Pendeta Shephard Supit: Doa Anies Representasi Sikap Rendah Hati dan Mengayomi

--

Selasa, 18/07/2023 07:57 WIB
Ketua Umum Lembaga Paskah Nasional Pendeta Shephard Supit saat ditemui di saat ditemui di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Minggu, 16 Juli 2023. (Foto: KBA News)

Ketua Umum Lembaga Paskah Nasional Pendeta Shephard Supit saat ditemui di saat ditemui di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Minggu, 16 Juli 2023. (Foto: KBA News)

Jakarta, sumbarsatu.com--Doa dan orasi bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan di dalam agenda Apel Siaga Perubahan Partai NasDem di GBK, Jakarta Pusat, Minggu, 16 Juli 2023 mengundang atensi banyak pihak.

Salah satunya res;pons dari Ketua Umum Lembaga Paskah Nasional Pendeta Shephard Supit. Ia menilai doa yang disampaikan Anies menggambarkan sifat pemimpin yang mengayomi semua orang.

 “Itu suatu doa yang sifatnya menyeluruh, paripurna, dan sangat detail. Melambangkan sifat seorang pemimpin yang mau mengayomi semua baik dari sisi suku maupun dari sektor-sektor yang ada di Indonesia,” kata Pendeta Shephard Supit seperti dilansir KBA News saat ditemui di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Minggu, 16 Juli 2023.

Menurut Supit yang juga hadir dalam acara Apel Siaga Perubahan Partai NasDem, doa Anies merupakan suatu kepedulian yang luar biasa dari seorang pemimpin.

Dikatakannya, meski mantan Gubernur DKI Jakarta itu memiliki kecerdasan yang luar biasa, berpidato dalam bentuk doa itu sebenarnya menunjukkan Anies memiliki keterbatasan, ada kuasa yang melebihi dan mampu untuk membuka jalan pada setiap masalah yang dihadapi.

“Kita tahu bahwa Pak Anies itu dari sisi kecerdasannya luar biasa, religiusnya luar biasa tapi dengan kondisi yang boleh di atas rata-rata, dengan dia berpidato dalam bentuk doa itu sebenarnya menunjukkan bahwa dia pun terbatas bahwa ada kuasa yang melebihi yang mampu untuk membuka jalan pada setiap masalah yang dihadapi,” ujar Supit.

“Doa itu merupakan manifestasi bahwa kita butuh Tuhan, jadi kita tidak mau merasa hebat karena kita masih butuh Tuhan untuk menyelesaikan hal-hal yang kadang kala di luar kemampuan manusia. Dia menunjukkan sikap rendah hatinya,” sambungnya.

Mantan Ketua Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia di wilayah (PGIW) DKI Jakarta itu menambahkan, doa yang disampaikan Anies merupakan bentuk keprihatinan di Indonesia.

Menurutnya, masih banyak sekali sektor yang masih perlu perhatian khusus dari pemerintah saat ini.

“Yang dia sebutkan dalam doa itu bahwa ada yang sudah terselesaikan masih juga perlu pembenahan, bahkan masih ada yang perlu penanganan lebih khusus lagi tentang kondisi-kondisi yang beliau doakan tadi,” tuturnya.

Doa Anies adalah kekuatan yang didasari oleh kerendahan hati, sikap hati yang berserah.

“Itu merupakan suatu kesadaran bahwa dia mau menyelesaikan tapi dia butuh Tuhan untuk ikut campur tangan dalam kondisi-kondisi yang ada di Indonesia,” pungkas Supit. 

Doa, ujarnya lagi, bisa menjadi kekuatan kita dalam menghadapi masalah. Doa pulalah, kata dia, yang memberikan kita kemampuan untuk melewati masalah dan memberikan kebahagiaan.

“Doa menyatakan bahwa, masalah ada tapi bersama kekuatan Allah, maka masalah itu dapat kita lewati dan kebahagian siap dijemput dengan doa,” pungkas Pendeta Supit. SSC/KBANews

 



BACA JUGA