Wartawan-Penyair Baca Puisi "Pesona Ranah Bundo" Ditutup Seniman Sujewo Tejo

JUGA DIHADIRI GARIN NUGROHO

Kamis, 08/02/2018 10:02 WIB


Foto bersama usai wartawan-penyair baca puisi, tampak Sujewo Tejo, Syarifuddin Arifin, Wina Armada, Khairul Jasmi, dan lainnya.

Foto bersama usai wartawan-penyair baca puisi, tampak Sujewo Tejo, Syarifuddin Arifin, Wina Armada, Khairul Jasmi, dan lainnya.

Padang, sumbarsatu.com--Seniman dalang postmodernisme dan budayawan Indonesia Sujiwo Tejo menutup puncak wartawan-penyair baca puisi "Pesona Ranah Bundo" dalam rangkaian perayaan Hari Pers Nasional 2018 di Ruang Chairil Anwar Taman Budaya Sumatera Barat, Rabu (7/2/2018) malam.

"Penyair berada di garda terdepan dalam memberi warna empati dan pemikiran dengan nilai-nilai humanistisnya ketika bangsa mengalami masalah pluralisme dan kebinekaaan. Bukan mengecilkan peran ulama dan tokoh agama, posisi seniman sangat penting saat bangsa tak menghormatim lagi keberagaman," kata Sujiwo Tejo, yang memang tak dijadwalkan untuk menutup kegiatan baca puisi wartawan-penyair ini.

"Saya ke sini (Taman Budaya Sumbar) untuk bersilaturahmi dengan kawan-kawan seniman dan menikmati puisi, tapi didaulat tampil sekaligus menutupnya," lanjut sosok yang dijuluki Presiden Jancuker's (Wayang Jancuk'i ) ini. Lalu, ia pun menembangkan karyanya yang terkait dengan Sumatera.

"Sastra itu ialah puisi, yang lain itu (cerpen, novel) hanya sastra-sastraan. Kalimat ini saya kutip dari Bang Tarji (Sutardji Calzoum Bachri). Bukan milik saya tapi saya suka kalimat itu," ujar mantan wartawan Kompas ini.

Buku Antologi Puisi Wartawan Indonesia "Pesona Ranah Bundo" merupakan bagian dari satuan kerja Dinas Pariwisata Sumbar untuk memeriahkan HPN 2018.

"Kami melihat sesuatu yang selama ini kurang termanfaatkan sebagai promosi kepariwisataan yang cukup ampuh, yakni puisi, yang menyatakan sesuatu keindahan dengan bahasa sederhana dan santun," kata Oni Yulfian, Kepala Dinas Pariwisata Sumbar.

Buku ini rencananya akan diluncurkan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno tapi batal dilaksanakan karena kesibukan Gubernur Sumbar dalam rangkaian kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke daerah ini.

"Gubernur Sumbar tak bisa hadir meluncurkan buku ini karena mendampingi Presiden Jokowi di Dharmasraya. Tapi kita tetap luncurkan dengan cara kita sendiri," kata Syarifuddin Arifin, Ketua Pelaksana Wartawan-Penyair Baca Puisi ini.

Wartawan-penyair silih berganti membacakan karyanya dengan cara dan tekniknya masing-masing. Sebelum wartawan-penyair bergerak membacakan puisinya, malam "Pesona Ranah Bundo" ini menampilkan kelompok musikalisasi puisi dari MAN 2 Gunung Pangilun Padang.

"Penampilan kelompok ini membuat kegiatan yang monoton ini menjadi hidup dan bergairah," kata Asraferi Sabri, salah seorang pengamat sosial-budaya yang kini tinggal di Nagari Pasie Agam dengan nada agak kecewa ini.

Tampil wartawan-penyair yang baca puisi dalam "Pesona Ranah Bundo" antara lain, Taufik Effendi (Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar), Dheni Kurnia, Kunni Masrohanti (dari Riau), Ibnu Fajar (Madura Jatim), Pinto Janir, Asril Koto, Rhian D'Kincai (Sumbar), Endang Werdiningsih (Jakarta).

Juga terlihat hadir menikmati ini antara lain Garin Nugroho (sutradara film), Edy Utama (Pimpinan Talago Buni), Muasri (Kepala Taman Budaya Sumbar), Wina Armada (Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Pusat), Khairul Jasmi (Komisaris PT Semen Padang, yang juga penyair), Basril Basyar (mantan Ketua PWI Sumbar), Yeyen Kiram (aktivis budaya), Eddi MNS dan Yusrizal KW (penyair Sumbar), Indra Nara Persada (wartawan), dan lainnya. (SSC)

 



BACA JUGA