Desa Kolok Mudik Anggarkan Rp2,1 Miliar Bangun Infrastruktur

KOTA SAWAHLUNTO

Rabu, 20/07/2016 07:30 WIB
Kepala Desa Kolok Mudik, Fatrionaldi

Kepala Desa Kolok Mudik, Fatrionaldi

Desa Kulok, sumbarsatu.com-Pembukaan jalan sentra produksi, jalan desa, dan irigasi menjadi prioritas utama bagi Desa Kolok Mudik, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto, dalam program pembangunan yang tertuang dalam APBDes tahun 2016.

Setidaknya terdapat lima titik pembuatan dan rehab saluran irigasi, lima titik rehap dan pembuatan jalan desa, dua titik pembukaan jalan sentra produksi, serta satu rehab taman kanak-kanak.

“Khusus untuk pembangunan fisik, dari 13 program pembangunan yang telah direncanakan menyedot anggaran sebesar Rp1,1 miliar,” ujar Kepala Desa Kolok Mudik, Fatrionaldi, Selasa (19/7/2016).

Secara keseluruhan, menurut Fatrionaldi, Desa Kolok Mudik mendapatkan alokasi anggaran APBDes 2016 mencapai Rp2,1 miliar. Dimana 70 persennya, Rp1,4 miliar lebih ditujukan untuk pembangunan dan bidang pemberdayaan masyarakat.

Saat ini, menurut bapak satu anak itu, pembukaan jalan sentra produksi, yang berada di ruas Batu Dingin menuju Parak Kunyit Dusun Tanjung Medan sudah dikerjakan dan hampir rampung.

Dengan anggaran Rp80 juta, ruas Batu Dingin menuju Parak Kunyit mampu dibuka sepanjang satu kilometer dengan lebar jalan 7 meter. Ruas Batu Dingin – Parak Kunyit melintasi banyak perkebunan masyarakat.

Harapannya, lanjut Fatrionaldi, pembukaan jalan sentra produksi akan mempermudah masyarakat yang bertani dan berkebun dalam membangun usaha di sektor pertanian. Selain itu, pembukaan jalan sentra produksi juga bisa menghidupkan lahan tidur yang belum dikelola masyarakat.

Sesuai dengan aturan yang ada, APBDes atau pemanfaatan dana desa diprioritaskan untuk pembangunan jalan-jalan desa, irigasi, yang tujuannya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Dari lima titik pembuatan dan rehab irigasi, beberapa di antaranya sudah mulai dikerjakan sebelum ramadan lalu. Pembuatan dan rehab irigasi diharapkan mampu meningkatkan produksi pertanian masyarakat.

Program pembangunan terbesar, ujar Fatrionaldi, berada pada pembukaan jalan Dusun Tanjung Medan, yang membutuhkan anggaran Rp200 juta. Dengan sistem padat karya, diperkirakan dengan dana itu bisa membuka jalan yang lebih panjang, dibandingkan dengan sistem proyek, yang melibatkan pihak ketiga atau kontraktor.

Selain untuk peningkatan perekonomian, kawasan pertanian, khususnya sawah yang ada di Desa Kolok Mudik, juga menjadi areal cocok tanam dalam pengembangan komoditas padi Gadang Rumpun, yang merupakan komoditas padi lokal Sawahlunto.

Bagi pria kelahiran 2 Februari 1983 itu, meningkatnya dana APBDes Kolok Mudik memberikan manfaat yang besar bagi masyarakatnya. Gerak pembangunanpun terasa lebih cepat.

Yang tidak kalah pentingnya, program pembangunan desa dapat lebih sesuai dengan aspirasi dan keinginan masyarakat. Sebab, dalam menetapkan rencana dan pelaksanaan pembangunan, melibatkan masyarakat.

“Penetapan program pembangunan melalui proses yang panjang. Mulai dari RPJMDes, RKPDes, hingga ke APBDes dikawal langsung masyarakat. Begitu juga dengan pelaksanaannya, juga dilakukan langsung masyarakat,” ujar Kades muda tersebut.

Di sisi lain, Kolok Mudik juga melakukan program pemberdayaan yang meliputi kegiatan PAUD, kegiatan Posyandu Balita, kegiatan Linmas, dan pembinaan seni budaya, serta pembinaan keagamaan dan MTQ.

Fatrionaldi mengaku sangat bersyukur, semakin besarnya anggaran yang tercurah langsung ke desa, dan sistem pembangunan yang mengedepankan padat karya, membuat peluang kerja terbuka lebar, pembangunanpun berjalan lebih cepat.

“Perhatian pemerintah kota, terutama dalam pengarahan dan sistem administrasi, juga membuat pemerintahan desa semakin terbantu,” pungkasnya. (SSC)



BACA JUGA