OLEH A.S. Laksana (Penulis)
APAKAH kelak ChatGPT akan mampu menghasilkan cerita sebagus cerita-cerita yang dihasilkan oleh para penulis favorit anda? Mungkin. Atau, paling tidak, ia akan mendekati kualitas mereka. Ia baru berusia beberapa tahun saat ini dan kemampuannya menghasilkan tulisan sudah melampaui kemampuan kebanyakan orang yang bertahun-tahun belajar menulis.
Sekarang pun kita sudah diserbu iklan-iklan yang membujuk kita untuk menulis buku dalam 3 jam, menghasilkan novel di ruang tunggu dokter, atau menghasilkan satu dongeng dalam lima menit.
Semua tawaran itu muncul hari ini, ketika usia ChatGPT belum lima tahun. Satu tahun ke depan, kemampuannya mungkin akan dua kali lipat dari sekarang, dan lima tahun lagi, yang disebut menulis mungkin adalah menyuruh ChatGPT menghasilkan tulisan dan anda tinggal membubuhkan nama anda sebagai penulisnya.
Bagi mereka yang sepanjang hayat kesulitan menyusun kalimat, ChatGPT adalah dewa penolong yang mengabulkan setiap permintaan. Dalam sekejap, ia dapat menyulap kata-kata yang berantakan menjadi rangkaian kalimat yang tertata rapi. Dalam sekejap, ia bisa memberi anda tulisan jadi yang anda tidak mampu menghasilkannya, jika untuk menulis satu paragraf saja anda kesulitan.
Bagi para penulis yang urusan sehari-harinya adalah bergulat dengan writer's block, teknologi ini akan selalu membuat mereka bisa menulis kapan saja.
Dan tak ada yang bisa mencegah teknologi. Sekali ia diciptakan, ia akan disempurnakan dari waktu ke waktu. Kemampuannya akan ditingkatkan sampai batas yang kita tidak tahu. Dan tak ada pula yang bisa mencegah orang menggunakannya—dalam cara yang baik maupun buruk.
Namun, saya yakin bahwa setiap kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi selalu membawa risiko. Ketika kita terlalu sering menggunakan ChatGPT, tanpa disadari kita bisa kehilangan suara penulis kita sendiri yang membuat tulisan kita berbeda. Mesin ini bisa merangkai kata, tetapi ia tak punya perasaan. Ia mungkin bisa meniru emosi, tapi ia tak pernah mengalami momen-momen emosional yang membentuk cara kita berpikir, cara kita memaknai dunia, cara kita merasakan situasi.
Jadi, tantangan terberat bagi penulis di era ChatGPT adalah menjaga suara pribadi. Itu sebabnya anda justru harus semakin serius belajar menulis, memahami aspek-aspek detail tentang penulisan, tahu seperti apa tulisan yang bagus dan yang buruk, dan tahu apa saja yang menyebabkan tulisan itu bagus atau buruk.
Dengan Anda menguasai kecakapan menulis, ChatGPT bisa menjadi alat bantu yang betul-betul membantu anda. Anda bisa menjadikannya tempat bertanya—ia gudang raksasa yang menyimpan banyak sekali informasi. Anda bisa menjadikannya mentor pribadi, dan saya melakukannya: Saya menjadikannya mentor untuk belajar bahasa dan ia mentor yang sabar.
Di masa lalu, Anda tidak mungkin mendapatkan guru privat, yang memiliki informasi tentang apa saja, dengan harga yang begitu murah. Anda harus kaya raya untuk mendapatkan guru privat yang bisa meladeni anda 24 jam sehari.
Untuk keperluan tulis-menulis, saya lebih suka jika anda tetap sudi berlatih menulis secara manual, seperti seorang atlet melatih otot-ototnya setiap hari. Anda bisa memulainya dengan 10-15 menit sehari. Itu cukup untuk membangun kebiasaan, dan anda perlu membangun kebiasaan dengan melakukan hal-hal ringan yang bisa anda lakukan setiap hari.
Dengan tetap berlatih menulis tanpa bantuan ChatGPT, kita mempertahankan kemampuan berpikir kita, kita menjaga otak kita tetap aktif dan berfungsi dengan baik.
Proses menulis melibatkan tindakan-tindakan berpikir kritis, merangkai ide, mengingat, berlogika, menyusun argumen, dan semua itu kita perlukan untuk meningkatkan keterampilan kognitif kita. Berlatih menulis secara manual juga melatih kemampuan kita untuk mengorganisir pikiran, memahami informasi, menyampaikan ide secara jelas, dan menyajikannya secara elegan.
Dengan kata lain, kita menjaga otak tetap terlatih untuk berkonsentrasi, tetap kreatif, dan mampu memecahkan masalah. Saran saya, jangan memperlakukan ChatGPT sebagai budak. Sekali Anda melakukannya, anda akan bergantung kepadanya sepanjang waktu. Dan otak anda melemah.
Tentu saya senang juga dengan kemunculan ChatGPT, ia mempermudah urusan dalam beberapa hal, sebab ia menguasai banyak informasi, dan saya lebih suka menjadikannya guru privat saya.[]