Presiden Jokowi menandatangani buku karya kurator Mikke Susanto dan Rizki A. Zaelani, pada Pembukaan Pameran Lukisan GORESAN JUANG KEMERDEKAAN, Senin (1/8), di Galeri Nasional, Jakarta. (Foto: Humas/Jay)
Jakarta, sumbarsatu.com--Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Pameran Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan Republik Indonesia “GORESAN JUANG KEMERDEKAAN”, yang digelar di Galeri Nasional, Jakarta, Senin (1/8/2016).
Dalam sambutannya Presiden Jokowi menjelaskan, bahwa koleksi benda seni yang dimiliki Istana, termasuk di dalamnya koleksi lukisan, jumlahnya sangat banyak sekali. Untuk lukisan saja jumlahnya kurang lebih 3.000. “Ini hampir, hampir semuanya adalah koleksi Presiden pertama Republik Indonesia, Bung Karno, yang selama ini hanya disimpan,” ujarnya.
Presiden menguraikan, di Istana Merdeka ia melihatnya disimpan, dipajang juga hanya sedikit. Sementara yang di Istana Bogor ada satu gudang, juga hanya disimpan di gudang. Yang dipajang juga hanya sedikit.
“Masyarakat tidak bisa menikmati, masyarakat tidak bisa menghargai, mengapresiasi, sehingga masyarakat tidak merasa ikut memiliki. Inilah kenapa pada hari ini kita pamerkan,” ungkap Presiden.
Padahal, lanjut Presiden, dari tema-tema lukisan tersebut, masyarakat bisa belajar banyak. Terutama generasi muda bisa belajar banyak, bisa memetik nilai-nilai keutamaan, nilai-nilai perjuangan, nilai-nilai persatuan dan juga mereka bisa membangun, bisa membayangkan, membangun imajinasi yang indah tentang bangsa Indonesia, tentang tumpah darah Indonesia, tentang sopan satun dan kehalusan budi masyarakat Indonesia dan tentang peradaban kita, Indonesia.
“Saya berharap Pameran Lukisan Koleksi Istana ini bisa menginspirasi kita semuanya. Bisa memicu dan memacu semangat kita. Bisa memperkuat karakter bangsa, agar nantinya kita menjadi bangsa pemenang,” kata Presiden seraya menuturkan, bahwa tantangan ke depan semakin berat dan tidak mudah.
Dalam acara yang dihadiri oleh Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri itu, Presiden Jokowi mengingatkan, tanpa optimisme, tanpa semangat gotong royong, tanpa semangat kerja keras, tanpa kreativitas yang tinggi, bangsa ini akan digulung oleh arus sejarah. “Ini kita tidak mau,” tegasnya.
Ke depan, lanjut Presiden, insya Allah semakin banyak koleksi lukisan dan benda seni Istana yang akan bisa dipamerkan dan dinikmati masyarakat. “Semoga langkah tersebut menjadi bagian tugas sejarah kita untuk membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa pemenang yang berdaulat, yang mandiri, berdikari, berdaya saing, dan sejahtera,” pungkasnya.
Pembukaan Pameran Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan Republik Indonesia itu juga diikuti dengan peluncuruan buku oleh Presiden Joko Widodo “17|71: GORESAN JUANG KEMERDEKAAN”, yang ditulis oleh Mikke Susanto dan Rizki A. Zaelani.
Pameran ini menampilkan 28 karya dari 20 pelukis dan 1 karya Presiden Sukarno, yang dibagi dalam 3 kategori narasi, diantaranya karya Raden Saleh, Affandi, S. Sudjojono, Hendra Gunawan, Basoeki Abdullah, Dullah, Trubus Sudarsono, Sodjono Abdullah, Haridjadi S., Kartono Yudhokusumo, Henk Ngantung, dan Gambiranom.
Turut hadir dalam pembukaan pameran tersebut antara lain Menko Polhukam Wiranto, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendi, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf, Duta Besar negara sahabat, keluarga para pelukis, serta para seniman dan budayawan. (SSC)