Menenun Kain Perca, dari Inspirasi ke Usaha Kreatif

Selasa, 05/05/2015 07:41 WIB
Mulyani dengan usaha perca kreatifnya

Mulyani dengan usaha perca kreatifnya

Sawahlunto, sumbarsatu.com—Inspirasi itu ada di mana-mana tapi bukan semata tinggal dalam kenangan. Diwujudkan itulah inspirasi yang berhasil.

Mulyani, berhasil melakukan itu. Berawal dari membeli sandal souvenir di salah satu daerah wisata, menginspirasinya untuk membuat kerajinan serupa, dengan menggunakan bahan baku kain perca bekas tenun songket Silungkang.

Memulai usaha sejak tiga tahun silam, perca-perca kain tenun disulap dan dikemas menjadi aneka kerajinan tangan, berupa souvenir kecil sandal dan tas. Ternyata, produk olahan tersebut mendapat pasar dan diminati banyak konsumen.

Didukung dengan kemampuan menjahitnya, sera dorongan unuk menambah penghasilan keluarga, semenjak tahun 2012 lalu Mulyani (36), warga Lubang tembok Kelurahan Saringan Sawahlunto mencoba mengembangkan usaha sandal dan tas berbahan dasar kain tenunan Silungkang.

“Usaha ini terinspirasi dari sandal yang saya dibeli sebagai souvernir. Rasanya kerajinan ini juga bisa dikemas menggunakan bahan baku unik yang ada di kota ini,” ujar Mulyani seperti dilansir http://sawahluntokota.go.id/.

Apalagi, lanjutnya, saat ini pemerintah juga tengah menggenjot usaha tenun Silungkang. Tiga tahun menekuni usaha pembuatan sandal dan tas berbahan dasar kain tenun, menjadikan profesi sampingan yang sangat menjanjikan bagi Mulyani.

Menurutnya, kebanyakan pesanan datang dari berbagai homestay, serta dari toko souvernir shop di beberapa kawasan wisata. Dalam sehari, Mulyani mampu menghasilkan 15 pasang sandal maupun tas.

Sedangkan dalam sebulan, Mulyani bisa mendroop sandal hingga 400 pasang atau 20 kodi, dengan omzet yang mencapai Rp3 juta hingga Rp5 juta  setiap bulannya. Untuk pesanan, tergantung kesanggupan dalam memproduksinya.

“Saat ini  masih terkendala tenaga kerja, dalam produksi baru dibantu oleh 3 orang anggota,” ujar wanita yang juga seorang tanaga pengajar di salah satu taman kanak kanak itu.

Meski memberikan omset yang lumayan besar, Mulyani masih menjadikan usaha pembuatan tersebut sebagai usaha sampingan. Kendati demikian, ia berpikir untuk serius menekuni profesi usaha tersebut.

“Mungkin saja suatu hari nanti salah satunya, akan menjadi pilihan untuk dijadikan profesi dan fokus dalam menyambung hidup ke depannya,” ungkapnya. (SSC)



BACA JUGA