2 Batu Cincin Desi Nasiroh Juara Kontes Batu Akik Kemilau Minangkabau

Senin, 22/12/2014 09:41 WIB
Ilustrasi

Ilustrasi

Padang, sumbarsatu.com—Kontes batu akik asal Sumatera Barat yang digelar dalam Festival Kemilau Minangkabau 2014 di Mercure Hotel Padang, Minggu (21/12/2014) memunculkan 7 kelas batu akik sebagai pemuncaknya. Batu cincin atas nama Desi Nasiroh menyabet dua juara pertama untuk dua kategori, yaitu kategori akik mini kalsedon atau mini cimpago dan mini lumuik/mini indocrase.

 Kontes ini 210 batu akik dalam semua kelas, yang pemiliknya berasal dari pelbagai daerah di Sumatera Barat dan kota lainnya di Indonesia, tuntas dinilai tiga dewan juri sekitar pukul 20.00 WIB.

Nuzuwir, salah seorang dewan juri mengatakan, untuk mendapatkan batu akik terbaik, dewan juri melakukan penilaian dengan standar yang ketat dan acuannya pada kriteria yang sudah ditetapkan.

“Semua batu akik yang ikut kontes ini tentu terbaik dan indah-indah semua. Tapi sudah tugas dewan juri menemukan yang paling baik dan estetis dari sekian banyak batu cincin itu. Tentu, ketika sidang dewan jurim, perdebatan tak terhindarkan, dan itulah dinamikanya,” kata Nuzuwir. 

Juara pertama dari 7 kategori yang dilombakan adalah untuk jenis lumuik suliki juara pertama batu cincin atas nama Hizar. Untuk lumuik sungai dareh, atas nama Hendra Yuzan. Sedangkan untuk mini lumuik atau mini indocrase juara pertama atas nama Desi Nasiroh, dan untuk cimpago (agate) juara pertama diraih cincin atas nama Waluyo Yuwono, sedangkan jenis ruyuang juara pertamanya disabet cincin atas nama Soni Indra Puro. Untuk kategori akik gambar dijuarai atas nama Muhamad Ridho, dan untuk kategori akik mini kalsedon atau mini cimpago dimenangkan batu cincin atas nama Desi Nasiroh.   

Kontes batu akik asal Sumatera Barat ini merupakan salah satu rangkaian acara dalam Festival Kemilau Minangkabau yang digelar sejak Jumat 19 Desember hingga Minggu 21 Desember 2014 di Mercure Hotel Padang.

Khusus untuk kegiatan kontes batu akik ini secara khusus dibuka oleh Wakil Gubernur Sumetera Barat Muslim Kasim paginya.

Menurut Muslim Kasim, Sumatera Barat memiliki kekayaan batu alam yang sudah tersohor di dunia, terutama di Indonesia, yaitu lumuik suliki dan sungai dareh.

“Sebenarnya, banyal lagi daerah-daerah kita yang menghasilkan batu alam tapi belum tergarap dan terpromosikan dengan baik. Misalnya, batu akik dari alam Lubuak Nyarai, Suayan, Pasaman, dan lainnya. Kegiatan ini bisa jadi ajang promosi batu akik yang belum terkenal itu,” kata Muslim Kasim.

Untuk itu, tambahnya, kegiatan seperti ini harus dilaksanakan secara berkala dan tertata manajemennya.

“Ke depan, perlu kita pikirkan bagaimana ajang seperti ini digelar lebih luas dan komprehensif, dan jangka waktu yang agak lama. Paling tidak sepekan. Karena ini salah satu penunjang ekonomi dan industri kreatif,” katanya.

Sementara itu, Yulviadi, Ketua Panitia Acara Kemilau Minangkabau kepada sumbarsatu.com mengatakan, dari ramainya orang yang datang ke arena ini membuktikan bahwa batu akik sudah menjadi gaya hidup masyarakat. Kontes batu akik ini  memperlihatkan juga, Sumatera Barat memiliki kekayaan batu alam yang sangat berharga dan berkelas,  dan itu harus dikelola dengan baik.

“Kita harus sering-sering lakukan iven begini dengan format yang bervariasi. Ke depannya, pemerintah harus memberi ruang sentra-sentra pasar untuk para pedagang batu cincin. Sumatera Barat harus punya pasar batu cincin yang terpusat dan tertata dengan baik,” kata Yulviadi, owner abangadek advertising ini.

Menurutnya, potensi batu akik Sumatera Barat selama ini seolah luput dari perhatian kita. Padahal, jika dikelola sejak dulu, tentu akan memberi arti penting untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Karena booming batu akik di Nusantara, yang selama ini kita tak mengenal batu alamnya, mulai kini kita muncul batu akik suayan, batu akik lubuak nyarai, batu akik gantiang, batu akik  sialahan pariangan, dan lainnya. Sebelumnya masyarakat hanya mengenal batu akik suliki dan sungai dareh,” terangnya.

Sementara itu, Gusfen Khairul, sekretaris Yayasan Minang Gemestone yang terlibat aktif pada iven ini mengatakan,  dalam waktu dekat, akan digelar lagi kegiatan serupa tapi dengan cakupan yang luas. “Paling tidak se-Sumatera,” katanya.

Selain Nuzuwir, dua juri lagi adalah J Hery dan Syafnan, dan kontes ini memperebutkan hadiah uang dengan total Rp15.750.000. (SSC/NA)



BACA JUGA