
Wisran Hadi
Padang, sumbarsatu.com—Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Langkah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas (Unand) akan menggelar Festival Nasional Wisran Hadi (FNWH), 23-29 April 2018, di Kampus Unand, Limau Manih, Padang.
Peristiwa budaya kali ini mengusung tema “Segala Hal tentang Wisran” yang berlangsung selama sepekan ini melibatkan banyak seniman, budayawan sastrawan dan akademisi seni, serta kelompok dan komunitas teater kampus di Tanah Air.
“Pihak-pihak yang akan dilibatkan umumnya merupakan orang-orang yang pernah menjalani proses berkesenian bersama Wisran Hadi,” kata Ketua Pelaksana FNWH, Ditto Aditya kepada sumbersatu.com, Kamis (5/4/2018) di Padang.
Wisran Hadi adalah seniman teater kenamaan Indonesia asal Sumbar, yang karya-karyanya banyak mendapat penghargaan, baik nasional maupun internasional. Dalam kurun tahun 1976 sampai 1996, karya-karya dramanya berturut-turut memenangi sayembara Dewan Kesenian Jakarta. Selain itu, Wisran Hadi juga pernah menerima Sea Write Award 2000 dari Ppemerintah Kerajaan Thailand.
Menurut Ditto Aditya, agenda FNWH akan diisi dengan, seminar, orasi, pementasan teater, lomba menulis esai dan penerbitan buku. Semua bagian kegiatan tersebut diarahkan untuk mengapresiasi dan membicarakan sosok dan karya Wisran Hadi.
“FNWH merupakan bentuk apresiasi terhadap kiprah Wisran Hadi dalam dunia kesenian Sumatra Barat, terutama dalam seni teater. Melalui lomba penulisan esai atau apresiasi, penerbitan buku, seminar dan agenda lainnya, diharapkan akan menambah wawasan para seniman teater tentang karya dan pemikiran Wisran Hadi,” terang Ditto.
Wisran Hadi merupakan sosok yang karya-karyanya banyak memengaruhi penciptaan sekaligus pertumbuhan teater di Sumbar sampai hari ini.
“Khusus untuk lingkungan kampus, Wisran merupakan seniman sekaligus dosen yang terlibat dalam menumbuhkan banyak komunitas-komunitas teater kampus,” pungkasnya.
Hal serupa turut ditegaskan Pembina Teater Langkah, Dr. Syafril, ketika diwawancarai secara terpisah. Menurutnya, FNWH perlu dan tepat dilaksanakan untuk menghargai kontribusi besar Wisran Hadi bagi teater di Sumatra Barat dan Indonesia.
“Kita punya sosok atau tokoh (Wisran Hadi-red) yang karya-karyanya melahirkan inspirasi, menjadi gudang pengetahuan bagi generasi hari ini. Ia (alm) memiliki prestasi, produktif berkarya dan memiliki pengalaman-pengalaman berteater yang luar biasa,” ungkap Syafril.
Selain karena telah banyak berkontribusi, masih menurut keterangan Syafril, Wisran Hadi merupakan sosok yang pernah membina Teater Langkah di masa lalu. Hal itu menjadi salah-satu alasan kuat bagi Teater Langkah hari ini untuk menggelar FNWH, untuk mengapresiasi, merefleksi, dan mendalami lagi karya beserta pemikiran Wisran Hadi.
“Wisran pernah menjadi pembina Langkah. Makanya untuk Langkah sendiri, Wisran bukanlah orang asing,” tutup Syafril.
Selain itu, FNWH juga akan turut diramaikan oleh seniman-seniman dari berbagai daerah di Indonesia. Keterlibatan seniman-seniman dari berbagai daerah tersebut, di antaranya, yaitu sebagai penampil pementasan teater, orator, pemakalah seminar, serta penulis esai seputar karya dan pemikiran Wisran Hadi.
Raih Banyak Penghargaan
Wisran Hadi lahir di Padang 27 Juli 1945, meninggal di Padang, Sumatera Barat, 28 Juni 2011 pada umur 65 tahun.
Wisran Hadi pernah kuliah di Sekolah Tinggi Seni Rupa Akademi Seni Rupa Indonesia (kini Institut Seni Indonesia) Yogyakarta. Pdernah menjadi dosen tamu mengajarkan drama modern dan drama tradisional Minangkabau di Akademi Seni Kebangsaan, Kuala Lumpur, Malaysia (2001).
Ia ikut International Writing Program di Lowa University, Lowa, Amerika Serikat pada tahun 1977 dan pernah mengikuti observasi teater modern Amerika pada tahun 1978 dan teater Jepang pada tahun 1987.
Sejumlah naskah dramanya pernah memenangkan Sayembara Penulisan Naskah Sandiwara Indonesia yang diadakan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ): Gaung mendapatkan Hadiah Ketiga pada tahun 1975, Ring mendapatkan Hadiah Harapan pada tahun 1976, Cindra Mata mendapatkan Hadiah Harapan pada tahun 1977, Perguruan mendapatkan Hadiah Kedua dan Malin Kundang mendapatkan Hadiah Harapah pada 1978, Penyeberangan mendapatkan Hadiah Ketiga dan Senandung Semenanjung mendapatkan Hadiah Perangsang pada tahun 1985/1986.
Wisran Hadi juga pernah mendapat Hadiah Sastra 1991 dari Pusat Pengembangan Bahasa Depdikbud karena karya buku dramanya Jalan Lurus. Drama tersebut juga dijadikan buku drama terbaik pada Pertemuan Sastrawan Nusantara 1997. Tahun 2000 dia mendapatkan penghargaan Hadiah Sastra ASEAN. Pada 2010, Federasi Teater Indonesia (FTI) memberikan penghargaan kepada Wisran Hadi.
Ia juga menjadi salah satu penerima penghargaan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pada tahun 2003.
Karya dramanya antara lain Puti Bungsu (1978), Anggun Nan Tongga (1982), Empat Lakon Perang Paderi (2003), Empat Orang Melayu (2000), Senandung Semenanjung, Dara Jingga, Gading Cempaka, Cindua Mato, dan lainnya. (SSC)
Laporan Andesta Herli