Begini Cara Hendri Septa Menurunkan Jumlah Balita Gizi Buruk di Kota Padang

Rabu, 07/08/2024 12:36 WIB
Hendri Septa Wali Kota Padang (2021-2024) menyuapkan makanan bergisi kepada balita yang merupakan upaya percepatan penurunan jumlah pengidap gizi buruk (stunting).

Hendri Septa Wali Kota Padang (2021-2024) menyuapkan makanan bergisi kepada balita yang merupakan upaya percepatan penurunan jumlah pengidap gizi buruk (stunting).

 

Padang, sumbarsatu.com—Pemerintah Kota Padang semasa Hendri Septa Wali Kota Padang (2021-2024) memprioritaskan percepatan penurunan jumlah pengidap gizi buruk (stunting) bagi bayi di bawah lima tahun.

Selain upaya penurunan, juga dioptimalkan pencegahan dan penanganan bagi keluarga yang terverifikasi dan terindentifikasi alami stunting

Ada 13 langkah konkret berupa program kerja yang sudah direalisasikan untuk mengatasi dan mengurangi dan mencegaj balita mengidap gizi buruk, dan semua berjalan sesuai yang ditargetkan.

Menurut Hendri Septa, Pemerintah Kota Padang menargetkan angka prevalensi jumlah anak stunting di bawah 14 persen pada akhir 2024 ini. Target ini merupakan amanat dari RPJMD Kota Padang 2019-2024 yang disusun bersama Mahyeldi.

Target ini berdasarkan dari capaian tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2019, angka stunting di Kota Padang 20,92 persen dan turun menjadi 18,09 persen pada 2020. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, angka stunting Kota Padang 19,5 persen. Persentase ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya pada 2021 yang berkisar pada angka 18,9 persen. Kenaikan jumlah stunting sebesar 1,4 persen ini disebabkan pelbagai faktor, antara lain dampak pandemi Covid-19.

“Pada pada 2023 angka stunting dapat turun paling tidak lebih dua persen dari 19,5 persen. Saat ini di Kota Padang sebanyak 2.563 orang anak mengidap stunting. Untuk itu, tahun ini Pemerintah Kota Padang menargetkan dua setengah persen atau 600 anak dari angka tersebut bisa sembuh pada tahun 2023 ini,” kata Hendri Septa, awal memasuki tahun 2023 lalu. 

Dikatakannya, upaya dan langkah-langkah konkret yang dilakukan Pemerintah Kota Padang agar bisa menurunkan jumlah anak-anak yang mengidap gizi buruk ini, difokuskan pada kerja kolaborasi antar-OPD dan semua elemen masyarakat.

“Penanganannya harus dilakukan dari hulu dengan melibatkan seluruh komponen dan mencakup semua aspek dan elemen. Masalah stunting masalah kita bersamam,” jelasnya.  

Untuk mencapai penurunan jumlah angka stunting itu, Wali Kota Padang Hendri Septa bersama jajarannya membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang tersebar pada 11 kecamatan dan 104 kelurahan didukung oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK).

Tim ini telah bekerja dan mendorong terbangunnya pos gizi Kampung KB di setiap kelurahan.

Tim Pendamping Keluarga (TPK) berjumlah 489 yang diaga pada 104 kelurahan serta 1.467 kader se-Kota Padang. TPK melakukan penyuluhan, memfasilitasi pelayanan rujukan dan memfasilitasi pemberian bantuan sosial serta melakukan surveilans kepada sasaran keluarga berisiko stunting.

TPK juga dibantu oleh pihak lain, seperti dari Tim Penggerak PKK, Puskesmas, Posyandu, dan juga pihak nonpemerintah. Agar upaya penurunan angka stunting mencapai target dan sasarannya, dengan kerja kolaborasi antar-OPD di lingkungan Pemerintah Kota Padang, yang tentu saja, diawasi dengan ketat oleh Wali Kota Padang Hendri Septa.

Ada 9 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang bertanggung jawab langsung dalam kegiatan percepatan penurunan jumlah anak-anak yang mengidap stunting di Kota Padang, yaitu Disdukcapil, Dinas Sosial, Dinas Perikanan dan Pangan, DP3AP2KB, Disperkim, Dinkes, Diskominfo, Dinas Perdagangan, dan Disdikbud.

Telurkan Gerakan 1.000 Telur dan BAAS

Salah satu upaya menanggulangi anak-anak mengidap pengkerdilan akibat gizi buruk, Wali Kota Padang Hendri Septa meluncurkan “Gerakan 1.000 Telur untuk Anak Stunting dan Ibu Hamil” pada Rabu 22 Februari 2023.  

Gerakan ini memberikan edukasi kepada keluarga yang terverifikasi berpotensi alami stunting dan juga ibu hamil tentang kebutuhan gizi bagi anak-anaknya.

Pemerintah Kota Padang juga mengajak pelbagai pihak berkolaborasi menangani masalah gizi buruk ini antara lain dengan Perguruan Tinggi, ikatan-ikatan dokter, BUMN, Baznas Kota Padang dan lainnya.

Baznas Kota Padang atas dorongan Hendri Serpta meluncurkan program “Bapak Asuh Anak Stunting” (BAAS) yang menyasar anak-anak penderita stunting atau yang mempunyai masalah dalam tumbuh kembang anak di Kota Padang.

Baznas Kota Padang dengan BAAS  pada awal tahun 2023 sudah menyalurkan bantuan kepada penerima manfaat sebanyak 50 orang anak yang menderita stunting dari 8 kecamatan dan 16 kelurahan di Kota Padang. Masing-masing anak dialokasi bantuan Rp15 ribu per hari selama enam bulan dengan total dana keseluruhan sebanyak Rp138 juta.

“Upaya percepatan penurunan jumlah yang mengidap gizi buruk merupakan salah satu program nasional yang menjadi komitmen Pemerintah Kota Padang mengacu amanat Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting,” tambah Hendri Septa.

Inilah  13 program kerja percepatan penuturunan angka stunting yang dilakukan Hendri Septa semasa Wali Kota Padang:

 

  1. Menyediakan permakanan
  2. Fasilitisasi bantuan sosial kesejahteraaan keluarga
  3. Penyediaan data dan informasi usaha pemasaran dan pengolahan hasil perikanan dalam satu daerah kabupaten dan kota
  4. Penyediaan data dan informasi keluarga
  5. Pengendalian program KKBPK
  6. Penyediaan biaya operasional bagi pengelola dan pelaksana kader ketahanan dan kesejahteraan keluarga (BKB, BKR, PPKS, PIK-R, dan pemberdayaan ekonomi keluarga (UPPKS)
  7. Pencatatan, penatausahaan, dan penerbitan dokumen atas pendaftaran penduduk
  8. Pencatatan, penatausahaan, dan penerbitan dokumen atas pelaporan peristia penting
  9. Program kawasan pemukiman, peningkatan kawasan permukiman kumuh dengan luas di bawah 10 hektare, dan pelaksanaan pembangunan pemugaran atau peremajaan pemukiman kumuh
  10. Program pemenuhan upaya kesehatan perseorangan dan kesehatan masyarakat, dan penyediaan layanan kesehatan untuk UKM dan UKP rujukan tingkat daerah kabupaten-kota, juga pengelolaan pelayanan kesehatan gizi masyarakat
  11. Penyediaan pengadaaan sarana dan prasarana pendukung informasi dan komunikasi publik pemerintah kabupaten-kota
  12. Pengadaan ketersediaan barang kebutuhan pokok dan barang penting di tingkat agen dan pasar rakyat
  13. Pelatihan tenaga pendidik PAUD dalam pengasuhan stimulasi penanganan stunting, workshop parenting pembinaan UKS.

SSC/*

Iklan

BACA JUGA