Jakarta, sumbarsatu.com—Makara Art Centre Universitas Indonesia berkolaborasi dengan Minang Diaspora Network Global (MDN-G) mengggelar pameran Etnofotografi Pencak Silat Minangkabau.
Pameran oni bertema Pauleh: A Bridge for Cultural Diplomacy (Pauleh: Jembatan Diplomasi Kebudayaan) karya Edy Utama, seorang fotografer Indonesia akan dilangsungkan sejak tanggal 20-25 November 2024 dibuka secara resmi pada Rabu, 20 November 2024 pukul 15.00 di Gedung Makara Art Center Universitas Indonesia.
Rencananya pembukaan akan dihadiri Menteri Kebudayaan Indonesia Fadli Zon dan Presiden Minang Diaspora Network-Global (MDN-G) Fasli Jalal, dan pelbagai kalangan tokoh-tokoh masyarakat, seniman, dan budayawan, serta dimeriahkan dengan penampilan kepiawaian pesilat-pesilat (mahasiswa/i) dari Universitas Yarsi, dan pertunjukan silek “Pauleh” oleh Piter Salayan dan Jeffri Usman.
BUKA TAUTAN: Pameran Etnofotografi Edy Utama, Saksi Pergeseran Lanskap Minangkabau
Pameran etnofotografi bertema “Pauleh: A Bridge for Cultural Diplomacy” ternyata tidak berhenti di Makara Art Centre tapi akan dilanjutkan ke ibu kota Polandia, Warsawa, di The Asia and Pacific Museum yang digelar pada 5 Desember 2024–10 Januari 2025.
“Pencak silat Indonesia (Minangkabau) telah ditetapkan ENESCO tahun 2019 menjadi Warisan Budaya Tak Benda Dunia (Intangible Cultural Heritage of Humanity), dan silek (silat) Minangkabau dinilai telah menjadi identitas dan pemersatu bangsa Indonesia karena mengandung nilai-nilai persahabatan, sikap saling menghormati dan mempromosikan kohesi sosial, maka Makara Art Center UI bekerja sama dengan Minang Diaspora Network Global (MDN-G), menggelar pameran etnofotografi pencak silat Minangkabau, yang akan dibuka Rabu, 20 November 2024 pukul 15.00,” kata Ngatawi, Kepala Makara Art Center Universitas Indonesia yang dilansir dari surat undangan yang diterima sumbarsatu, Jumat, (15/11/2024).
Ia menyebutkan, tradisi pencak silat Minangkabau bukan hanya sekadar bela diri, namun juga menjadi bagian dari jalan hidup bagi para pelakunya. Pencak silat dianggap dapat menjadi energi positif untuk menjalin hubungan yang baik sesama manusia dan lingkungan.
“Bahkan ada pula yang mengatakan, pencak silat dapat pula menjadi jalan untuk lebih mendekatkan diri pelakunya pada Yang Maha Pencipta,” jelasnya.
Menurut Edy Utama, tradisi pencak silat Minangkabau, yang merupakan salah satu rumpun utama dari tradisi pencak silat Indonesia, dengan jelas memperlihatkan berbagai unsur positif dan kekuatan sosial membangun silaturahmi.
Edy Utama adalah seorang fotografer yang terus mengembangkan pendetakan etnofotografi, terutama tentang kehidupan masyarakat dan kebudayaan Minangkabau dengan visual potret.
TAUTAN WAWANCARA SUMBARSATU DENGAN EDY UTAMA: Etnofotografi Harus Jadi Objek Kajian Budaya
Pameran budaya ini didukung Kementerian Kebudayan Indonesia (Dirjenbud), Makara Art Centre, The of Institut Ethnologi and Cultural Anthropology at Warsawa University dan The Asia an Pacific Museum, Warsawa, Minang Diaspora Network- Global (MDN-G).
Sebelumnya, Edy Utama telah memamerkan karya etnofotografinya, antara lain di Gallery East-West Centre, Honolulu (Minangkabau Procession of Sumatra, 2012), Budaya Matrilneal (Tokyo, 2015, Padang 2022), dan Minangkabau Cultural Landscape (Padang, 2021). SSC/MN