Dari Jiande ke Florence: Lokakarya Tembaga Tiongkok Menyihir Dunia

Kamis, 12/06/2025 13:22 WIB

Italia, sumbarsatu.com-- Di tengah sorotan lampu pameran internasional dan riuh tepuk tangan para pengunjung dari berbagai penjuru dunia, nama Tongshifu bergema dari lantai Pameran Kerajinan Tangan Internasional Florence ke-89.

Perusahaan asal Kota Jiande, Provinsi Zhejiang, Tiongkok Timur itu berhasil menarik perhatian dunia dengan menampilkan karya seni tembaga yang bukan hanya mengagumkan secara visual, tetapi juga sarat nilai budaya dan sejarah.

Diselenggarakan pada 25 April hingga 1 Mei 2025, pameran yang menjadi ajang prestisius kerajinan global itu diikuti oleh lebih dari 530 peserta dari berbagai negara. Namun, kehadiran Tongshifu menjadi salah satu sorotan utama, membuktikan bahwa teknik tradisional yang diwariskan lintas generasi tetap relevan dan menawan ketika dikembangkan dengan sentuhan inovasi kontemporer.

Estetika Tinggi dan Warisan Budaya

Stan Tongshifu memamerkan beragam karya yang dibuat dengan teknik pengecoran lilin hilang (lost-wax casting), sebuah metode kuno yang dikenal karena detail presisi dan kompleksitasnya. Salah satu karya yang mencuri perhatian adalah patung Guan Gong, sosok legendaris dari sejarah Tiongkok yang melambangkan kesetiaan dan keberanian. Selain itu, terdapat labu tembaga berukir halus, tasbih tembaga, hingga pelat dekoratif penuh simbolisme klasik Tiongkok.

Namun yang paling menyedot perhatian pengunjung adalah patung Bumblebee dari serial film Transformers. Kolaborasi unik antara Tongshifu dan IP internasional ini menampilkan karakter robot dalam bentuk tembaga berwarna cemerlang, dikerjakan dengan teknik pewarnaan suhu tinggi untuk menghasilkan tekstur logam realistis dan postur heroik yang khas. Karya ini memperlihatkan bagaimana seni tradisional Tiongkok bisa menyatu harmonis dengan budaya pop global—tanpa kehilangan identitasnya. 

Didirikan pada tahun 2014, Tongshifu memulai perjalanannya sebagai bengkel kecil di Jiande. Pada masa awal, perusahaan ini menghadapi banyak tantangan, terutama dalam hal permodalan dan pemasaran. Namun, menyadari potensi besar dari warisan budaya yang dimiliki, Pemerintah Kota Jiande tidak tinggal diam. Melalui program dukungan UMKM dan pelestarian budaya, pemerintah menyalurkan lebih dari 4 juta yuan dalam bentuk bantuan khusus bagi Tongshifu.

Langkah strategis ini menjadi titik balik bagi perusahaan. Pada tahun 2020, pemerintah setempat mengunjungi langsung lokakarya Tongshifu untuk mendalami teknik pengecoran lilin hilang yang mereka gunakan. Setelah melalui kurasi budaya, teknik tersebut diakui sebagai warisan budaya takbenda tingkat kota. Pengakuan ini terus berkembang hingga tahun 2024, ketika lokakarya warisan pengecoran lilin hilang Tongshifu ditetapkan sebagai proyek tingkat provinsi di Zhejiang.

Tak hanya itu, Jiande juga aktif menggagas kompetisi desain budaya dan kreatif sejak 2021. Kompetisi ini mendorong para perajin dan perusahaan lokal seperti Tongshifu untuk memadukan teknik tradisional dengan desain modern, menjawab kebutuhan pasar global yang semakin dinamis.

Kolaborasi Lokal, Reputasi Global

Salah satu kolaborasi kreatif yang menonjol adalah pengembangan lukisan relief tembaga Stasiun Tenaga Air Xin’anjiang—ikon sejarah energi Tiongkok yang juga berlokasi di Jiande. Melalui kerja sama ini, Tongshifu tidak hanya menghasilkan karya bernilai seni tinggi, tetapi juga menyampaikan narasi sejarah dan kebanggaan lokal melalui medium tembaga.

Kini, Tongshifu telah menjadi merek nasional yang dikenal luas di dalam dan luar negeri. Dengan penjualan tahunan mencapai ratusan juta yuan dan lebih dari 5 juta penggemar di berbagai platform, perusahaan ini menjadi bukti nyata bagaimana warisan budaya dapat menjadi motor ekonomi kreatif jika dikelola dengan visi yang tepat.

Teknik pengecoran lilin hilang yang digunakan oleh Tongshifu menuntut ketelitian ekstrem. Setiap karya memerlukan cetakan lilin khusus yang hanya bisa digunakan sekali. Proses pembuatannya pun tidak bisa tergesa-gesa—membutuhkan waktu 30 hingga 45 hari untuk satu buah karya. Inilah sebabnya, kualitas dan nilai seni dari setiap produk Tongshifu tak ternilai, sekaligus membedakannya dari produksi massal biasa.

Perjalanan Tongshifu dari sebuah lokakarya kecil hingga tampil di panggung internasional adalah refleksi dari ekosistem yang mendukung: kolaborasi erat antara kreativitas seniman, perhatian pemerintah, serta semangat melestarikan budaya.

Kesuksesan di Florence bukanlah akhir, tetapi awal dari langkah yang lebih besar. Jiande kini memperkuat posisinya sebagai kota budaya kreatif, dengan Tongshifu sebagai duta unggulan. Upaya ini memperlihatkan bahwa ketika budaya diperlakukan sebagai kekuatan ekonomi dan identitas, maka inovasi dan penghargaan global akan datang dengan sendirinya.

Melalui seni tembaga, Tongshifu tidak hanya menghidupkan kembali teknik tradisional, tetapi juga memperlihatkan bahwa warisan budaya bukanlah kenangan masa lalu, melainkan fondasi masa depan yang gemilang. ssc/rel



BACA JUGA