Pasbar, sumbarsatu.com--Dalam upaya percepatan penurunan stunting, Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat menggelar Pertemuan Evaluasi Program dan Lokakarya Implementasi Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (SKPP) Lintas Sektor dalam Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Pasaman Barat, Senin (28/10/2024) di Aula Bappelitbangda Pasbar.
Pertemuan tersebut dibuka dan dipimpin langsung oleh Plt. Bupati Pasbar, Risnawanto, didampingi oleh stakeholder terkait.
Plt. Bupati Pasbar sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pasbar, Risnawanto, mengungkapkan bahwa pertemuan ini diikuti oleh berbagai lintas sektor, termasuk tokoh agama, tokoh budaya, perwakilan pemuda, perwakilan OPD, dan stakeholder terkait lainnya.
"Stunting tidak hanya terkait dengan kesehatan, yang porsinya sekitar 30 persen, tetapi lebih banyak didominasi oleh perubahan perilaku, yaitu sebesar 70 persen. Inilah alasan kita mengadakan pertemuan hari ini. Perilaku ini perlu kita perbaiki karena berpengaruh di semua lini, agar angka stunting dapat kita tekan. Kebersamaan lintas sektor telah terbukti dapat menurunkan angka stunting, dan ke depannya, kerja sama ini perlu terus berlanjut," tambahnya.
Plt. Bupati Pasbar Risnawanto berharap kesehatan anak harus dijaga dengan baik, untuk melanjutkan pembangunan di Pasbar hingga nasional.
"Jangan mewariskan generasi yang lemah, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun ekonomi. Jadilah keluarga yang Sakinah, Mawaddah, Warahmah, serta tingkatkan pemahaman bagi ibu hamil agar dapat melahirkan anak-anak yang sehat. Selain itu, cegahlah pernikahan usia muda dan manfaatkan masa muda dengan menjalani gaya hidup yang sehat dan produktif," tekannya.
Perwakilan Tanoto Foundation, Adila Sugiharto, didampingi perwakilan Yayasan Cipta, Wihdatul Rahmah, menjelaskan, kilas balik mengenai Tanoto Foundation yang berfokus pada pendidikan. Seiring dengan menjalankan program, agar anak-anak mendapatkan pendidikan yang optimal, tentunya proses ini harus dikawal dengan baik.
"Dimulai pada tahun 2018, kami mendukung pemerintah daerah dalam upaya mengurangi stunting. Program SKPP di Pasaman Barat pada 2021-2022 menunjukkan umpan balik yang sangat positif sehingga pendampingan dilanjutkan pada 2022-2024,"katanya.
"Berkat kerja sama semua pihak, kami mengapresiasi penurunan angka prevalensi stunting di Pasaman Barat, Setelah ini, kami masih menunggu arahan dari Presiden untuk memasuki tahap evaluasi program di Jakarta. Harapan kami, program ini dapat terus dilanjutkan, karena selama dua kali pendampingan di sini kami merasa sangat betah dan terkesan. Semoga hasil dari pendampingan ini bermanfaat dan praktik baiknya dapat diterapkan," tambahnya.
Di akhir acara pembukaan, dilakukan penyerahan buku saku dan modul secara simbolis kepada lintas sektor dalam upaya percepatan penurunan stunting. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh narasumber, yaitu Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan, Julita Fitrinasari, dan Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappelitbangda Pasaman Barat, Astra.
Sementara itu, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Pasaman Barat, Julita Fitrinasari, dalam pemaparannya menjelaskan kelompok sasaran SKPP, yang terdiri atas Kelompok Prioritas atau sasaran primer, dan Kelompok Penting atau sasaran sekunder.
Ia menjelaskan bahwa Kelompok Prioritas atau sasaran primer meliputi ibu hamil, ibu menyusui, anak usia 0-23 bulan, anak usia 24-59 bulan, tenaga kesehatan seperti bidan, sanitarian, tenaga gizi, dokter, perawat, serta kader kesehatan. Sedangkan Kelompok Penting atau sasaran sekunder mencakup mereka yang berpotensi memengaruhi perubahan perilaku melalui mobilisasi sosial, seperti wanita usia subur, remaja, lingkungan pengasuh anak terdekat (kakek, nenek, ayah, dan lainnya), pemuka masyarakat, pemuka agama, dan jejaring sosial (PKK, kelompok pengajian, dan lain-lain).
Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappelitbangda Pasaman Barat, Astra, menjelaskan beberapa kelompok sasaran dalam penurunan stunting, di antaranya remaja, calon pasangan usia subur, ibu hamil dan menyusui, serta anak usia 0 hingga 59 bulan.
"Perluasan SKPP melibatkan lintas sektor, karena berbagai sektor, termasuk tokoh agama, memiliki peran kunci. Tokoh agama memiliki mimbar dan pengikut yang mendengarkan mereka. Selain itu, seluruh tokoh agama dan lintas sektor turut menyampaikan kepada jemaah terkait percepatan penurunan angka stunting," jelasnya. SSC/NIR