kauman
Padang Panjang, sumbarsatu.com—Demi meningkatkan kualitas pendidikan, Pondok Pesantren Muhammadiyah Kauman Padang Panjang terus melengkapi fasilitas dan prasarana. Pengembangan saat ini memokuskan pembelian gedung untuk kampus dua yang saat ini baru berstatus hak sewa.
Selama dua tahun menyewa gedung tersebut pondok pesantren mengeluarkan biaya sebesar Rp400 juta. Pada situasi pandemi Covid-19 sekarang ini, hal itu tentu sangat memberatkan bagi pondok pesantren, apalagi di tahun ketiga penyewaan pihak pemilik tidak mau lagi menyewakannya melainkan menjualnya.
“Penting sekali bagi pondok pesantren mengembangkan pembangunan ini. Saat ini santri kami sudah mencapai 400 orang. Jika kami terus berkutat di Kauman maka tidak ada lagi ruangan yang bisa ditempati. Saat ini ada 200 orang yang menempati gedung tersebut. Sementara pihak pemilik tidak mau lagi menyewakannya, melainkan menjualnya. Batas penyewaan akan berakhir di bulan Juni tahun 2021 ini," kata Derliana MA, Mudir Pondok Pesantren Kauman Padang Panjang dalam relis yang ditetima sumbarsatu, Sabtu (13/3/2021).
Lebih jauh ia katakan, untuk merealisasikan agar gedung menjadi aset milik Pondok Pesantren Muhammadiyah Kauman Padang Panjang tentu perlu biaya yang cukup besar. Untuk itu Pondok Pesantren Muhammadiyah Kauman Padang Panjang membuka dan menggugah masyarakat berdonasi dan berperan dalam pembiayaan untuk pembelian gedung itu.
"Dalam hitungannya, kami membutuhkan dana sebesar Rp5 miliar. Untuk itu kami membuka donasi kepada donatur yang ingin membantu pembelian ini. Harapannya untuk tahun ajaran baru rencana kami mengembangkan kampus dua dapat direalisasikan sehingga proses pembelajaran tidak terganggu karena kekurangan lokal," ujarnya.
Ia menambahkan, bantuan donasi dapat dilakukan dengan mengantarkan langsung ke Sekretariat Pengembangan Pondok Pesantren, Jalan RI Dt Sinaro Panjang, Nomor 28, Komplek Perguruan Kauman Padang Panjang. Selain itu, bisa dilakukan melalui transfer rekening BRI Cabang Padang Panjang dengan nomor rekening 0231-01-01124050-9 atas nama MA Kulliyatul Muballighien Muhammadiyah.
“Kita sangat membutuhkan partisipasi masyarakat,” tutupnya. SSC/Rel