
-Ribuan amplop yang berisi undangan dibagi-bagikan kepada masyarakat, terutama daerah pemilihan Padang Pariaman-Pariaman, untuk dat1ang ke TPS pada 14 Februari 2024 dan memilih Sukri Umar dan AMIN
Padang, sumbarsatu.com— Sukri Umar, SPt, MSi Datuak Pado Basa jelang hari Pemilu 14 Februari 2024 semakin intensif berINFORMAsosialisasi, menyerap aspirasi masyarakat di daerah pemilihannya. Ia tidak menebar janji dan umbuak-umbuak kepada masyarakat tapi lebih memokuskan perhatian mendengar dan menampung aspirasi, keluh-kesah dan persoalan-persoalan yang tengah dihadapi masyarakat. Ia pun menebar ribuan amplop di dapilnya.
Calon anggota legislatif untuk DPRD Sumatera Barat dari Partai NasDem daerah pemilihan (dapil) Padang Pariaman-Kota Pariaman dengan nomor urut 2 mengaku, risii dengan tabiat politisi karbitan tanpa pengalaman dan lalu tebar-tebar janji dan amplop kepad masyarakat. Mirisnya lagi, mereka ini nir-informatif.
Sukri yang menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Peternakan Unand dan S2 di Politinirk Lokal Kebijakan Publik Pascasarjana Unand, menemukan realitas di lapangan bahwa masyarakat makin cerdas dengan politik, dan sudah muak dengan janji-janji, umbuak-umbuak dengan uang yang tak pernah terbukti.
“Dulu mungkin masyarakat tak peduli siapa calegnya, sebagian mereka terperdaya dengan “serangan fajar” dan amplop berisi uang. Ternyata serangan itu membawa petaka lima tahun karena nyaris yang menebar uang tersebut tak kunjung hadir ke tengah masyarakat. Dan gombal,” kata Sukri Umar saat bincang-bincang dengan sumbarsatu, Senin, 5 Februari 2024.
Melihat dan membaca fenomena yang tidak enak dan negatif ini, anggota Dewan Pendidikan Sumbar periode 2019-2023 optimistis para caleg pokok murah (CPM) atau CPM sebagian, akan diterima dan dipilih masyarakat saat Pemilu 14 Februari nanti.
“Kita CPM ini tidak usah cemas dan khawatir. Kita punya rekam jejak di tengah masyarakat dengan nilai-nilai positif, sudah melekat dalam ingatan publik. Dan itu modal sosial yang nilainya lebih luas dan besar dari uang berisi amplop. Turun ke lapangan dan mendengarkan apa yang disampaikan Masyarakat serta tak berjanji-janji yang tak masuk akal, jadi kunci kepercayaan rakyat dan mau memberikan amanahnya kepada kita sebagai wakilnya,” jelas Sukri Umar yang juga aktif sebagai Ketua LPM Lubuk Alung dan pengurus PKDP ini.
Terkait dengan istilah CPM, ia menceritakan salah seorang rekannya, Adrian Tuswandi, yang juga caleg dengan Dapil yang sama dan partai berbeda menyebut ada sebagian caleg yang berlabel CPM (caleg pokok murah). Adrian yang juga jurnalis ini mengaku dirinya masuk ranah CPM ini. “Saya diajak Adrian yang popular dipanggil Toaik ini masuk dalam kelompok tersebut, tapi saya tolak sebagian,” ujar Sukri Umar sembari tertawa.
Sukri dan Adrian memang berlatar belakang sama sebagai jurnalis yang sudah puluhan tahun aral melintang di dunia jurnalistik. Jika Sukri maju dengan Partai NasDem, Adrian berlayar dengan Partai Ummat dalam dapil yang sama. Dua partai ini satu haluan mengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandari (AMIN) sebagai capres-cawapres.
Disinggung tentang strategi menjelang hari H dan kekhawatiran dengan “serangan fajar”, sosok yang pernah menempati sejumlah posisi strategis di Padang Ekspres Grup ini justru juga memanfaatkan penebaran dan bagi-bagi amplop kepada maayarakat, terutama di dapilnya. Ia mengaku sudah menyiapkan ribuan amplop ke tengah masyarakat.
“Baru kali ini saya ungkap. Saya sudah siapkan ribuan amplop yang isinya mengundang pemilih untuk hadir di TPS pada 14 Februari memberikan suaranya kepada Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1 dan Caleg DPRD Provinsi Sumbar Dapil Padang Pariaman Kota Pariaman, kepada Sukri Umar dari Partai NasDem dengan nomor urut 2,” urainya sembari.
Sebagai caleg berlatar jurnalis, suami Dr Silfia ini merasa risih dengan kapasitas beberapa caleg yang masih belum layak jadi politisi. Sukri menyebut, ada yang menyebarkan amplop amplopnya yang pernah dikirim ke beberapa grup WA, lalu oleh salah seorang caleg langsung diposting di akun medsosnya dengan kalimat kira-kira seperti berikut. “Jika menerima amplop seperti ini, ambil saja tetapi jangan pilih calegnya.”
“Karena rendahnya pengalaman wawasannya caleg yang yang bersangkutan itu, tanpa cek ia lalu memberi tafsir bahwa dalam amplop itu uang. Ini mungkin yang bersangkutan telah terbiasa dengan amplop yang berisi uang. Padahal isi amplop itu undangan agar datang ke TPS beramai-ramai,” terang mantan Pemred Padang Ekspres yang kini mendapat cuti sebagai direksi di Harian Umum Rakyat Sumbar. Sukri mengatakan, caleg-caleg rendah antene ini cukup banyak muncul tapi mungkin cuma untuk peramai saja.
Menurut pengurus APINDO Sumbar dan pengurus inti Ikatan Alumni Mahasiswa Peternakan Unand tersebut, ternyata masih ada caleg-caleg yang dangkal penggalian informasinya. Tentu itu berbahaya jika ia duduk dan masuk dalam ranah pengambil kebijakan. Tanpa criss check, dan triple check langsung melahap informasi yang ada.
“Dinamika politik dan pengalaman di lapangan insyaallah memperkuat diri untuk memperdalam karakter manusia, memperdalam kondisi sosial masyarakat sekaligus memahami perangai para caleg-caleg,” terang mantan Ketua Umum OSIS SMALA ini.
“Kita harapkan Pemilu 2024 ini khusus untuk DPRD Provinsi Sumatera Barat terpilih caleg- caleg yang memiliki kapasitas dan karakter yang baik, serta berkualitas. Pemilih cerdas dan hadir memberikan suara, akan menjadi kunci,” tegas Sukri Umar. SSC