Kolam pancing ikan di Sungai Tanang
Agam, sumbarsatu.com—Mungkin bagi kawula muda Minangkabau, nama Sungai Tanang hanya merupakan sebuah nagari di Kecamatan Banuhampu. Namun bagi generasi tua, katakanlah yang mengalami masa remaja di bawah tahun tahun 1960-an, mungkin Sungai Tanang begitu berarti dalam kehidupan mereka.
Pasalnya, Sungai Tanang identik dengan sebuah objek wisata yang menawan. Banyak pengunjung berdatangan, bukan saja dari Ranah Minangkabau, tetapi juga dari segenap penjuru daerah di Pulau Sumatera, terutama dari Pekanbaru (Riau) dan Medan (Sumatera Utara).
Saking berkesannya objek wisata tersebut, sampai-sampai ada pujangga yang mengabadikannya dalam sebuah lagu, yang berjudul “Babendi-bendi ka Sungai Tanang.”
Babendi bendi
Ka Sungai Tanang
Amboi kanduang ei,
Ka Sungai Tanang …
Ka Sungai Tanang
Amboi kanduang ei
Singgah lah mamatiak diak,
Singgah lah mamatiak kuntum lambayuang
Singgah lah mamatiak diak
Singgah lah mamatiak kuntum lambayuang
Hati siapo … Indak kan sanang,
Amboi kanduang ei,
indak kan sanang …
Indak kan sanang,
Amboi kanduang ei Maliek si Upiak...
Maliek si upiak manari payuang ....
Begitulah kira-kira syair lagu yang masyhur kala itu. Sayangnya, Objek Wisata Sungai Tanang tak lagi “bersinar.” Ia tenggelam bersama berjalannya waktu.
Sungai Tanang memang hanya salah satu nagari yang terdapat dalam kecamatan Banuhampu, kabupaten Agam, provinsi Sumatera Barat. Nagari itu berada di kaki Gunung Singgalang, menghadap ke Gunung Marapi.
Sungai Tanang memiliki potensi sumber daya alam, yang menjadi pendapatan bagi nagari, antara lain Mata Air Tiagan, yang merupakan sumber air bersih bagi Kota Bukittinggi.
Hingga tahun 80-an Sungai Tanang terkenal dengan Pemandian Alamnya yang bernama Tiagan. Pemandian ini ramai dikunjungi pada hari libur atau pada acara Balimau menjelang bulan puasa. Sungai Tanang juga memiliki sebuah Tabek Gadang, yang berada di tengah-tengah nagari, dan lintasan sungai Batang Agam yang mengalir dari Gunung Merapi menuju Ngarai Sianok.
Sebagai objek wisata, Sungai Tanang dulu memiliki kolam renang,kolam untuk bermain biduk, kolam pemandian lengkap dengan perlengkapannya, kamar ganti pakaian, dn pincuran untuk membasuh badan selesai mandi.
Kemunduran objek wisata tersebut semakin parah dalam era Orde Baru, Orde Reformasi, dan sampai kini tak bangkit lagi.
Walau demikian, tabek gadang,yang dulunya tempat berbiduk-biduk pengunjung,kini dijadikan anak nagari sebagai kolam pancing. Secara berkala diadakan pesta memancing di tabek gadang tersebut.
Memancing di Tabek Gadang Nagari Sungai Tanang banyak peminatnya. Para pemancing berdatangan dari daerah tetangga, seperti dari Kota Padang Panjang, Bukittinggi, Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota, Pasaman, Kota Padang, dan bahkan dari Pekanbaru (Riau).
Akankah Sungai Tanang kembali jaya sebagai objek wisata andalan di Kabupaten Agam...?
Memang banyak yang merindukan kembalinya kejayaan Sungai Tanang seperti dulu. Pengunjung kembali ramai, naik angkutan tradisi, bendi. Pengunjung bisa mandi-mandi di air nan bening dan sejuk,bersama keluarga. Mereka yang ingin menjajal kemampuan berbiduk, tersedia pula biduk untuk mengitari tabek yang diperuntukkan untuk itu.
Pengunjung ramai, anak nagari kecipratan rezeki. Kusir bendi, dari Bukittinggi pun kembali berjaya,dengan bendi mereka yang indah aneka warna. Kuda bendi pun gagah, dengan pakaian “kebesaran” mereka.
Nampaknya sulit mengembalikan kejayaan Sungai Tanang seperti dulu. Pasalnya, ada kesan pihak Pemerintah Nagari Sungai Tanang kurang berminat untuk “mambangkik batang tarandam.”
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten AGXam, Hadi Surayadi, SH,ketika dihubungi via ponselnya, Minggu (27/9), mengatakan pihak Nagari Sungai Tanang “kurang cun” dengan Pemkab Agam, dalam konteks menjadikan (kembali) Tabek Gadang Sungai Tanang sebagai objek wisata.
“Sungai Tanang memang potensial, namun kita benahi dulu objek yang tidak bermasalah dengan pihak nagari,” ujarnya.
Bermasalah, yang dimaksudkannya adalah masalah penyerahan lokasi objek kepada Pemkab Agam. karena ada komitmen pemerintah,objek wisata yang akan dikembangkan adalah yang sudah diserahkan penguasa lahan kepada Pemkab Agam.
“Yang pasti kita akan mengembangkan Objek Wisata Pantai Bandar Mutiara di Kecamatan Tanjung Mutiara tahun ini, dengan dana sekitar Rp9,4 miliar,” ujarnya pula.
Suasana memancing di Tabek Gadang SungaiTanang. (MSM)