
-
Padang, sumbarsatu.com– Komunitas Seni Nan Tumpah (KSNT) menghadirkan karya pertunjukan seni terbaru bertajuk Indomiii Rasa Rendang/Sambil Menyelam Minum Plastik sebagai salah satu karya pembuka di Pekan Nan Tumpah 2025, Minggu (24/8/2025) di Fabriek Padang.
Karya ini ditulis dan disutradarai oleh Mahatma Muhammad, dengan kolaborasi kreatif bersama Deslenda (penata gerak), Tenku Raja (penata musik), Nanda Pradinhe (penata kostum), dan Karta Kusumah (penata cahaya).
Pertunjukan ini dimainkan oleh performer KSNT: Desi Fitriana, Yunisa Dwiranda, Hilda Ismia Putri, Ivan Harley, Desvy Sagita, dan Deslenda. Selain itu, turut didukung generasi muda Kelas Nan Tumpah (Kelana) Akhir Pekan: Cadhla Tri Gunawan, Robi Al Fadriansyah, Daffa Al Zikra, dan M. Fakur Rizky.
Menyoal Makanan, Tanah, dan Ingatan
Pertunjukan ini memadatkan elegi agraria, satir pangan, dan absurditas visual untuk mengupas bagaimana kebijakan publik menutupi krisis pangan dengan bungkus kemakmuran.
Judulnya meminjam bahasa iklan, rasa instan, serta peribahasa yang dipelintir untuk menohok ironi ketika identitas kuliner dan tanah leluhur direduksi menjadi varian rasa dalam kemasan.
Dari dapur tradisi yang dihancurkan budaya instan, tanah dan air yang dijadikan komoditas, hingga orasi satiris yang memuja “kemajuan” sembari menyingkap industri dan negara yang menjual polusi sebagai solusi.
Pertunjukan ini menabrakkan bahasa propaganda, tubuh warga, dan residu plastik yang meresap ke tanah, laut, dan perut. Pada akhirnya, kenyang dan sehat hanyalah retorika citra; warisan sejatinya adalah pencemaran yang tak pernah terurai.
Sutradara Mahatma Muhammad menjelaskan, makanan adalah politik paling nyata. "Apa yang kita telan, siapa yang memberi makan, dari mana asalnya, itu semua menentukan siapa kita. Makan bisa jadi cinta, bisa jadi propaganda, bisa juga jadi alat kontrol. Ironi inilah yang saya mainkan di panggung."
Dramaturgi pertunjukan berpijak pada perpaduan humor gelap, absurditas, dan simbol-simbol budaya populer. Makanan instan, plastik, hingga tubuh zombie hadir sebagai perangkat untuk menohok.
Selain politik pangan, karya ini juga menyinggung krisis ekologi: plastik sekali pakai yang mencemari laut, hingga relasi manusia dengan tanah yang kian terputus.
Pangan menjadi pintu masuk untuk membaca persoalan lebih luas: siapa yang memegang kendali atas tubuh kita, tanah kita, dan masa depan generasi berikutnya.
Rangkaian Pembuka PNT 2025
Pertunjukan *“Indomiii Rasa Rendang / Sambil Menyelam Minum Plastik”* hadir selaras dengan tema besar Pekan Nan Tumpah 2025: Seni Murni Seni Terapan Seni Terserah. Tema ini membuka ruang bagi seniman untuk bermain bebas, bereksperimen lintas disiplin, sekaligus merayakan kebebasan interpretasi.
Hari ini rangkaian kegiatan dimulai dengan diskusi buku dan pelatihan menulis bersama Ikhwanul Arif dan Irmansyah pukul 10.00 WIB, bersamaan dengan pelatihan graffiti dan mural bersama Zenith Graff. Pukul 17.00 WIB akan digelar pertunjukan Tarian Altraktif oleh Aliansi Sanggar Seni Sintoga.
Pembukaan resmi Pekan Nan Tumpah berlangsung pukul 19.30 WIB, dilanjutkan pertunjukan Kiraiku Nan Jombang pada pukul 20.30 WIB. Usai itu, Siska Aprisia akan menampilkan karyanya Lidah yang Tersangkut di Kerongkongan Ibu. Pertunjukan kemudian berlanjut dengan karya KSNT sebelum ditutup dengan pembukaan pameran seni.
Festival ini berlangsung pada 24–30 Agustus 2025 di Fabriek Padang, Tabing, Kota Padang, Sumatera Barat. Informasi lebih lanjut mengenai jadwal dan tiket dapat diakses melalui situs resmi [pekannantumpah.com](http://pekannantumpah.com) dan akun Instagram **@PekanNanTumpah. ssc/ivan