Ketua FKPT Sumbar: Budaya Minang Benteng Kukuh Melawan Terorisme

-

Rabu, 26/04/2017 13:50 WIB
Ketua FKPT Sumbar Prof. Syaifullah membuka kegiatan Literasi Media sebagai Upaya Cegah dan Tangkal Radikalisme dan Terorisme di masyarakat, Rabu (26/4). (febry)

Ketua FKPT Sumbar Prof. Syaifullah membuka kegiatan Literasi Media sebagai Upaya Cegah dan Tangkal Radikalisme dan Terorisme di masyarakat, Rabu (26/4). (febry)

Padang, sumbarsatu.com--Budaya Minang dinilai mampu menjadi dinding yang kokoh dalam menangkal paham radikalisme dan mengantisipasi terorisme. Kerukunan yang telah terbangun dalam kehidupan sosial masyarakat Minangkabau selama ini akan mampu menjadi benteng dari upaya masuknya paham-paham yang intoleransi.

Hal itu dikatakan Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sumatera Barat Syaifullah, membuka kegiatan “Literasi Media sebagai Upaya Cegah dan Tangkal Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat”, Rabu (26/4/2017) di sebuah hotel di Kota Padang.

Menurut Syaifullah, budaya dan kehidupan sosial ini perlu dikaji untuk dijadikan salah satu referensi bagi pengambil kebijakan dalam upaya pencegahan berkembangnya radikalisme dan terorisme di Indonesia.

“Kami yakin, budaya dan kehidupan sosial masyarakat Minangkabau mampu menjadi dinding pembatas bagi menyebarnya paham radikalisme dan benteng yang kokoh untuk mencegah aksi terorisme,” kata Syaifullah, di depan ratusan peserta lokakarya dari kalangan jurnalis, lembaga budaya, organisasi masyarakat, dan lainnya.

Kegiatan literasi media tersebut diselenggarakan FKPT bertujuan untuk merangkul media massa di Sumatera Barat ikut berperan dalam pencegahan penyebaran paham-paham radikalisme. Syaifullah mengungkapkan, peran media massa dalam pencegahan terorisme adalah sangat besar dan memiliki peran yang sangat penting.

Dia menambahkan, upaya pencegahan terhadap penyebaran paham radikalisme dan aksi terorisme merupakan bagian penting yang harus dilakukan. Tindakan pencegahan ini mestinya harus lebih diutamakan daripada pemberantasan yang dilakukan setelah paham radikal tersebut berkembang.

“Lebih baik mencegah tumbuh dan menyebarnya paham radikal daripada memberantas ketika radikalisme tersebut sudah mengarah kepada tindakan terorisme,” ujarnya.

Kegiatan literasi media tersebut dihadiri oleh perwakilan media massa di Sumatera Barat dan mendatangkan beberapa orang narasumber. Di antara narasumber yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut adalah anggota Dewan Pers Jimmy Silalahi, anggota Majelis Etik Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Willy Pramudya dan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Barat Heranof Firdaus serta Azka A. Silmi, Chief Executive Officer (CEO) GEVV Indonesia sekaligus pencipta mesin pencari geev.com. (SSC)



BACA JUGA