Buya Hamka
Agam, sumbarsatu.com- Ketua DPRD Agam Novi Irwan, melalui Kasubag.Humas-Protokol Sekretariat DPRD Agam, Hasneril menyebut, penganugerahan gelar pahlawan nasional pada Rohana Kudus oleh presiden RI Joko Widowo menjadi kebanggaan tak terkira bagi Rang Agam.
Penganugerahan gelar pahlawan nasional itu, menambah deretan panjang tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan Bangsa Indonesia asal kabupaten Agam, yang diakui keberadaannya oleh Pemerintah Pusat.
Dijelaskan, saat ini di Sumbar tercatat 17 tokoh yang sudah diakui Pemerintah Pusat sebagai pahlawan nasional, 7 di antaranya berasal dari Kabupaten Agam.
Berikut adalah 7 Tokoh Pahlawan Nasional dari Kabupaten Agam, dikutip dari berbagai sumber :
- Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA)
Buya Hamka merupakan seorang ulama, sastrawan dan politikus. Beliau lahir di Nagari Sungai Batang, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 17 Februari 1908. Buya Hamka meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981, pada usia 73 tahun.
Beliau adalah ulama yang sangat dihormati yang pernah memimpin Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Muhammadiyah.
Beliau juga seorang sastrawan, yang banyak menghasilkan karya – karya besar yang masih dibaca hingga saat ini, di antaranya novel berjudul Di Bawah Lindungan Ka’bah, dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk.
- Abdul Muis
Beliau lahir di Sungai Pua, Kabupaten Agam, tanggal 3 Juli 1883. beliau adalah pahlawan nasional dari Sumatera Barat, yang menyandang Datuk Tumangguang Sutan Sulaiman.
Abdul Muis adalah seorang demang, yang selalu memberi perlawanan pada kebijakan Belanda di Agam pada zamannya.
Ia bergabung dengan Sarekat Islam, mendorong tokoh – tokoh Belanda untuk mendirikan Technische Hooge School, memperjuangkan kemerdekaan Indonesia hingga meninggal di Bandung pada 17 Juni 1959, di usia 75 tahun.
- Adnan Kapau Gani
Dikenal juga dengan nama A. K. Gani. Beliau pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Kemakmuran, Menteri Perdagangan, dan Menteri Pertanian.
Beliau lahir di Palembayan, Kabupaten Agam, tanggal 16 September 1905, dan meninggal di Palembang, Sumatera Selatan, tanggal 23 Desember 1968, dalam usia 63 tahun.
- H.Agus Salim
Agus Salim dikenal juga dengan nama Mashudul Haq, yang artinya pembela kebenaran.
Lahir di Koto Gadang, Kecamatan IV Koto, Agam, tanggal 8 Oktober 1884, dari pasangan Soetan Mohamad Salim dan Siti Zainab.
Di masa perjuangan kemerdekaan beliau aktif di dunia jurnalistik, pernah memimpin Sarekat Islam, dan menjabat sebagai Menteri Luar Negeri beberapa kali.
- Rasuna Said
Beliau adalah pejuang kemerdekaan Indonesia yang lahir di Maninjau, 14 September 1910. Ia banyak memperjuangkan hak – hak wanita.
Rasuna Said pernah belajar di pesantren Ar-Rasyidiyah, sebagai satu- satunya santri perempuan. Kemudian melanjutkan pendidikan ke Diniyah Putri Padang Panjang.
Beliau fokus memperjuangkan hak wanita dalam pendidikan dan politik, melalui surat kabar yang dipimpinnya, sehingga Belanda harus mempersempit ruang gerak Rasuna Said.
- Sutan Sjahrir
Beliau lahir di Padang Panjang, 5 Maret 1909, dan meninggal di Zurich, Swiss, 9 April 1966 dalam usia 57 tahun, Sutan Syahrir adalah perdana menteri pertama di Indonesia.
Sutan Sjahrir saudara seayah dari Rohana Kudus, seorang aktivis dan wartawan wanita dari Koto Gadang, Kecamatan IV Koto, Agam.
- Rohana Kudus
Pejuang perempuan ini lahir di Nagari Koto Gadang, Agam, 20 Desember 1884, dari pasangan Mohamad Rasjad Maharadja Soetan, dan Kiam.
Beliau adalah jurnalis perempuan pertama di Indonesia, yang tidak mengecap pendidikan formal, melainkan belajar bersama ayahnya.
Rohana mendirikan sekolah keterampilan khusus perempuan pada tanggal 11 Februari 1911, memimpin koran ‘Perempuan Bergerak,’ juga menjadi redaktur koran ‘Radio’ dan ‘Cahaya’.
Beliau juga giat dalam memperjuangkan hak – hak perempuan. Gelar Pahlawan Nasional dianugerahkan kepada Rohana Kudus, Jumat, 8 November 2019 oleh presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, melalui ahli warisnya. (MSM)