Syarifuddin Arifin
Padang, sumbarsatu.com—Peraih Anugrah Puisi Dunia 2014 dari Numera Malaysia, Syarifuddin Arifin, mulai tanggal 27 hingga 29 Oktober 2014 mendatang akan membacakan sajak-sajak protesnya di Bandar Lampung sebagai bagian dari road-show “Puisi-puisi Menolak Korupsi”. Setelah di Bandar Lampung, penyair kelahiran Jakarta ini perjalanan kepenyairannya dilanjutkan ke Blitar, Jateng. Di kota ini, ia mengikuti diskusi sastra dan kebangsaan dalam peluncuran buku puisi Memo untuk Presiden.
Dalam catatan www.sumbarsatu.com, Syarifuddin Arifin, tiga tahun terakhir sastrawan nasional ini, banyak menerima undangan dari berbagai kota untuk diskusi sastra dan membacakan sajak-sajak protesnya. Terakhir, ia membacakan sajaknya di Fuchun Maec, Woodland, Singapura.
"Tiap bulan ada saja undangan yang harus saya hadiri," katanya kepada www.sumbarsatu.com, Jumat (24/10/2014) di Padang.
Semenjak buku puisi tunggalnya Maling Kondang terbit Mei 2012 lalu, penyair ini kelabakan menerima undangan berbagai iven sastra yang digelar baik di Indonesia, maupun di negara-negara tetangga.
Saat peluncuran buku puisi Maling Kondang pada Juni 2012, ia mengatakan kumpulan puisi Maling Kondang mengacu pada pemaknaan kondisi busuknya negeri ini.
“Koruptor meraja lela, dan kemunafikan para pejabat sudah menjadi hal wajar,” katanya. Sajak-sajak yang terhimpun dalam buku “Maling Kondang” antara lain ditulis dalam kurun waktu 10 tahun terakhir (2001-2012).
“November mendatang saya akan membaca sajak di Tanjung Pinang, Kepri dan ke Ciwidey Bandung mengikuti pertemuan sastra-budaya negara serumpun yang diketuai oleh Fadli Zon. (SSC/NA)
