Rabu, 05/02/2020 19:55 WIB

Ikan di Danau Maninjau Mati Lagi

Pascabadai, sejak beberapa hari lalu, ikan di perairan Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Agam, termasuk ikan dalam keramba jaring apung (KJA), mati.

Pascabadai, sejak beberapa hari lalu, ikan di perairan Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Agam, termasuk ikan dalam keramba jaring apung (KJA), mati.

Agam, sumbarsatu.com-Pascabadai, sejak beberapa hari lalu, ikan di perairan Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Agam, termasuk ikan dalam keramba jaring apung (KJA), mati.

Menurut pemuka masyarakat Tanjung Raya, Erman Tanjung, ikan di kawasan Linggai, Nagari Duo Koto pertama kali mati.

“Rabu ini sudah sekitar 9 ton ikan KJA yang mati di Linggai,” ujarnya, Rabu (5/2/2020).

Pascabadai, sedimen di dasar danau mengapung, karena badai mengaduk-aduk isi perut danau. Kawasan terparah memang di Linggai. Hari ini,  ikan di perairan danau di kawasan Muaro Tanjung, Nagari Koto Kaciak, sudah mulai nampak mengap-mengap.

Upaya yang dilakukan pembudi daya ikan di kaasan itu adalah melakukan panen awal, memindahkan ikan KJA memreka ke dekat muara sungai (anak sungai), dan memindahkan ikan mereka ke kolam ikan yang ada di dekat danau.

Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan pangan (DKP) Agam, Ermanto, S.Pi, M.Si, via ponselnya Rabu (5/2/2020), membenarkan Kematian ikan dimaksud.

Ia sependapat dengan Erman Tanjung, kalau penyebab Kematian ikan tersebut adalah mengapungya sedimen dari dasar danau ke permukaan. Sedimen itu mengapung karena perairan danau diaduk-aduk angin kencang.

“Kami memprediksi, 3 hari ke depan angin kencang masih akan mengaduk-aduk isi perut Danau Maninjau, Petani ikan mesti waspada,” ujarnya.

Ia menyarankan agar ikan KJA dipanen dini. Bila tidak, petani ikan akan menderita kerugian.

“Tidak ada obatnya, selain dari memanen ikan secepatnya, bila kelihatan tanda-tanda ikan menderita kekurangan oksigen, atau mengap-mengap akibat mengapungnya sedimen dari dasasr danau,” ujarnya. (MSM)

BACA JUGA