Jakarta, sumbarsatu.com--Di era digital, pengelolaan data dan inventaris menjadi faktor penting dalam memastikan efisiensi operasional bisnis. Dua teknologi yang paling banyak digunakan untuk kebutuhan tersebut adalah Barcode dan RFID (Radio Frequency Identification). Keduanya berfungsi mengenali dan melacak barang, namun memiliki perbedaan mendasar dalam mekanisme kerja dan manfaat yang ditawarkan.
Barcode telah digunakan selama puluhan tahun dan masih menjadi pilihan utama di sektor ritel, manufaktur, hingga logistik. Teknologi ini menggunakan pola garis vertikal dan nomor unik, yang dibaca dengan scanner laser untuk menerjemahkannya menjadi informasi digital.
“Barcode merupakan solusi cepat dan ekonomis bagi bisnis yang membutuhkan sistem identifikasi sederhana dengan biaya rendah. Implementasinya mudah dan peralatannya terjangkau,” ujar Dewi Misnasari, Product Manager Porta.
Meski demikian, barcode memiliki keterbatasan karena membutuhkan metode pembacaan line of sight—scanner harus diarahkan langsung ke label, sehingga kurang efisien jika jumlah produk besar atau kondisi lapangan tidak ideal, misalnya pencahayaan buruk atau label kotor.
Sebaliknya, RFID mampu membaca data melalui gelombang radio tanpa kontak langsung, bahkan dari jarak beberapa meter. Pembacaan sekaligus dalam jumlah besar menjadi keunggulan utama teknologi ini.
“RFID mampu membaca ratusan tag dalam hitungan detik, memberikan efisiensi tinggi bagi perusahaan yang memerlukan kontrol inventori real time, pelacakan aset otomatis, dan keamanan data lebih baik,” tambah Dewi.
Selain kapasitas data yang lebih besar, tag RFID juga dapat digunakan kembali. Meski begitu, biaya implementasinya lebih tinggi karena memerlukan perangkat khusus dan integrasi sistem yang lebih kompleks.
Dewi menjelaskan bahwa pemilihan teknologi harus disesuaikan kebutuhan bisnis: barcode ideal untuk operasional skala menengah dengan frekuensi pelacakan sederhana, sementara RFID cocok untuk industri logistik, manufaktur, kesehatan, dan sektor lain yang menuntut kecepatan, akurasi, dan otomasi tinggi.
“Setiap teknologi punya keunggulan masing-masing. Yang penting adalah mengenali kebutuhan bisnis dan memilih solusi yang paling efisien dan berkelanjutan,” tutupnya.ssc/rel