Pasangan “Padang Hebat” Hendri Septa-Hidayat Ciptakan Masyarakat Tangguh Bencana

PEMIMPIM LAHIR BUKAN KARENA UANG

Selasa, 03/09/2024 15:09 WIB
Simulasi mitigasi kebencanaan di Kota Padang

Simulasi mitigasi kebencanaan di Kota Padang

Padang sumbarsatu.com—Pasangan calon Wali Kota -Wakil Wali Kota Padang, Hendri Septa-Hidayat yang bermoto “Padang Hebat” dari rekam jejak merupakan sosok yang peduli dan memiliki sensitivitas tinggi terhadap kebencanaan, terutama ancaman bencana kegempaan di Kota Padang. Kompak mengatakan, membangun kapasitas warga tanggung bencana dan meningkatkan mitigasi kebencanaan merupakan prioritas dilanjutkan saat diamanahkan pimpin ibu kota Provinsi Sumatera Barat ini.

Keduanya, dalam pelbagai program yang dihadirkannya terkait kebencanaan, kerap optimis mendorong dan terus menerus membangun kapasitas kesadaran masyarakat terhadap ancaman kebencanaan. Keduanya tak henti menelurkan program agar tercipta masyarakat yang tangguh dan peduli bencana.

Pemaknaan tangguh bencana sesuai dengan kondisi geografis Kota Padang yang berada di kawasan rawan bencana. Kota Padang yang terletak di bagian pantai barat Pulau Sumatera berhubungan langsung dengan Samudera Hindia sehingga memiliki ombak cukup besar yang berpotensi terjadinya gelombang ekstrem yang berdampak abrasi, dan tsunami.

Dalam aspek kegempaan tektonik, Kota Padang merupakan wilayah yang sangat dinamis, karena adanya proses subduksi interaksi dua lempeng, yaitu Lempeng Indo-Australia dengan Eurasia. Dengan adanya proses tersebut, kawasan Padang menjadi rawan terhadap peristiwa gempa bumi dan tsunami.

Selain itu, bencana alam lain seperti banjir, longsor, abrasi pantai, angin kencang, kekeringan dan kebakaran juga sering terjadi di Kota Padang. 

Semasa Hendri Septa menjabat Wali Kota Padang (2021-2024), ia menaruh perhatian sungguh-sunguh mitigasi dan kebencanaan gempa bumi kendati tetap memberi perhatan kepada bencana lainnya seperti banjir dan kebakaran.

“Dengan kondisi demikian prioritas penanganan bencana alam Pemerintah Kota Padang lebih terfokus untuk mitigasi bencana gempa bumi. Namun tetap melakukan penanganan yang baik untuk bencana alam lainnya seperti banjir dan kebakaran yang sering juga terjadi,”  terang Hendri Septa, Selasa, 3 Setember 2024.

Maka, berdasarkan kondisi Kota Padang yang rawan gempa tersebut, Pemerintah Kota Padang telah membuat kebijakan dan perencanaan penanganan dan mitigasi bencana alam. Upaya yang paling dan utama ialah menumbuhkan dan menciptakan masyarakat yang sadar, peduli dan tangguh menghadapi bencana agar risiko bencana bisa ditekan. 

Dengan melibatkan pelbagai elemen masyarakat, Pemerintah Kota Padang telah berkali menggelar simulasi mitigasi kebencanaan semenjak tingkat SD, SMP, SMA, dan masyarakat umum.

“Selain sosialisasi dan simulasi, untuk meningkatkan penyadaran terhadap kebencanaan, Pemerintah Kota Padang juga mengenalkannya dalam konten kurikulum di sekolah sebagai muatan lokal. Tujuannya, tentu saja menumbuhkan kesadaran kebencanaan ditanamkan sejak dari usia dini,” jelasnya.  

Hendri Septa, jika diberi amanah memimpin Kota Padang, berjanji akan melanjutkan program dan meningkat kapasitas dan intesitasnya mitigasi kebencanaa agar lebih masif dan tepat sasaran.

Pasangan calon Wali Kota -Wakil Wali Kota Padang, Hendri Septa-Hidayat 

Sementara, Hidayat, calon Wakil Wali Kota Padang, yang pernah menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat selama dua periode (2014-2019 dan 2019-2024) dari daerah pemilihan Kota Padang Partai Gerindra juga memberikan perhatian khusus terhadap peningkataan kapasitas penguatan kesadaran masyarakat dalam mitigasi kebencanaan.

Untuk itu, sebagian dana pokok-pokok pikiran (pokir) dialokasikan untuk membangun kapasitas dan penguatan masyarakat agar sadar dan tangguh bencana melalui program bimbingan teknis dan pelatihan kebencanaan yang dilakukan setiap tahun dengan kelompok sasaran yang berbeda-beda.

Di pengujung masa tugasnya di DPRD Sumatera Barat, pada Juli 2024, Hidayat melaksanakan pelatihan bagi relawan bencana di Kota Padang. Program kolaborasi dengan BPBD Sumatera Barat dan Komite Peduli Bencana Kota Padang dikuti 75 orang selaman tiga hari.

Hidayat mengatakan, pelatihan menerapkan pola partisipasi aktif seluruh unsur, baik pemerintah sebagai penanggung jawab utama, pihak swasta, masyarakat dan komunitas kebencanaan, semua pihak.

“Partisipasi aktif relawan bencana itu sejak tingkat terkecil RT/RW, kelurahan, kecamatan, dan BPBD terkoneksi dan terkoordinir secara baik sehingga informasi dan antisipasi bencana lebih terarah dan terkoordinasi. Dan jika berjalan baik akan meminamilisir risiko yang ditimbulkan,” kata Hidayat.

Ia berharap selain meningkatkan kapasitas relawan bencana juga akan dilengkapi dengan peralatan memadai, teknologi dan kegiatan rutin yang mengingatkan ancaman kebencanaan.

Sebelumnya, sosok yang maju sebagai Wakil Wali Kota Padang yang berpasangan dengan Hendri Septa, juga sudah menggelar pula bimbingan teknis kebencanaan dengan titik sasar jurnalis-wartawan yang berasal dari pelbagai media di Sumatera Barat.

“Peran media sangat strategis dalam mempercepat sosialisasi dan publikasi serta informasi bagi masyarakat terkait bencana. Informasi serta advokasi media sangat perlu dilakukan, termasuk pentahelix bagi kalangan media sehingga bermanfaat bagi masyarakat,” ucap Hidayat yang juga Ketua IKA Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unand ini.

Kedua sosok yang akan pimpin Kota Padang 2025-2030 ini seperti sudah bersenyawa dan menyatu soal kebemcanaan ini, bersepakat, jika diberi amanah akan meningkatkan kepasitas tangguh dan peduli bencana masyarakat terutama di Kota Padang.  

“Edukasi masyarakat untuk tangguh terhadap bencana harus ditingkatkan dan kelengkapan infrastruturnya juga ditambah. Selain itu juga diperlukan regulasi, panduan, perencanaan yang matang untuk keadaan darurat bencana, sistem peringatan bencana dan kemampuan untuk memobilisasi sumberdaya ketika terjadi bencana,” tambah Hendri Septa.

Pemerintah Kota Padang semasa Hendri Septa menjadi Wali Kota Padang telah merealisasikan program mitigasi risiko bencana antara lain, kelurahan tangguh bencana (keltana) pada 17 kelurahan hingga tahun 2023 ini.

Kelurahan tangguh bencana merupakan kelurahan yang memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman di wilayahnya dan mampu mengorganisir sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan dan sekaligus meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana.

“Elemen masyarakat yang terlibat langsung dalam keltana ini antara Bhabinkamtibmas, Babinsa, LPM, organisasi kemasyakatan, dan partisipan masyarakat umum,” jelas Hendri Septa.

Ganjaran atas keseriusan Kota Padang menumbuhkan kesadaran kebencanaan bagi semua lapisan masyarakat, UNESCO-IOC pun memberikan penghargaan "Tsunami Ready Community" kepada dua kelurahan yang tangguh bencana, yaitu Kelurahan Purus dan Lolong Belanti.

“Raihan penghargaan internasional "Tsunami Ready Community" membuktikan kita bekerja. Kita konkret. Bukan beri segudang janji kepada masyarakat tapi kosong bukti,” tegas Hendri Septa yang diamini Hidayat.

Keduanya menegaskan, lahirnya pemimpin bukan karena uang tapi bukti kerja. SSC/*

Iklan

BACA JUGA