
Bakmi DKI hadir di Padang
Padang, sumbarsatu.com—Mencoba bangga jadi urang Minang atau dalam idiom yang sedang tren sekarang : #minangpride, maka putra Padang Panjang ini mencoba ‘berlaga’ dengan para pemain bakmi yang rata-rata adalah Chinese di Jakarta.
Sejak 14 tahun silam Dedi Suryadi (55) bersama istrinya Ima mulai mengadu peruntungan membangun usaha bakmi. Padahal ketika itu sejumlah brand bakmi terkenal sudah duluan melaju di bisnis kuliner ibukota.
Bakmi DKI, nama yang muncul tak sengaja, akhirnya menjadi salah satu bakmi terkenal di Jakarta. “Tak banyak yang tahu kalau itu adalah milik urang awak. Padahal awalnya diberi nama Bakmi 511,” kata Dedi didampingi Hasril Chaniago, advisor untuk outlet baru di Padang, Minggu (28/8/2016).
Sejak Minggu 28 Agustus ini, outlet terbaru sudah dibuka di Padang. “Ini otlet ke-13, mudah-mudahan cocok dengan lidah urang awak di kampung halaman,” kata Hasril Chaniago yang juga wartawan senior itu.
Nama Bakmi DKI lahir setelah Bakmi 511 pertama dibuka di depan Bank DKI Pasar Slipi Jakarta Barat. Ketika para penggemar bakmi tahu bahwa ada bakmi yang ‘beda’ dari bakmi yang ada, pelanggan pun berdatangan. Nama Bakmi 511 ‘tenggelam’ oleh nama tempatnya yang di depan Bank DKI. Sejak tu perlahan namanya lebih dikenal dengan “Bakmi DKI”.
“Ya, sudah, kita patenkan saja merk itu menjadi Bakmi DKI hingga jumlah outlet terus berkembang dan tumbuh,” ujar Dedi Suryadi.
Sementara pilihan membuka outlet di Padang, menurut Kominikator Bakmi DKI Eko Yanche Edrie, untuk mengisi ‘slot kosong’ kuliner khusus bakmi. Umumnya bisnis yang berhubungan dengan mi di Padang masih didominasi oleh miso, bakso atau mi pangsit.
“Bakmi DKI itu beda, jika bakmi lain lebih banyak mi nya dan sedikit ayamnya, Bakmi DKI seimbang antara ayam dan mi nya,” kata Eko, saat soft launching outlet Bakmi DKI di Jalan Veteran 69 Padang.
Satu hal yang membedakan Bakmi DKI dengan yang lain, seluruh bahannya diproduksi sendiri. Mi dibuat sendiri, bakso diolah sendiri.
“Mi kita produksi sendiri dan hanya dipakai untuk sehari, setelah itu jika tak terpakai akan dibuang karena kita tak pakai bahan pengawet, semuanya menggunakan bahan orisinil,” kata Dedi.
Selain Bakmi yang menjadi core menu, nasi goreng kambing termasuk menu andalan di semua outlet Bakmi DKI. Kebetulan di Padang nasi goreng kambing masih terbilang baru. Di tengah ramainya bisnis kuliner di Padang saat ini, Bakmi DKI berkeyakinan bahwa mereka tidak menjual ‘suasana’ melainkan menjual ‘rasa dan selera’. Bakmi DKI buatan urang awak tak hanya dinikmati warga Jakarta, tapi juga warga Padang dan sekitarnya. Kesimpulannya, Bakmi DKI Bukan Bakmi Biasa! (SSC)