MRPTNI dan FRI Bangun Kembali SDN 11 Lawang Mandahiling Pascabencana di Tanah Datar

Sabtu, 01/02/2025 06:38 WIB

Tanah Datar, sumbarsatu.com - Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) bersama Forum Rektor Indonesia (FRI) membangun kembali gedung baru SDN 11 Lawang Mandahiling, Kecamatan Salimpaung, yang terdampak bencana alam banjir dan galodo yang melanda Kabupaten Tanah Datar beberapa waktu lalu.

Ketua MRPTNI, Prof. Dr. Ir. Eduart ST, MT, saat monitoring dan evaluasi pembangunan gedung baru sekolah tersebut di Gedung Indo Jolito Batusangkar, Jumat (31/1/2025), menyampaikan bahwa biaya pembangunan berasal dari bantuan dan donasi anggota MRPTNI yang dikumpulkan pascabencana.

"Saran untuk memberikan bantuan secara spontanitas terhadap sekolah terdampak berasal dari anggota MRPTNI Sumatera Barat," ujarnya.

Dari saran tersebut, dilakukan penggalangan dana untuk pembangunan SDN 11 Lawang Mandahiling, Kecamatan Salimpaung.

“Terkumpul bantuan dan donasi dari anggota MRPTNI sebesar Rp600 juta yang digunakan untuk membangun sekolah ini,” ucapnya.

Selain bantuan dari MRPTNI, FRI juga memberikan bantuan tambahan sebesar Rp150 juta untuk pengadaan mobiler.

“Semoga bantuan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga anak-anak bisa terus bersekolah dan pendidikan tetap berjalan,” tambahnya.

Ucapan Terima Kasih Bupati Tanah Datar

Bupati Tanah Datar, Eka Putra, menyampaikan rasa terima kasih atas kepedulian MRPTNI dan FRI terhadap dunia pendidikan di wilayahnya.

“Kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada MRPTNI dan FRI atas kepedulian terhadap dunia pendidikan di Tanah Datar. Berkat inisiatif dan bantuan yang diberikan, gedung baru SDN 11 Lawang Mandahiling dapat terwujud,” ujarnya.

Bupati Eka Putra menjelaskan bahwa pembangunan gedung baru ini juga berkaitan dengan bencana banjir bandang tahun lalu. Meski sekolah ini tidak terdampak langsung, kondisi bangunannya sudah tidak layak pakai.

“Bangunan sekolah ini kurang layak, tidak memiliki lapangan untuk aktivitas sekolah, serta berada di pinggir jurang, yang sangat berisiko jika terjadi gempa, apalagi dengan erupsi Gunung Marapi yang masih berlangsung,” ungkapnya.

Alasan Relokasi Sekolah

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Inhenri Abas Dt. Tan Basa, menambahkan bahwa bantuan ini berawal dari keinginan MRPTNI membantu sekolah yang terdampak bencana.

“Karena tidak ada sekolah yang dinyatakan terdampak langsung oleh bencana, maka diusulkan sekolah yang berada di daerah rawan bencana. Selain itu, sekolah ini berada di tebing dan tidak memiliki ruang bermain bagi anak-anak,” katanya.

Kepala Sekolah SDN 11 Lawang Mandahiling, Yendri, juga menekankan pentingnya relokasi sekolah demi keselamatan siswa.

“Saat gempa Sumatera Barat tahun 2009, sekolah ini hancur total. Dengan kondisi bangunan yang berada di tebing, sangat rentan roboh saat terjadi gempa,” jelasnya.

Pada tahun 2014, sekolah ini mulai direlokasi secara bertahap ke lokasi yang lebih aman. Jika bangunan baru sudah selesai, proses pemindahan akan segera dilakukan.

“Dengan adanya bantuan dan donasi ini, semoga proses belajar mengajar di SDN 11 Lawang Mandahiling berjalan lancar,” pungkasnya. SSC/NC



BACA JUGA