OLEH Wiztian Yoetri-Wartawan Senior
BUPATI Padang Pariaman Dr Jhon Kenedy Azis, SH, MH dengan tegas melarang keras perusahaan angkutan galian C mengoperasionalkan truk-truk besar yang tonasenya diatas 15 ton di wilayah Padang Pariaman.
Larangan dan peringatan tegas itu disampaikan Bupati JKA, ketika memergoki dan sekaligus menghentikan beroperasi beberapa
Dum-truk penambang galian C diatas 20-40 ton, yang melintasi jembatan Kampuang Apa, di Kenegarian Buaiyan dan Kenegarian Lubuk Alung, Padang Pariaman Sabtu (6/12/2025).
"Saya marah besar kepada pengusahanya. Dan truk-truk yang dipergoki itu langsung saya sita kuncinya, sebelum membuat pernyataan untuk tidak beroperasi lagi di jalur lintas jembatan Kampuang Apa tersebut. Dan saya juga mengancam akan mencabut izin perusahaan penambangan, bila terbukti melanggar lagi," ujar Bupati JKA.
Sikap tegas itu dilakukan Bupati JKA mengingat jembatan Kampuang Apa, merupakan satu-satunya jembatan yang masih tersisa untuk akses keluar-masuk menuju Nagari Sikabu, dan empat nagari lain; Nagari Lubuak Alung,Sungai Buluah Timur, Salibutan dan Nagari Buaian. Dua jembatan lain, meliputi jembatan Kayu Gadang, Sikabu telah ambruk sejak tiga tahun lalu, juga jembatan Koto Buruak hancur total akibat banjir-longsor dahsyat dua Minggu lalu.
Bila, jembatan Kampuang Apa dibiarkan putus dan roboh, akibatnya akan lebih fatal lagi, penduduk lima nagari yang berjumlah 20.678 jiwa akan terisolasi.
Menurut informasi, jembatan Kampuang Apa, kondisi fisiknya juga mengalami kerusakan, landasan dasar jembatan tergerus atau gosong akibat dilanda banjir longsor beberapa hari lalu.
"Mempertimbangkan keadaan jembatan Kampuang Apa saat ini, agar masyarakat tidak terisolasi, jembatan harus kita jaga dan rawat serta diminta pengertian semua pihak," ujar Bupati JKA menyampaikan harapannya.
Tertangkapnya, truk besar penambang pasir di wilayah Kampuang Apa, berawal dari perjalanan Bupati ketika mengunjungi SD 03 Batang Anai yang hancur rata dengan tanah. Tidak satupun ruang kelas yang tersisa. JKA melakukan peninjauan ke sekolah-sekolah, mengingat pada hari Senin, 8 Desember dimulainya kegiatan ujian SD-SMP, disaat itulah Bupati JKA memergoki kendaraan dan-truk, dengan tonase 45 ton melintasi jembatan Kampuang Apa.
"Secara spontan saya stop dan hentikan dam-truk tersebut, karena saya khawatir jembatan bisa roboh, dan saya langsung telepon pengusahanya untuk tidak mengoperasikan kendaraan dengan beban berat," ungkap Bupati JKA menceritakan kronologisnya.
Menurut Bupati JKA, alam tidak mungkin dilawan, tapi kerusakan oleh ulah manusia bisa kita hentikan. Jangan sampai untuk kepentingan pribadi dan kelompok, masyarakat banyak dikorbankan. Saya siap pasang badan, dan tak takut menghadapi siapapun, bila kepentingan masyarakat terancam, tegas Bupati JKA yang mantan anggota Komisi VIII DPR RI yang membidangi bencana alam.
Sikap tegas dan keras Bupati JKA terhadap penguasa tambang galian C di Padang Pariaman itu, mendapat apresiasi dari tokoh masyarakat Padang Pariaman Prof Dr Duski Samad, yang menegaskan bahwa bencana bukan hanya menguji kekuatan alam, tetapi juga kualitas kepemimpinan.
Ketika banjir bandang melanda Padang Pariaman,28;November lalu, masyarakat tidak hanya menghadapi kerusakan fisik, juga keguncangan psikologis. Pada momen seperti itulah pemimpin dituntut hadir. Mungkin, kebijakannya tak populer, namun demi menyelamatkan banyak nyawa.
Salah satu contoh nyata kepemimpinan itu, seperti apa yang dilakukan Bupati JKA. Menurut Duski, dalam tulisannya yang dimuat media online Sigi24.com, Bupati JKA berani pasang badan dengan melarang angkutan bermuatan berat melintasi Jembatan Kampuang Apa, satu-satunya akses via jenbatan yang masih tersisa menuju Lubuk Alung Timur.
"Ini merupakan komitmen luar biasa Bupati JKA terhadap masyarakat, seorang pemimpin yang merasakan apa yang dirasakan rakyatnya," jelas Duski Samad mengapresiasi.**