Piaman, sumbarsatu.com—Adalah Ali Sukri, seorang penari dan koreografer serta dosen di Fakultas Seni Pertunjukan Program Studi Tari Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang pada Jumat 20 Januari 2023, akan mementaskan hasil pencptaan karya tarinya di depan 9 orang penguji. Judul karya seni tari ciptaannya ialah “Silek Sitaralak”.
Karya cipta tari kontemporer “Silek Sitaralak” ini merupakan syarat meraih gelar doktor di Jurusan Peciptaan dan Pengkajian Seni Tari di Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta.
Silek sitaralak salah satu dari puluhan aliran silek tradisi Minangkabau yang menjadi inspirasi kreatif penciptaan karya seni tari kontemporer yang ia kerjakan secara akademik lebih kurang 2 tahun.
Dalam proses ujian doktoral ini, sosok yang akrab disapa Sukri ini mempertunjukan “Silek Sitaralak” di dua titik lokasi dan waktu yang berbeda: Pertunjukan di Pantai Mangguang di Kota Pariaman dan di Rumah Orang Tua Ali Sukri di Korong Pinjauan, Nagari Pilubang, Sungai Limau, Padang Pariaman. Kedua pementasan ini digelar pada sore dan malam, Jumat 20 Januari 2023.
Sukri mengatakan, penciptaan karya tari “Silek Sitaralak” ini memperlihatkan kondisi silek tradisional di Pariaman yang sudah tergerus. Sama halnya dengan pantai yang tergerus air laut yang menyebabkan abrasi yang luar biasa.
“Maka penciptaan karya tari ini memiliki dua fokus, yaitu pelestarian silek dan kondisi alam kawasan pantai. Basis utama penciptaan tari ini adalah silek tradisi yang sudah mengakar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Minangkabau kendati kini sudah tergerus. Sama halnya dengan kondisi alam pesisir pantai di Piamanm,” kata Ali Sukri, saat bincang-bincang dengan sumbarsatu, Rabu (11/1/2023) di Padang.
Ia menjelaskan, dalam proses kreatif penciptaan karya tari kontemporer ini, dikontruksi dari reinterpretasi tradisi silek yang bersentuhan dengan alam pantai.
“Karya ini sebagai salah satu upaya pelestarian silek sitaralak, juga sekaligus kritik “pemerkosaan” terhadap kawasan pantai dengan sewenang-wenang tanpa mempertimbangkan kearifan lokal sosial,” urai pendiri Sukri Dance Theatre ini, sebuah komunitas tari kontemporer yang berbasis tradisi Minangkabau yang bermarkas di Padang Panjang ini.
Terkait dengan cipta karya tari “Silek Sitaralak”, yang risetnya sudah ia lakukan intensif dua tahun terakhir, dijelaskannya, proses penciptaan karya dilakukan dengan pendekatan tradisional Minangkabau, yaitu kiek kieh. Kiek adalah ‘cara’ atau ‘metode’, atau bisa juga disebut ‘kiat’, sedangkan kieh diartikan ‘kias’ atau ‘umpama’.
“Jadi ada dua bentuk dan lokasi pertunjukan. Karya yang ditampilkan di Pantai Mangguang propertinya menghadirkan kotak-kotak dan pohon-pohon pinus yang tumbuh di kawasan pantai itu. Lalu penari akan merespons suasana dengan langkah dan garak-garik silek serta komposisi bangunan tubuhnya. Sedangkan untuk lokasi di rumah gadang, menujukkan prosesi “menurunkan” atau mewariskan nan sabinjek filosofis silek kepada pelanjutnya atau generasi penerus. Mewariskan ini sebagai upaya menjaga dan merawat keberlajutan kehidupan silek terutama di Piaman,” jelas sosok kelahiran Pariaman ini.
Disertasi penciptaan karya seni tari kontemporer “Silek Sitaralak” akan dipertahakan di depan dewan penguji dari Institut Seni Indonesia Surakarta dan ISI Padang Panjang, yaitu Prof. Dr. Bambang Sunarto, S.Sen., M.Sn (Ketua), Dr. Dra. Sunarmi, M.Hum, Prof. Dr. Nanik Sri Prihatini, S.Kar., M.Si (Promotor), Dr. Dr. Eko Supriyanto, S.Sn., M.F.A (Ko Promotor I), Dr. Silvester Pamardi, S.Kar.,M.Hum (Ko Promotor II), Prof. Dr. Pande Mande Sukerta, S.Kar.,M.Si, Prof. Dr. Sri Rochana W, S.Kar.,M.Hum, Dr. Sahrul N, S.S., M.Si, dan Dr. Susas Rita Loravianti, S.Sn., M.Sn
Ali Sukri lahir di Pariaman, tanggal 28 Oktober 1978. Ia menekuni dunia tari secara akademik sejak di SMKI (SMK 7 Padang). Setamat SMKI dilanjutkan S1 di STSI Padang Panjang yang diselesaikan pada 2002. Lalu diteruskan S2 di ISI Surakarta selesai 2008, dan mahasiswa S3 Program Doktor di kampus yang sama.
Selama proses kreatifnya sebagai penari dan koreografer, Sukri sering melakukan kerja kolaborasi dengan disiplin ilmu lain seperti, seni tradisi Minangkabau, teater, seni rupa dan musik. Kerja kolaborasi ini mempertegas identitas karya ciptanya. Sukri aktif mengikuti berbagai iven dan festival senin baik skala lokal, nasional maupun Internasional. SSC/MN