Pancasila Itu Rahimnya di Minangkabau

SEMINAR NASIONAL KEBANGSAAN UMAT ISLAM

Jum'at, 27/01/2023 21:03 WIB
Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo

Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo

Padang, sumbarsatu.com—Jauh sebelum Pancasila dirumuskan sebagai dasar dan sumber segala sumber hukum Negara Republik Indonesia, masyarakat Minangkabau telah menjalankannya dalam kehidupan sehari-harinya.

Kandungan nilai-nilai dan norma-norma dalam lima sila itu, sudah ada sejak dulunya.Maka, jika ada yang mengatakan masyarakay Minangkabau—Sumatra Barat—tidak pancasilais itu sebuah kekeliruan paling fatal. Pancasila itu rahimnya di Minangkabau.

Hal itu dikatakan >Panglima Tentara Nasional Indonesia (2015–2017) Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dalam kapasitas sebagai pembicara utama dalam Seminar Nasional Kebangsaan Umat Islam yang mengangkat tema “Merekat Kebersamaan untuk Menghadapi Tantang Masa Depan,” Jumat (27/1/2023) di Padang

“Saya sangat respek dan banyak belajar dari Minangkabau ini. Saya mengapresiasi kekuatan adat dan budaya, serta agama Islam. Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah, yang dipatri di Bukik Marapalam dengan sebutan Sumpah Satie Bukit Marapalam,” kata Gatot Nurmantyo.

Dikatakannya, pandangan hidup ini telah mampu menjaga tatanan dan keberlangsungan hidup serta melindungi masyarakatnya sehingga tidak mudah untuk dimasuki pihak lain. Karena itu, wajar Minangkabau banyak melahirkan tokoh-tokoh bangsa yang hebat.

“Lima sila dalam Pancasila sudah kental dengan kehidupan masyarakat Minangkabau ini. Keadilan sosial tergambar jelas hadirnya lumbuang di setiap rumah gadang, harta pusaka tinggi untuk kesejahteraan kamanakan dan kaum. Pemeluk Islam yang kuat dan berjalan seiring dengan adatnya. Semua itu sangat pancasilais,” urai Gatot.

Ia meyakini, jika negara Indonesia ini dikelola dengan cara hidup orang Minangkabau, maka bangsa ini akan hebat dan kuat.  

"Bangsa Indonesia, terutama pemimpin atau yang akan jadi pemimpin harus belajar banyak dengan orang Minangkabau. Sejarah telah membuktikan besarnya kontribusi orang Minangkabau kepada bangsa ini,” jelas pria kelahiran13 Maret 1960  ini.

Bachtiar Chamsyah, Menteri Sosial periode 2001- 2009, menguraikan kondisi terkini bangsa Indonesia pascareformasi 1998. 24 tahun lalu, salah satu tuntutan reformasi adalah memberantas habis-habisan korupsi, kolusi, dan nepotisme atau KKN.

“Tapi kenyataan hari ini, KKN sudah sangat mengakar dan menggurita. Ini sangat memiriskan. Tuntutan reformasi yang dicapai dengan berdarah-darah dan korban nyawa, ternyata gagal total melihat kondisi sekarang. Belum lagi soal utang bangsa  ini yang kian menumpuk membesar,” jelas Bachtiar Chamsyah, yang juga putra Bayua Maninjau, Agam, ini.

Seminar Nasional Kebangsaan Umat Islam yang digelae selama 2 hari ini dibuka Wakil Gubernur Sumatra Barat Audy Joinaldy.  

Terlihat hadir Ketua Umum MUI Sumbar Buya Gusrizal Gazahar, mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu, akademisi Chusnul Mar'iyah dan Syahgdan Nainggolan, Wasekjen MUI Ahmad Fahrur Rozi, Ketua Umum LKAAM Sumbar Fauzi Bahar, para ninik mamak, mahasiswa, ulama, dan tokoh-tokoh dari Riau, Bengkulu, dan Jambi.

"Kehadiran pelbagai kalangan dan tokoh, menunjukkan kita mau bersama, lintas ormas, lintas tokoh terlihat hadir," ujar Solsafar.

Ia juga mengatakan, Sabtu (28/1/2023) akan digelar Tabligh Akbar di Masjid Al Hakim Padang. SSC/MN

 



BACA JUGA