
Jakarta, sumbarsatu.com—Keberadaan marketplace atau e-commerce memang sangat menguntungkan. Membuat proses belanja makin mudah, jangkauan lebih luas, pilihan barang beragam, sampai dengan proses pengadaan barang jumlah besar pun sangat gampang.
Bagi perusahaan besar, pebisnis pemula, seller, dan juga konsumen pun keberadaaan marketplace sama-sama memberikan banyak manfaat.
Beberapa tahun terakhir, tren pengadaan barang lewat marketplace yang dilakukan oleh pemerintah semakin meningkat. Baik itu pemerintah daerah atau pusat, sama-sama sudah merasakan kemudahan. Tak heran banyak sekali perusahaan swasta atau UKM yang juga mulai melirik e-commerce.
Sebagai informasi, e-commerce sendiri memiliki banyak jenis. Namun ada yang cocok untuk pengadaan barang jumlah banyak atau tidak. Berikut ini deretan jenis yang cocok untuk pengadaan barang jumlah besar.
- e-Commerce B2B
Pertama ada model Business to Business atau B2B yang termasuk salah satu jenis populer di Tanah Air. Transaksinya biasanya dari perusahaan ke badan usaha atau organisasi lainnya, bukan untuk konsumen akhir. Maka dari itu, pemesanan biasanya dilakukan dalam jumlah yang besar. Baik itu untuk produk barang atau jasa.
Ada banyak kelebihan yang ditawarkan oleh model bisnis marketplace B2B. Mulai dari hubungan yang stabil, loyalitas antara kedua pihak, lebih sedikit biaya yang dikeluarkan, sampai dengan bisa menjangkau pasar lebih besar. Di Indonesia sendiri sudah banyak e-commerce yang menerapkan konsep bisnis jenis ini, salah satunya Blibli.
Bahkan, Blibli menjadi marketplace pertama di Tanah Air yang memanfaatkan solusi SAP Commerce Cloud guna memperluas jaringan B2B. Dalam hal keamanan, Blibli for Business B2B juga menghadirkan yang terbaik dengan sertifikasi Computer Security Incident Response Team atau CSIRT.
- e-Commerce B2C
Ada pula e-commerce berbasis Business to Consumers yang jadi salah satu jenis paling banyak dikenal masyarakat. Konsepnya sendiri adalah produsen yang menjual barang atau jasa langsung ke konsumen akhir atau individu. Jika masih belum terlalu familiar, bahasa mudahnya adalah perusahaan ritel menjual barangnya ke konsumen secara online.
Jenis produknya, ada barang yang eceran dan juga secara grosir atau jumlah banyak. Bisa makanan, produk kecantikan, kebutuhan rumah tangga, sampai dengan berbagai jasa. Ada berbagai keunggulan yang ditawarkan oleh sistem ini, mulai dari biaya yang lebih rendah, jangkauan luas, sampai dengan penjual yang bisa berkomunikasi langsung dengan pembeli.
- e-Commerce O2O
Selanjutnya ada sistem Online to Offline atau O2O yang berusaha menarik pelanggan dari sistem online ke toko offline. Dalam prakteknya sekarang ini, perusahaan berusaha untuk menghadirkan toko offline atau toko fisik dari e-commerce sehingga memberikan pengalaman berbelanja yang lebih nyata. Pelanggan bisa lebih mudah untuk melihat barangnya, tanpa takut tidak sesuai dengan ekspektasi.
Jenis marketplace O2O ini lebih cocok untuk berbagai produk yang masih perlu pengukuran yang pasti. Contohnya saja berbagai produk fashion, seperti sepatu, baju, celana, kaos kaki, dan lain sebagainya. Tidak hanya produk fashion, biasanya juga berbentuk pemesanan akomodasi.
Baik itu untuk pemesanan yang kecil atau besar, O2O e-commerce ini bisa diandalkan. Jadi, juga cocok bagi yang sekarang ini sedang mencari sistem yang cocok untuk pengadaan barang dalam berbagai jumlah.
- e-Commerce B2G
Business to Government (B2G) atau Business to Administration (B2A) yang merupakan model bisnis yang berkaitan dengan pemerintah. Perusahaan bisa menawarkan produk, jasa, atau juga informasi kepada pemerintah. Model ini banyak dimanfaatkan oleh UKM dan perusahaan swasta untuk bisa dapatkan tender dari pemerintah.
Sebenarnya, B2G ini adalah merupakan turunan dari B2B yang masuk dalam sistem pemasaran sektor publik. Beberapa tahun terakhir, sudah mulai banyak e-commerce yang terjun di model ini. Dan memang menurut data, permintaan dari pemerintah juga meningkat beberapa tahun belakangan.
Sejauh ini, ada dua jenis model kerjasama yang dilakukan di sistem B2G. Yakni di bidang pelayanan publik dan juga pengadaan barang atau jasa lewat e-procurement. Meski ini termasuk salah satu yang menggiurkan, masih belum terlalu banyak dibicarakan. Padahal, prospeknya besar juga, nilainya bahkan bisa mencapai triliunan.
- e-Commerce B2B2C
Ada satu lagi model bisnis yang merupakan gabungan dari B2B dan B2C, yakni Business to Business to Customer. Konsep yang diusung adalah ada perusahaan penyedia produk dan ada pula perusahaan yang bertindak sebagai perantara yang nantinya akan disalurkan ke konsumen. Mudahnya, dua perusahaan melakukan kerjasama untuk menyediakan produk atau jasa ke konsumen.
Ada berbagai keuntungan yang bisa didapatkan dari menerapkan model bisnis satu ini. Mulai dari berbagai pihak bisa diuntungkan, pengenalan merek yang lebih besar, dan tanpa ada label, sehingga terkadang konsumen membeli produk tertentu tanpa sadar asal produsennya.
Karena memang tidak jarang ada perusahaan yang bagus di satu sisi namun jelek di sisi lainnya. Dan mengisi hal tersebut, tidak jarang dua perusahaan bergabung untuk menawarkan kelebihannya. Jadi, ini memang model bisnis yang cukup positif untuk diusung. Biaya rata-rata perusahaan setelah bekerja sama juga rendah.
Itulah berbagai e-commerce yang bisa diandalkan untuk pengadaan barang dalam jumlah besar. Ada yang dari perusahaan swasta, UMKM, sampai dengan kerjasama beberapa perusahaan. Bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan. SSC