Festival Nagari Merayakan Pangan Lokal dan Hutan sebagai Kebanggaan Sumbar

Rabu, 03/09/2025 10:21 WIB

Padang, sumbarsatu.com – Harum pandan berpadu aroma kelapa menyeruak ketika Ulfa Afy membuka dandang kukusan. Kreator makanan itu tengah membuat kue mutu, panganan khas Nagari Saniang Baka, Kabupaten Solok, yang biasanya jadi teman minum kopi di pagi hari. Kudapan dari tepung beras, tepung ketan, gula aren, dan kelapa ini dikenal luas hingga ada lokasi bernama Simpang Mutu karena banyak penjaja kue tersebut.

“Kue mutu merupakan kudapan khas Saniang Baka, sangat favorit bahkan di salah satu tempat dinamakan Simpang Mutu karena banyak penjaja kue mutu di sana,” kata Ulfa Afy saat Lokakarya Pangan Lokal dalam rangkaian Festival Nagari untuk Bumi Minangkabau, Minggu (31/8/2025).

Jika biasanya Ulfa memasak di depan kamera, kali ini ia memasak langsung di depan pengunjung pameran yang ingin tahu lebih banyak cara mengolah pangan lokal. Ia tak hanya berbagi resep, tetapi juga bercerita tentang keterkaitan pangan dengan hutan.

“Makanan lokal yang kita cicip sangat terkait dengan hutan. Tidak akan ada beras jika hutan tidak terjaga dengan baik,” ujarnya.

Tepung beras yang digunakan Ulfa berasal dari beras organik Nagari Simancuang, Kabupaten Solok Selatan. Beras ini diolah oleh Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Simancuang yang telah mengantongi sertifikasi mutu.

Produk tersebut menjadi salah satu dari banyak hasil masyarakat sekitar hutan yang dipamerkan dalam Expo Usaha Rakyat Festival Nagari, seperti kopi bubuk, madu galo-galo, teh daun gambir, teh gaharu, minyak kemiri indudur, gula semut, rakik maco, dan beras organik.

Festival yang digelar di Pelataran Dinas Kehutanan Sumbar ini mempertemukan masyarakat pengelola hutan dengan publik perkotaan. Hadir KUPS dari berbagai nagari di Sumbar, di antaranya Pondok Parian Lunang, Simancuang, Simpang Kapuak, Indudur, Padang Laweh, dan Simarasok.

“Ikuti berbagai agenda yang ada, rasakan, beli produk masyarakat yang berada di sekitar hutan. Harga manenggang. Kita prioritaskan konsumsi kita pada pangan dan produk lokal. Ini menjadi kebanggaan bagi kita,” kata Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Ferdinal Asmin.

Wakil Direktur KKI WARSI, Rainal Daus, menambahkan bahwa tema Pangan Lokal, Hutan, dan Kebanggaan Kita merupakan bentuk syukur atas kekayaan alam Sumbar.

“Hutan memberikan sumber pangan lokal yang melimpah dan khas, juga menjadi inspirasi karya seni dan ragam kuliner dari negeri ini,” ujarnya.

Festival ini tak hanya memamerkan produk, tetapi juga menghadirkan edukasi publik melalui media video, buku, buletin, dan pameran foto yang menggambarkan aksi 269 nagari dalam menjaga hutan lewat skema perhutanan sosial.

Komunitas menampilkan cara mereka melindungi hutan dari pembalakan liar, memanfaatkan jasa lingkungan seperti karbon, air, dan pohon asuh, serta mengedukasi pengunjung tentang upaya penyelamatan hutan.

Selain lokakarya pangan, ada pula sesi edukasi kopi lokal, permainan tradisional Minangkabau, kuis berhadiah, hingga pentas seni. Festival dimeriahkan oleh Unit Kegiatan Kesenian Universitas Negeri Padang dan Teater Komunitas Tanah Ombak yang menampilkan karya bertema penyelamatan lingkungan.

Festival Nagari membuktikan bahwa menjaga hutan bukan hanya tanggung jawab masyarakat sekitar, tetapi juga bisa dilakukan semua orang melalui pilihan konsumsi sehari-hari. ssc/nabila



BACA JUGA