Stasiun Lapangan Danau Maninjau Naik Kelas Jadi UPT

Kamis, 14/04/2016 22:57 WIB
Ketua LIPI Iskandar Zulkarnain dan Wabup Agam Trinda Farhan Satria buka selubung

Ketua LIPI Iskandar Zulkarnain dan Wabup Agam Trinda Farhan Satria buka selubung

Agam, sumbarsatu.com- Stasiun Penelitian Lapangan Danau Maninjau naik status menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Alih Teknologi Penyehatan Danau. Kenaikan status tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pembukaan selubung nama oleh Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain, didampingi Wakil Bupati Agam Trinda Farhan Satria Dt. Tumangguang Putiah, Sekretaris Utama LIPI Siti Nurliati, dan Kepala Deputi LIPI Zainal Arifin, Kamis (14/4/2016).

Kenaikan status itu sangat membantu pemerintah dalam melakukan komunikasi dengan LIPI, terkait upaya penyelamatan salingka danau.

Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain mengatakan, ada beberapa indikator utama yang melatarbelakangi kenaikan status tersebut. Di antaranya kekayaan Danau Maninjau, yang dibarengi dengan masalah pencemaran lingkungan danau, aspek kepariwisataan, pertanian dan perikanan masyarakat setempat.

Menurutnya, pihaknya telah melakukan penelitian selama 13 tahun, terhitung sejak berdirinya stasiun penelitian itu pada tahun 2003. Selain faktor lingkungan di salingka danau, masalah yang paling serius yang ditemukan hasil penelitian adalah terdapatnya pertumbuhan planton yang berlebihan, yang menyebabkan kematian ikan.

"Terjadinya ketidakseimbangan antara alam dengan aspek perekonomian masyarakat, yang bermata pencarian sebagai petani keramba jaring apung (KJA) sehingga danau dan lingkungan sekitar tercemar," ujarnya.

Kondisi demikian, apabila tidak ditangani dengan serius, maka Danau Maninjau akan “mati” dan tidak berfungsi lagi. Menurutnya, sangat disayangkan sekali jika itu terjadi. Karena, Danau Maninjau merupakan satu dari 15 danau prioritas di Indonesia. "Apalagi lingkungan alam di sekitar danau sangat mendukung sekali apabila bisa tergarap, dan bersinergi antara aspek lingkungan, pariwisata, pertanian dan perikanan," ujarnya pula.

Untuk mendukung kelangsungan penelitian, pihaknya akan menambah 8 personil dari LIPI. Ia berharap dan minta bantuan pemerintah dan masyarakat setempat, agar membantu petugas UPT dimaksud di lapangan ataupun dalam berinteraksi di lapangan dengan masyarakat.

Anggota Peneliti LIPI, Agus Hamdani mengungkapkan, selama 7 tahun meneliti di Danau Maninjau,ia menemukan ada sebanyak 57 spesies ikan di Danau Maninjau. di antaranya banyak terdapat spesies langka di Indonesia bahkan dunia. Salah satunya, spesies ikan rinuak, yang hanya ada satu di dunia.

Wakil Bupati Agam Trinda Farhan, menyampaikan apresiasi terhadap perubahan status dari Stasiun Penelitian menjadi UPT Alih Teknologi Penyehatan Danau, yang dibuat oleh lembaga riset negara berkelas dunia itu.

"Kami sangat bersyukur dengan dilakukan penelitian di Kabupaten Agam, khususnya di Danau Maninjau, dalam rangka penyelamatan salingka danau.

Betapa tidak, penelitian yang dilakukan tidak hanya beberapa bulan saja, melainkan belasan tahun dan sudah membuat sebuah gedung UPT yang bertujuan untuk lebih mengoptimalkan di dalam penelitian dengan menggunakan alat-alat yang canggih juga tentunya," ujar Wabup.

Wabup mengakui,  kehadiran LIPI sangat membantu pemerintah dalam menangani aspek persoalan yang terjadi di salingka Danau Maninjau, terutama pencemaran lingkungan, dan ikan yang sering mati.

Di samping penyelamatan danau, Trinda berharap, LIPI juga menyelamatkan perekonomian masyarakat, yang mayoritas hidup sebagai petani ikan. "Keseimbangan antara penyehatan danau dengan mata pencarian masyarakat perlu kita siasati. Seperti, kita mengalihkan petani ikan danau ke daratan. Karena ini penting sekali, mengingat jantungnya kehidupan masyarakat salingka danau adalah petani ikan," ujar wabup pula.

Terkait dengan hal itu, pihaknya meminta agar seluruh pemangku kepentingan, baik swasta maupun lembaga nagari dan masyarakat, harus mendukung penuh kegiatan LIPI, demi terwujudnya kelestarian lingkungan Danau Maninjau dalam jangka panjang. (MSM)



BACA JUGA