoderatori oleh Oktafril Febriansyah.

Pertanyaan itu disiapkan oleh para anelis yang terdiri dari para akademisi seperti  Dosen UNP Dr. Hendra Naldi, Dosen Politik Hukum Islam UIN Imam Bonjol Padang, Dr. Abrar Dosen Psikologi UIN Imam Bonjol, Dr Wanda Fitri,  Dosen Universitas Muhammadiyah Sumbar, Dr Ilham, Dosen Administrasi Publik FISIP Unand, Rozidateno Putri Hanida, S.IP, M.P.A dan Hendri Navigator, S.Psi, M.Pd,  serta Ketua Baznas Padang Panjang, Syamsuarni, S.Ag.

Menurut Ketua KPU Puliandri debat publik ini merupakan yang pertama di seluruh kabupaten/kota di Sumbar.

Yang menarik, ketiga Paslon sama-sama memiliki perhatian dengan cara berbeda tentang pembinaan UMKM dan Pasar Padang Panjang.

Debat segmen 1 ini yang pertama dapat giliran ditanya (lewat pertanyaan yang dicabut dari amplop tertutup) adalah Paslon Naga-Eri. Pertanyaan seputar misi yang dikemukakan paslon ini yakni pembinaan organisasi kepemudaan, “Bagaimana paslon mengimplentasikannya di era digitalisasi seperti sekarang ini?”

Dengan tangkas, Nasrul Naga yang juga ketua sebuah organisasi kepemudaan itu menjawab bahwa jika nanti memenangi Pilkada, mereka berdua akan menitikberatkan pembinaan generasi muda di Padang Panjang khususnya yang terkait dengan digitalisasi.

“Kita tingkatkan kemampuan pengusaan digital kepada generasi muda, tidak hanya itu, juga keterampilan lain yang berguna untuk kehidupan mereka, generasi muda kita jadikan investasi masa depan Padang Panjang,” tukuk Eri Datuak Majo Endah, disambut tepuk tangan para pendukungnya yang memadati ruang rapat DPRD Padang Panjang, malam itu.

Giliran kedua pasangan Hendri-Alex yang dapat pertanyaan. Pertanyaan untuk paslon ini juga menyangkut apa yang mereka maktubkan dalam visi-misi yakni soal “Kolaborasi dengan swasta dalam mengembangkan kota, pemberian pelayanan publik yang baik dan peningkatan infrastruktur”. Pertanyaannya: “Bagaimana Paslon mengimplementasikannya nanti jika terpilih?”

Hendri Arnis yang pernah menjadi Wali Kota Padang Panjang menjawab dengan terlebih dulu mengutip tupoksi kepala daerah yakni sebagai administraur pemerintahan, administratur pembangunan dan administratur kemasyarakatan.

“Dari ketiga tupoksi itu kami bergerak, pengembangan kota memerlukan kolaborasi dengan swasta mengingat minimnya anggaran karena terbatasnya pendapatan asli daerah. Saya ingin memberi pelayanan umum yang baik, ramah investasi, saya akan gunakan semua jaringan kami untuk mendapatkan tambahan anggaran pembangunan kota kita ini.” katanya.

Pasangan Edwin-Albert mendapat pertanyaan yang menyangkut soal komitmen mereka melawan Penyakit Masyakat khususnya apa yang mereka kemukakan sebagai ‘Jihad melawan pekat’. Pertanyaannya: “Bagaimana memberantas merebaknya judi online di tengah masyarakat?”

Edwin yang juga pernah jadi Wakil Wali Kota itu menjawab dengan meneguhkan komitmen dari aparat hukum, aparatur pemerintah, ninik mamak dan para orang tua. Ia menyatakan bahwa komitmen itu diperlukan agar semua, serempak menghalau judi online dari Serambi Mekah.

Albert yang tampil tenang kemudian menambahkan bahwa pemberantasan judi online menurut mereka perlu pendekatan akademik, pendekatan hukum pendekatan edukatif dan pendekatan ekonomis. Ia memberi tekanan kepada pendekatan ekonomis, bahwa judi online muncul karena lapangan kerja minim, pengangguran banyak, judi online memberi janji yang ternyata janji kosong.

“Maka perlu dicarikan jawaban untuk kesulitan eknomi itu, agar warga tidak tergiur berjudi online,” ujarnya.

Pada segmen berikutnya paslon Hendri-Alex ditanya panelis soal bagaimana merencanakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan sehingga bisa mengurangi ketimpangan sosial dari program Padang Panjang Unggul.

Hendri merujuk kembali ke program-progam yang sudah pernah dia buat seperti pembangunan pasar, perparkiran, Islamic Center, rusunawa dan sebagainya.

“Bukti keberlanjutan itu adalah bahwa kami akan menyempurnakan semua yang sudah pernah kami lakukan itu,” kata Hendri.

Hendri juga berencana menaikan TPP bagi ASN yang sudah melayani dengan baik serta memberi perhatian serius untuk pengembangan UMKM di Padang Panjang.

Moderator memberi kesempatan kepada paslon Nasrul-Eri dan Edwin-Albert menanggapi program Hendri-Alex itu.  Sayangnya paslon nomor 2 (Nasrul-Eri) malah mengekspos program mereka sendiri, bukan memberi pertanyaan. Hanya menyatakan bahwa UMKM bagi mereka perlu hilirisasi produk. Tapi Itupun tetap dijawab oleh Hendri dan Alex bahwa intinya pengembangan UMKM yang mereka angkat adalah memberi akses permodalan yang mudah kepada pelaku UMKM.

“Itu dulu, baru hilirisasi” kata Hendri seraya menambahkan pentingnya penguasaan IT bagi pelaku UMKM. Di pasar Padang Panjang ia akan pasang jaringan internet berkecepatan tinggi yang bisa diakses pedagang.

Giliran paslon Edwin-Albert bertanya ke Hendri-Alex, paslon nomor urut 1 ini menanyakan bagaimana Hendri-Alex menyelesaikan 3persoalan utama UMKM yakni Kuantitas, kualitas dan kontinuitas? Sedangkan Albert menambah dengan pertanyaan: “Padang Panjang menurut paslon 3 butuh gedung pasar atau pasar dalam arti sesungguhnya?”

“Saya lega dengan pertanyaan dari paslon 1 ini, karena sesungguhnya pasar itu adalah ruh ekonomi Padang Panjang, kenapa pasar jadi sepi? Karena tidak melaksanakan apa yang sudah digariskan di era saya dulu, yakni zonasi komoditas, pengaturan pedagang. Nyatanya kan sekarang sembrawut, jadi perlu diperbaiki lagi diatur ulang dengan sebuah keberanian,” kata Hendri dan Alex.

Pada sesi berikutnya perdebatan mengarah soal potensi industri kulit yang terkenal di Padang Panjang tapi kini mati suri. Menurut Edwin, ketika Menjadi Wakil Wali Kota ia pernah membuat kebijakan agar semua ASN di Padang Panjang wajib menggunakan sepatu kulit buatan lokal Padang Panjang.

“Sayangnya tidak dilanjutkan lagi oleh pemerintahan berikutnya, jadi ini perlu dilanjutkan lagi,” kata dia.

Tapi Hendri malah mempertanyakan bagaimana mengatasi selisih harga antara produk dari luar dengan yang lokal. Dan ia juga mempertanyakan soal ‘kebijakan’ Wakil Walikota yang dikemukakan Edwin, apakah boleh Wawako boleh punya kebijakan?

“Terima kasih bro –sebutan untuk Hendri—soal disparitas harga bisa dicarikan solusinya melalui Badan Layanan Umum. Soal kebijakan Wakil Wali Kota tadi, usulannya dari saya lalu menjadi kebijakan bersama Pemko Padang Panjang,” tangkis Edwin.

Sedang paslon 2, Nasrul-Eri tidak memberi pertanyaan, hanya pernyataan saja bahwa semua produk kulit Padang Panjang kuncinya adalah pada kualitas. Kalau kualitas baik, harga tidak jadi masalah.

Pada sesi berikutnya ketiga paslon sepertinya lebih banyak sama-sama mendukung saja. Karena program yang diusung ketiga mirip-mirip semua.

E D  Datuak Sinaro salah seorang tokoh politik yang juga tokoh masyarakat kota Padang Panjang mengatakan, sebagai pendatang baru di kancah dunia politik Nasrul-Eri  mampu menguasai alur dan isu tema debat.

Tapi kalangan pendukung Edwin-Albert juga memberi garis bawah bahwa urusan penataan kepemerintahan Edwin terlihat lebih unggul. Sementara Novi Hendri dari tim pendukung Hendri-Alex menilai bahwa performa Hendri-Alex dalam debat itu menunjukkan kelasnya yang sudah matang. SSC/*



BACA JUGA