-
Agam, sumbarsatu.com--Peristiwa Kematian ikan dalam KJA (keramba jaring apung) petani ikan di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, tidak mengganggu pemasaran bibit ikan produksi Unit Pembibitan Rakyat (UPR) di daerah itu, seperti disampaikan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Agam, Ermanto, S.Pi, M.Si, Selasa (15/11/2016), di ruang kerjanya.
Hal itu, karena bibit ikan produksi pembenih di daerah itu banyak dijual ke luar daerah. Produksi pembenih di Agam diakui berkualitas unggul, sehingga banyak diminati petani ikan di Sumbar, Riau, dan Jambi.
Walau demikian, musibah tersebut telah menurunkan produksi ikan Agam sekitar 30 persen. Selama tiga bulan terakhir, Kematian ikan KJA mencapai 40 ton.
Menurutnya, setidaknya saat ini terdapat 429 unit pembibitan rakyat (UPR) di daerah itu, dan dua unit Balai Benih Ikan (BBI). Diharapkan tahun ini produksi bibit ikan mencapai 275 juta ekor.
“Pemasaran lancar. Itu disebabkan kualitas bibit ikan dari UPR yang ada di daerah ini bagus. Hal itu ditandai dengan rendahnya tingkat Kematian di lokasi pembesaran ikan,” ujarnya.
Karena keunggulan UPR Agam adalah di sektor kualitas, maka ia mengimbau agar setiap UPR benar-benars menjaga kualitas produk mereka. Caranya, antara lain selalu menggunakan induk super,sesuai anjuran pihak DKP Agam.
“Pemkab Agam, melalui DKP, selalu menyediakan induk ikan unggul, yang terjamin kualitasnya. Makanya, pihak UPR jangan menggunakan induk ikan yang sudah kadaluwarsa, karena hasilnya kurang bagus,” ujarnya pula mengingatkan. (MSM)