Maman S. Mahayana Pertanyakan Proses dan Tolak Tiga Nomine BRICS Literature Award dari Indonesia

Senin, 27/10/2025 08:56 WIB
Maman S. Mahayana

Maman S. Mahayana

Jakarta, sumbarsatu.com – Sastrawan dan akademisi Maman S. Mahayana menyatakan penolakannya terhadap tiga nama penulis Indonesia yang diumumkan sebagai calon penerima BRICS Literature Award 2025. Dalam pernyataan sikapnya yang dirilis Minggu (26/10/2025),

Maman menilai proses seleksi dan penentuan nama-nama tersebut tidak transparan dan berpotensi memunculkan kontroversi di dunia sastra Indonesia.

Menurut Maman, sejak Februari 2025 ia telah dihubungi oleh pihak panitia BRICS melalui seseorang bernama Olga, asisten Dmitry Kuznetsov (Head of the Secretariat BRICS Literature Award). Kontak tersebut, kata Maman, didapat dari Indonesianis asal Rusia, Victor Pogadaev. Pogadaev juga sempat memintanya menjadi juri mewakili Indonesia, dan ia menyatakan kesediaannya.

“Saya bersedia, meski belum tahu persis apa yang sebenarnya diharapkan BRICS,” tulis Maman dalam pernyataannya yang diterima sumbarsatu.

Pada 7 Mei 2025, Maman dimasukkan ke dalam grup WhatsApp “BRICS Literacy Jury Team” oleh Vania Djohan Salim yang mengaku sebagai perwakilan Indonesia untuk BRICS. Dalam grup itu, Maman mengenal dua anggota lain, yakni penyair Anwar Putra Bayu dan Dekan FIB UI, Dr. Bondan Kanumoyoso. Namun, Anwar kemudian mengundurkan diri karena alasan kesehatan.

Pertanyakan Mekanisme dan Daftar Awal Calon

Melalui grup tersebut, Vania sempat mengirimkan daftar 16 calon penulis Indonesia berikut biodata singkat mereka pada 20 Mei 2025. Maman mengaku terkejut dengan daftar itu karena beberapa nama tidak dikenal di dunia sastra Indonesia, dan ada pula sastrawan yang sudah wafat seperti Nh. Dini dan Sapardi Djoko Damono.

“Saya mengingatkan perlunya pertemuan langsung antarjuri untuk membahas banyak hal, karena penghargaan ini bukan persoalan sederhana. Ini menyangkut pertanggungjawaban moral, sosial, dan kultural kepada sastra dan bangsa,” tegasnya.

Maman mengaku telah mengirimkan sejumlah pertanyaan kepada panitia terkait dasar pemilihan, batas usia, kriteria penilaian, hingga argumen atas karya yang diusulkan. Ia juga mengusulkan nama Prof. Dr. Djoko Saryono (Malang) untuk memperkuat tim juri dari Indonesia.

Penambahan Nama Jadi Sorotan

Pada 22 Juli 2025, Maman menerima daftar calon penerima BRICS Literature Award dari lima negara, termasuk dua nama dari Indonesia: Iksaka Banu dan Intan Paramaditha. Namun, pada 21 September 2025, daftar itu berubah menjadi tiga nama: Iksaka Banu, Intan Paramaditha, dan Denny JA.

“Lho, kok ada tambahan satu nama?” tulis Maman heran dalam pernyataannya.

Ia menyebut perubahan tersebut pertama kali disampaikan melalui pesan WhatsApp dari Sastri Bakry, yang juga mengaku sebagai perwakilan Indonesia untuk BRICS.

Maman mengaku sempat bertemu dengan Sastri pada 23 Juli 2025, namun ia belum yakin benar mengenai klaim tersebut karena sebelumnya telah berkoordinasi dengan Vania Djohan yang mengirim draf pengangkatan dirinya sebagai juri.

Desak Transparansi dan Akuntabilitas

Perubahan daftar nomine kembali terjadi ketika pada 23 Oktober 2025, Maman menerima undangan konferensi pers BRICS Literature Award yang dijadwalkan pada Senin, 27 Oktober 2025. Dalam undangan itu tercantum tiga nama nomine dari Indonesia: Denny JA, Iksaka Banu, dan Intan Paramaditha.

Menurut Maman, penambahan dari dua menjadi tiga nama, beserta perubahan urutan, menunjukkan ada sesuatu yang tidak beres dalam proses seleksi.

“Selain tidak jelas dasar kriteria pemilihan, juga tidak jelas siapa saja yang memilih dan menentukan nama-nama itu. Apa kapasitas dan otoritasnya? Bagaimana pertanggungjawabannya kepada publik sastra dan bangsa Indonesia?” katanya.

Maman meminta pihak terkait untuk berhati-hati dalam menyikapi persoalan ini dan mempertimbangkan kembali penentuan nomine agar tidak menimbulkan kontroversi yang kontraproduktif bagi dunia sastra nasional.

Dalam pernyataannya, Maman secara tegas menolak tiga nama yang diajukan — Iksaka Banu, Intan Paramaditha, dan Denny JA — untuk mewakili Indonesia pada BRICS Literature Award.

“Saya tidak memilih nama-nama itu. Masih banyak sastrawan Indonesia lain yang lebih layak diajukan,” tegasnya.

Sekilas Tentang BRICS

BRICS merupakan kelompok negara berkembang yang terdiri dari Brazil, Russia, India, China, dan South Africa, didirikan pada 16 Juli 2009. Kelompok ini kini menjadi simbol kekuatan ekonomi baru yang menyeimbangkan dominasi Barat dalam tatanan ekonomi global.

Indonesia resmi bergabung dengan BRICS pada 6 Januari 2025 bersama Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab. Salah satu agenda budaya kelompok ini adalah BRICS Literature Award, yang bertujuan memperkuat kerja sama antarnegara melalui sastra dan nilai-nilai tradisional.

Sekaitan dengan Sastri Bakry, sumbarsatu telah melakukan konfirmasi kepada yang bersangkutan namun karena kesibukan, Sastri berjanji akan menjawabnya pada Senin malam, 27 Oktober 2025. ssc/mn



BACA JUGA