
Koreografi berjudul “Tikam Kundang” yang diciptakan Joni Andra dari Impessa Dance Company bersama Vironium dan Sari Mata. Karya ini akan tampil dalam video arts dalam memeriahkan MTQ XXVIII Nasional yang akan digelar di Ranahy Minangkabau 12-21 November 2020.
Padang, sumbarsatu.com—Manusia tak lepas dari masalah hidup dan kehidupannya karena memang begitulah jalannya kehidupan manusia. Pada akhirnya Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai tumpuan terakhir untuk mengadukan nasibnya. Jiwa-jiwa yang sesat membuat manusia gelisah. Dan kesesatan itu minta diampuni. Kepada Tuhan manusia minta ampun.
Begitu kisah koreografi berjudul “Tikam Kundang” yang diciptakan Joni Andra dari Impessa Dance Company bersama Vironium dan Sari Mata. Karya ini akan tampil dalam video arts dalam memeriahkan MTQ XXVIII Nasional yang akan digelar di Ranahy Minangkabau 12-21 November 2020.
“Kami latihan dengan disiplin ketat sejak Januari lalu. Dan jelang MTQ itu kami lebih intensif lagi berproses mematangkan berbagai aspek, baik gerak maupun komposisi. Harapannya, karya ini akan tergarap secara maksimal sebelum di videokan secara artistik," kata Joni Andra kepada sumbarsatu, Senin (12/10/2020).
Dijelaskan Joni Andra, koreografi “Tikam Kundang” diperkuat 6 penari adalah karya ke 36 Impessa Dance Company.
"Sebelumnya beberapa karya memang kami format sebagai video art. Kalau ini adalah karya video art kami ke-8," sebut Joni Andra.
Lebih jauh, Joni Andra menerangkan, “Tikam Kundang” pengambilan gambar dilakukan di kawasan Pantai Padang. Hal ini selaras dengan ide penciptaan yang berbicara tentang kecilnya insan di hadapan Tuhan.
"Keluasan laut bagi saya adalah pertanda betapa besarnya kekuasaan Tuhan. Dan kita sebagai insan hanya butir kecil yang tak ada apa-apanya di hadapan kekuasaan itu. Jika suatu saat kita akan kembali juga pada-Nya, apa lagi alasan kita untuk sombong di atas dunia," katanya.
Kurator Mahatma Muhammad menekankan agar dalam penggarapan video art ini nantinya terjadi transformasi ide yang intensif antara korerografer dengan penggarap video.
"Selain karya ini ada 11 karya lainnya yang juga tengah diproduksi untuk kepentingan sosialisasi pra MTQ XXVIII. Tentunya, karena ajang MTQ ini sendiri adalah ajang nasional, akan ada banyak mata yang turut menyaksikan. Itu butuh persiapan yang matang," sebut Mahatma.
Sementara kurator lainnya, Muhammad Fadhli atau yang akrab disapa Ajo Wayoik melihat besarnya potensi “Tikam Kundang” untuk dikembangkan secara maksimal dalam sektor koreografi-sinematografi.
"Para penari hanya perlu meningkatkan perhatian pada detail semisal mimik wajah, bahkan getaran jari dan gerakan otot-otot. Sebab, berbeda dari kebiasaan penari yang menari di panggung, kali ini lensa yang menangkap akan intensif menyapu bagian-bagian detail tersebut," katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Gemala Ranti berharap perjalanan proses 12 karya pada proyek pra MTQ ini akan menjadi catatan bagi koreografer, komposer, sutradara maupun sineas yang terlibat.
"Ke-12 kreator nanti akan kita kumpulkan pada suatu forum diskusi untuk mengelaborasi kembali berbagai catatan tersebut," sebutnya.
Ke depan, harap Gemala Ranti, pola kerja seperti yang sedang berlangsung dalam penggarapan karya sosialisasi MTQ bertajuk "Mantagi Jiwa Islami" ini akan jadi percontohan bagi seniman lainnya.
"Dalam hal pemajuan kebudayaan saat ini kita memang sedang intensif meramu berbagai pola menghadapi era digital. Karya-karya akan banyak berbasis pada dunia virtual. Dan ini juga berkaitan dengan situasi pandemi covid, di mana seni pertunjukan perlu mendapat wahana baru," kata Fadhli. SSC/Rel