Jam Gadang Hadiah Ratu Belanda Seharga 300 Gulden

Mengenal Sejarah Objek Wisata

Minggu, 19/10/2014 11:13 WIB
Jam Gadang bersejarah (dok: sumbarsatu)

Jam Gadang bersejarah (dok: sumbarsatu)

Bukittinggi, sumbarsatu.com-- Salah satu objek wisata terkemuka di Bukittinggi, Jam Gadang. Selalu, bagi wisatawan yang berkunjung, terutama untuk pertama kalinya ke kota Bukittinggi, menyempatkan diri untuk mengunjungi Jam Gadang. Mereka, umumnya berpose di bawah Jam Gadang, juga mengambil potret utuh ikon Bukittinggi tersebut atau foto bareng badut.

Di hari libur, terutama libur Idul Fitri, kawasan Jam Gadang padat orang. Mereka datang dari berbagai kota dan provinsi. Tak heran, di sana macet. Juga tentu, tak ketinggalan, mengabadikan Jam Gadang untuk tanda pernah ke Bukittinggi.

Jam Gadang di Bukittinggi, sesungguhnya bisa untuk menambah wawasan dengan merasa perlu tahu sejarahnya. Tak sekadar dikunjungi atau berfoto di depan Jam Gadang.

Tak banyak yang tahu sejarah yang tersimpan pada Jam Gadang. Karena, banyak pengunjung hanya mengabadikan Jam Gadang, sekaligus menikmati tatanan tamannya yang indah sebagai bagian dari rekreasi. Padahal, di situ juga tertera catatan sejarah Jam Gadang, yang dicatatkan di atas batu marmer.

Jam Gadang dibangun tahun 1926 oleh seorang arsitek, bernama A Yazid dan Sutan Gigi Ameh. Jam ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada countroleur (Sekretaris Kota) Rook Maker. Peletakkan batu pertama Jam Gadang ini dilakukan oleh putera Rook Maker yang berusia enam tahun.

Diameter Jam Gadang 80 cm dengan ketinggian 26 meter. Sedangkan denah dasarnya, 26 meter. Pembangunan Jam Gadang pada masa itu, tercatat menelan biaya 3000 gulden. Atapnya dari waktu ke waktu mengalami penyesuaian. Pada masa Belanda, berbentuk bulan dan di atasnya berdiri patung ayam jantan. Pada masa Jepang berbentuk klenteng. Baru pada masa Indonesia merdeka, berbentuk rumah adapt Minangkabau.

Kalau diperhatikan angka pada Jam Gadang, angka 4 tertulis IIII. Padahal, semestinya tertulis IV. Nah, di sinilah uniknya Jam Gadang. Sekaligus, bisa menyimpan kekuatan wisata sejarah. [Myde]

Iklan

BACA JUGA