-
OLEH Wiztian Yoetri (Wartawan Senior)
Membangun dengan dana nonbujet. Inilah terobosan yang dilakukan Wali Kota Pariaman Dr Genius Umar. Ada sepanjang lebih kurang 12,5 kilometer jalan baru sepanjang Pantai Naras sampai batas dengan kecamatan V Koto Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman yang jadi objek pembangunan.
Tadinya jalur jalan itu tidak ada. Dengan gagasan cemerlang sang wali kota, maka jalan itu jadi ada. Lebarnya 5 meter.
Untuk menembus jalan baru itu, tak tersedia anggarannya dari Pemko Pariaman. Itulah namanya pembangunan dengan dana nol anggaran. Berangkat dari partisipasi dan "kesepakatan" warga kota.
Jalur jalan itu harus memotong dapur warga, menebang ratusan pohon kelapa yang sudah berbuah dan membebaskan lahan secara suka rela.
Bagaimana dengan ganti rugi? Di sinilah kepiawaian seorang Genius Umar. Langsung melobi warga; pendekatan dilakukan lewat silaturahmi; dengan mengumpulkan tokoh-tokoh masyarakat lalu menjelaskan manfaat dari pembangunan jalan baru.
Bagaimana reaksi warga kota? Ternyata, warga bahagia, meski tanpa ganti rugi. Karena efek dari pembangunan jalan akan membuka sumber ekonomi baru. Misalnya, bila tadinya dapur membelakang ke pantai dengan dibangunnya jalan water front city itu, maka dapur bisa disulap menjadi warung atau kedai.
"Metode partisipatif dengan mengajak warga langsung melakukan pembukaan jalan baru, Alhamdulillah, mendapat respons luar biasa," ujar Wali Kota Genius.
Ada yang menarik, untuk tenaga gotong-roying pembukaan jalan baru itu berasal dari warga setempat, ASN yang memang selama ini dekat dengan warga; anggota Satpol PP, anggota BPBD, dan dapur umum langsung dikerjakan oleh Tim Tagana Dinas Sosial. Sementara untuk pengawasan jalan langsung diambilalih Dinas PU, termasuk operator alat beratnya.
Pembangunan jalan pantai Naras menuju Patas Padang Pariaman itu diharapkan akan membuka destinasi wisata baru bagi Kota Pariaman. Melengkapi destinasi water front city yang telah ada: Talao Pauh, Sungai Batang Piaman, serta water fron city Desa Air Santok.
Di kawasan-kawasan itu, wisatawan bisa menikmati wisata air, makanan khas Pariaman serta sovenir ala Piaman. Inilah yang akan ditampilkan kelak sepanjang jalur baru kawasan Naras, yang selama ini dikenal dengan makanan nasi baka-nya. Nasi 'Ajo Bulek' yang spesial untuk nelayan namun sudah digemari masyarakat.
Suatu hal lagi yang menarik dari gagasan, Genius— wali kota peraih gelar Inovasi dari Kemendagri tahun 2021—ini adalah akan memahatkan nama-nama mantan bupati dan mantan wali kota sebagai nama jalan water front city. Sebuah langkah positif, untuk mengenang para mantan pemimpin di Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman.
"Model lobi tanpa ganti rugi" ini merupakan perjalanan dan pengalaman indah bagi seorang pemimpin. Patut dicatat dan diapresiasi di tengah sulitnya komunikasi publik yang dilakukan oleh pemimpin di tempat lain. Pendekatan dengan aparat seperti di Desa Wadas, masuknya aparat ke sekolah demi vaksinasi anak, agaknya perlu merunut kembali pendekatan "lobi tanpa ganti rugi" yang dilakukan Wako Genius ini.
Hal ini juga pernah dilakukan oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo ketika memindah pasar di Solo. Pedagang dengan suka rela akhirnya mau bergeser ke pasar yang telah disediakan pemerintah. Ini menjadi keberhasilan yang luar biasa pada waktu itu.
Sebuah pendekatan yang arif bijaksana seorang pemimpin senyatanya bisa terkoneksi dengan baik alias kompatibel jika saja ada komunikasi yang intens dari hati ke hati antara pemimpin dengan yang dipimpin. Komunikasi yang efektif dan jenius akan melahirkan sesuatu yang besar bila dilakukan dengan seksama tanpa ada tekanan dari satu pihak kepada pihak lain. Pendekatan serupa inilah yang diharapkan agar pembangunan partisipatif bisa terlaksana.***