
Massa dari Aliansi Mahasiswa dan Rakyat (Amara) berunjuk rasa di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta Selatan, Kamis (20/11/2014). (Foto Tribun)
Padang, sumbarsatu.com—Aksi demonstrasi menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang digelar mahasiswa dan aktivis sejak Selasa (18/11/2014) di pelbagai kota di Indonesia, meluas jadi turunkan Jokowi-JK. Nyaris sebagian besar aksi demontrasi itu berujung bentrok dengan aparat keamanan, termasuk di Kota Padang, Sumatera Barat.
Baca: BEM Indonesia Akan Turunkan Jokowi-JK
“Isu turunkan Jokowi-JK akan jadi bola salju. Menggelinding membesar,” kata seorang mahasiswa saat berdemontrasi di DPRD Sumbar, Kamis (20/11/2014).
Di Yogyakarta, saat deklarasi struktur permanen Koalisi Merah Putih (KMP) Daerah Istimewa Yogyakarta juga diwarnai kecaman terhadap kebijakan Presiden Joko Widodo menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi.
"Turunkan Jokowi," teriak massa KMP dalam deklarasi yang berlangsung di Taman Hiburan Rakyat Purowisata, Yogyakarta, Kamis sore. Teriakan itu terdengar berkali-kali dari kerumunan massa. "Ganti Prabowo," teriak para peserta deklarasi sesaat kemudian.
Sementara itu, dari Makassar, Sulawesi Selatan, kelompok mahasiswa yang menamakan dirinya Organisasi Kampus se-Kota Makassar menggelar orasi dengan meneriakkan penolakan kenaikan harga BBM di depan rumah Wakil Presiden Jusuf Kalla. Mahasiswa menerikkan 'Turunkan Jokowi-JK' karena keputusan menaikkan harga BBM dianggap hanya menyengsarakan rakyat.
Pengamat politik dan juga pengajar di FISIP Unand, Asrinaldi mengatakan, mengenai isu menurunkan Jokowi-JK tentu alasannya tidak tepat hanya karena pemerintah menaikkan BBM.
“Kurang tepat hanya karena alasan menaikkan BBM, Presiden Jokowi diturunkan,” katanya, Jumat (21/11/2014) kepada sumbarsatu.com. (SSC/NA)