Wali Kota Pariaman Genius Umar
OLEH Wiztian Yoetri (Wartawan Senior)
Empat tahun lebih program Satu Keluarga Satu Sarjana (SagaSaja) berjalan di Kota Pariaman, telah menginspirasi banyak kabupaten dan kota di Tanah Air. Setidaknya, dapat dicermati banyaknya daerah yang melakukan studi tiru ke Pariaman. Selain permintaan pembicara dalam berbagai seminar yang dilakoni Wali Kota Genius Umar.
Pekan lalu, dalam berbagai kesempatan, kembali Genius memperlihatkan perhatian kesungguhannya terhadap dunia pendidikan. Genius prihatin terhadap kasus 5.00 mahasiswa Unand yang terancam diberhentikan.
"Bila ada mahasiswa terancam berhenti itu, asal Kota Pariaman, segera lapor ke Dinas Pendidikan Kota Pariaman, saya akan bantu karena kita punya program Sagasaja untuk menyelamatkannya," ujar Genius Umar.
Mengutip filosofi sosiologi, doktor alumnus IPB Bogor itu menekankan, bahwa generasi masa depan jangan sampai terjebak lingkaran setan kemiskinan.
"Mereka miskin karena tidak berpendidikan dan mereka tidak berpendidikan karena miskin. Masalahnya berputar-putar dalam lingkaran itu saja," ulas Genius.
Wali Kota yang energik ini, tidak ingin terjadi anak bangsa di Sumatera Barat umumnya, dan Kota Pariaman khususnya karena ketidakmampuan secara keuangan tidak bersekolah atau sampai berhenti berkuliah.
Itulah, semangat dari gerakkan Satukeluarga Satusarjana yang menjadi salah satu icon kota Pariaman. Dan semangat itu menjadi inspirasi Genius dalam membangun kecerdasan di Kota Pariaman.
Semangat Sagasaja ini, ditandai dengan gong kerja sama yang dilakukan Pemerintah Kota Pariaman dengan sejumlah perguruan tinggi, baik yang ada di Sumbar, seperti Politeknik Negeri Padang, Unand, ATI Padang, Poltekpel Sumbar, dan untuk luar sumbar seperti, Vokasi UI, Vokasi IPB, Telkom University dan BTP Batam.
Di perguruan tinggi bergengsi inilah tersebar anak-anak dari Kota Pariaman menuntut ilmu sejak empat tahun lalu. Mereka dibiayai sepenuhnya pemerintah Kota Pariaman, Baznas, CSR berbagai lembaga dan dukungan perantau.
Ada tupoksi dalam seleksi yang harus dilewati, terutama terhadap anak-anak berprestasi tapi orangtuanya memiliki kemampuan keuangan terbatas.
Inilah langkah-langkah konkret yang dilakukan Genius yang berpasangan dengan Wakil Wali Kota Mardison Mahyudin. Langkah ini, sekaligus
guna mewujudkan Pariaman berkemakmuran. Dan, program Sagasaja itu sendiri telah meluluskan 33 orang sarjana.
Investasi di bidang sumber daya manusia memang tidak segera terasa namun akan terbukti beberapa tahun kemudian. Kata Aristoteles, pendidikan itu berakar pahit namun berbuah manis. Orang berpendidikan akan mudah menata kehidupan.
Imam Syafi'i menyatakan, jika engkau tak mau merasakan pahitnya menuntut ilmu maka jangan tangisi perihnya kebodohan.
Agaknya inilah yang menjadi inspirasi Wali Kota Genius. Sangat menyadari agar jangan meninggalkan generasi yang lemah demi Kota Pariaman di masa depan.
Semoga program ini berbuah manis membawa laju Kota Pariaman Cerdas.