Serangan Hama Wereng Ancam Produksi Padi di Padang Pariaman

Minggu, 07/09/2025 17:01 WIB

Padang Pariaman, sumbarsatu.com– Serangan hama wereng cokelat kembali menjadi ancaman serius bagi petani di Kabupaten Padang Pariaman. 

Berdasarkan laporan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Padang Pariaman hingga September tahun 2025, luas lahan yang telah terserang mencapai 11,85 hektare, sementara lahan yang terancam gagal panen mencapai 151,30 hektare.
 
Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Padang Pariaman, Irawati Febriani, menjelaskan bahwa penyebaran hama wereng sudah terjadi dalam tiga tahun terakhir. 
 
Namun, hingga kini penanganan masih terkendala karena tidak adanya anggaran pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), baik di tingkat provinsi maupun kabupaten. 
 
Padahal, sebelumnya alokasi anggaran untuk pengendalian hama sempat tersedia.
 
“Sejak tiga tahun terakhir, hama wereng terus menjadi persoalan serius di lahan pertanian Padang Pariaman. Sayangnya, ketiadaan anggaran untuk pengendalian OPT membuat penanganannya belum maksimal,” ujar Irawati, Minggu (7/9/2025).
 
Serangan hama ini terpantau di tujuh kecamatan, yakni V Koto Kampung Dalam, IV Koto Amal, Lubuk Alung, Sungai Limau, Batang Anai, Ulakan Tapakis, dan Enam Lingkung. 
 
Dari laporan pengamatan lapangan, intensitas serangan bervariasi antara 13 hingga 44 persen. Misalnya, di Poktan Kampung Paneh Nagari Pakandangan, Kec. Enam Lingkung, luas serangan mencapai 2 hektare dengan intensitas tertinggi 44,44 persen, sehingga 3 hektare lahan terancam gagal panen. 
 
Sementara itu, di Poktan Simpang Tangah Nagari III Koto Amal Utara, seluas 0,25 hektare terserang, namun lahan terancam lebih luas yakni mencapai 11 hektare.
 
Adapun varietas padi yang terdampak meliputi Cisokan, PB 42, Kuriak, Putiah Papanai, Bujang Marantau, serta beberapa varietas lokal.
 
Untuk menekan kerugian petani, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan menganjurkan penggunaan varietas Batang Piaman yang dinilai lebih tahan terhadap hama wereng. 
 
Selain itu, pola tanam serentak juga didorong agar siklus hidup hama dapat terputus.
 
“Kami sudah menyarankan petani menggunakan varietas Batang Piaman serta mendorong pola tanam serentak. Namun, dalam kondisi darurat seperti saat ini, penyemprotan insektisida tetap harus dilakukan agar serangan tidak semakin meluas,” tambah Irawati.
 
Lebih lanjut, Irawati menegaskan bahwa varietas Batang Piaman telah disediakan pemerintah daerah dan bisa diperoleh melalui kelompok tani maupun penyuluh pertanian. 
 
“Varietas Batang Piaman ini terbukti lebih tahan terhadap serangan wereng cokelat. Petani dapat memperolehnya di kelompok tani atau langsung melalui penyuluh pertanian di nagari masing-masing,” ujarnya. (ssc/diya) 



BACA JUGA