Kadinkes Agam: Persalinan Islami Sebuah Kebutuhan

YANG PERTAMA DI INDONESIA

Sabtu, 04/06/2016 16:08 WIB
Tidak jarang seorang petugas yang melayani pesalinan, merasa stres. Begitu juga sang ibu yang akan melahirkan.

Tidak jarang seorang petugas yang melayani pesalinan, merasa stres. Begitu juga sang ibu yang akan melahirkan.

Agam, sumbarsatu.com--Tidak jarang seorang petugas yang melayani pesalinan, merasa stres. Begitu juga sang ibu yang akan melahirkan.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Agam, Dr. H. Indra Rusli, Sabtu (4/6/2016).

Untuk mengatasi masalah tersebut, ia mengaku hanya pendekatan diri kepada Sang Khalik yang bisa membantu. Petugas atau bidan yang menangani sebuah persalinan membutuhkan dukungan moral agar tidak mengalami stres. Begitu juga sang ibu yang akan melahirkan.

“Seorang bidan atau dokter yang akan membantu persalinan, akan merasa lebih tenang dan percaya diri, bila mereka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pendekatan itu bisa saja dengan jalan berwuduk dan salat sunat, sebelum melakukan tugas mereka,” kata Indra Rusli.

Di sisi lain, seorang ibu, atau ayah yang baru memperoleh seorang bayi, akan merasa terbantu, bila kepada mereka disodorkan daftar nama yang islami,sebagai pilihan.

Dengan dasar pemikiran demikian, Indra mencoba melakukan pembicaraan dengan pihak MUI Sumbar, LKAM Agam, dan pihak berkompeten lainnya. Tujuannya, untuk meminta pendapat tentang rencananya menerapkan pelayanan persalinan islami dan disesuaikan dengan kultur masyarakat Agam, dengan falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.

“Hasilnya setelah dijelaskan konsep persalinan islami, beliau-beliau itu sangat menyetujui, dan mendukung pelaksanaannya,” ujarnya.

Untuk menyamakan persepsi, Indra merasa perlu melaksanakan seminar. Melalui seminar diharapkan mencuat berbagai masukan tentang persalinan islami, yang sesuai dengan kultur masyarakat Agam.

Kesepakatan yang dihasilkan seminar, merupakan bahan untuk pelaksanaan persalinan islami, yang sesuai pula dengan kultur masyarakat Agam.

“Menurut rencana seminar akan dilaksanakan di aula Bappeda Agam, Selasa (14/6/2016),” ujarnya pula.

Seminar yang akan dihadiri segenap pemangku kepentingan itu, akan dibuka Bupati Agam, H. Indra Catri Dt. Malako Nan Putiah.

Sementara narasumber diharapkan dari MUI Sumbar, MUI Agam, LKAAM, dan pihak berkompeten lainnya, baik di tingkat Sumbar, maupun Agam, seperti nara sumber bidang kesehatan Dr. Aladin, keagamaan Ketua MUI Kabupaten Agam Fauzi Damrah, dan adat ketua LKAAM Kabupaten Agam Yul Arnis Dt Maleka Nan Tinggi. Juga diharapkan narasumber dari pihak berkompeten lainnya.

Dijelaskan, proses persalinan merupakan proses yang sangat menentukan kelangsungan hidup manusia, baik ibu maupun bayinya. Banyak terjadi ibu meninggal saat melahirkan dan tidak sedikit pula bayi yang meninggal.

Makanya, waktu persalinan, baik si- ibu maupun petugas yang membantu prosesnya, perlu dibekali dengan ilmu dan keterampilan, baik teknis maupun secara agama dan adat.
"Mereka perlu memahami dan bisa menerapkan ajaran agama dan adat. Mereka harus mengerti berbagai doa, seperti doa ketika mulai membantu persalinan, ketika melihat kepala bayi nongol,dan ketika hendak memotong tali pusar bayi," terangnya.

Begitu juga, apa “salusuah” bisa digunakan secara medis, agama, dan adat. Bila disepakati dalam seminar bisa digunakan untuk membantu kelancaran persalinan, maka tidak perlu dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Bidan atau petugas yang membantu persalinan. Diharapkan juga bisa membantu menenangkan si-ibu yang akan melahirkan, bila mereka nampak gelisah, dan stres.

Di ruang bersalin juga akan dipajang doa-doa yang dibutuhkan dalam proses persalinan dan doa yang perlu diketahui petugas yang membantu persalinan. Di sisi lain, di ruang persalinan juga perlu dipajang daftar nama islami, lengkap dengan artinya.

"Hal itu akan membantu para orang tua untuk memberikan nama terhadap anak bayi mereka," tuturnya.

Bila diterapkan nantinya, kabupaten Agam merupakan daerah pertama yang menerapkan persalinan islami dan sesuai dengan kultur masyarakat.

Hal itu merupakan salah atau aplikasi visi daerah, Agam Madani yang Berprestasi Madani.

“Madani itu bukan hanya pergi ke mesjid untuk beribadah, tetapi meliputi segenap aspek kehidupan masyarakat Agam, termasuk dalam hal persalinan,” ujar Dr. Indra lagi. (MSM)



BACA JUGA