Danau Hijau Kandi Siap Jadi Lokasi Budi daya Ikan KJA

-

Selasa, 25/02/2020 21:06 WIB
Budi daya ikan keramba jaring apung (KJA) bakal digalakkan di Danau Hijau Kandi, yakni bekas lahan tambang batu bara PT. Bukit Asam di Desa Salak, Kecamatan Talawi, Sawahlunto.

Budi daya ikan keramba jaring apung (KJA) bakal digalakkan di Danau Hijau Kandi, yakni bekas lahan tambang batu bara PT. Bukit Asam di Desa Salak, Kecamatan Talawi, Sawahlunto.

 

Sawahlunto, sumbarsatu.com—Budi daya ikan keramba jaring apung (KJA) bakal digalakkan di Danau Hijau Kandi, yakni bekas lahan tambang batu bara PT. Bukit Asam di Desa Salak, Kecamatan Talawi, Sawahlunto.

Menurut pemuka masyarakat H. Jaswandi, S.E.,  budi daya ikan keramba jaring apung ini merupakan solusi ekonomi berkelanjutan kerakyatan, peralihan dari tambang batu bara. Sebab batu bara yang menjadi sumber utama ekonomi masyarakat setempat, diperkirakan tujuh tahun lagi habis.

"Kami berusaha membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat pascatambang batu bara. Juga mendukung program wisata tambang berbudaya Pemkot Sawahlunto," terang H. Jaswandi, S.E., selaku penggiat KJA Danau Kandis Hijau, Selasa (25/2/2020).

Danau Hijau Kandi yang luasnya sekitar 30 hektare dan memiliki kedalaman 80 meter itu, akan diisi dengan KJA sesuai kemampuan daya dukungnya. Dan nantinya dibentuk kelompok budi daya ikan air tawar.

Saat ini baru selesai dibangun satu unit KJA dengan konstruksi baja ringan dan drum plastik. Satu unit terdiri dari 10 petak keramba ukuran 6x6x3 meter. Satu petak keramba mampu menampung 10 ribu bibit ikan nila. Empat bulan sudah bisa panen, diperkirakan menghasilkan 2 ton bersih ikan nila per petak.

"Dalam waktu dekat ini akan dibangun empat unit KJA lagi. Jika sudah panen dan tampak hasilnya, ini akan memacu semangat masyarakat," ujar H. Jaswandi, S.E.

Tuturnya lagi, eksploitasi batu bara terakhir kali dilakukan oleh PT. Bukit Asam di wilayah yang kini jadi Danau Kandis Hijau pada 2000. Sekitar 2003 lubang galian tambang batu bara itu menjadi danau, dan diserahkan kepada Pemkot Sawahlunto pada 2004. Sempat dikembangkan jadi wisata tirta dengan membangun dermaga, tapi terbengkalai.

"Kami selaku putra daerah terpanggil untuk mengembangkan kembali Danau Kandis Hijau ini dengan perpaduan wisata view danau dan budi daya ikan air tawar. Kami juga dibina oleh Kodim 0310/SSD yang bersinergi dengan penyuluh perikanan dari BRSDM Kementerian Kelautan dan Perikanan," kata H. Jaswandi, S.E.

Sementara Dandim 0310/SSD Letkol Inf. Dwi Putranto menyambut baik langkah yang dilakukan oleh H. Jaswandi tersebut, yang memiliki solusi ekonomi ke depan bagi masyarakat. Sebab tambang batu bara, ucapnya, meski legal tapi memiliki jangka waktu.

"Kami mengapreasiasi kesadaran masyarakat untuk membangun ekonomi berkelanjutan bersifat kerakyatan melalui budi daya ikan air tawar ini," pungkas Letkol Inf. Dwi Putranto. SSC/Thendra



BACA JUGA