Tanaman Aren Mengandung Potensi Ekonomi yang Besar

Sabtu, 28/11/2015 00:41 WIB
Pohon aren

Pohon aren

Agam, sumbarsatu.com—Aren merupakan tanaman yang banyak manfaatnya. Tanaman itu sudah tidak asing lagi bagi petani di Kabupaten Agam.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perindag Agam, melalui Kabid Perindustrian,Ir. Ediwar, Jumat (27/11/2015) di ruang kerjanya.

Guna memanfaatkan secara maksimal tanaman aren atau enau, Pemerintah Kabupaten Agam melalui Dinas Koperasi UKM Industri Perdagangan (Koperindag), mengajak masyarakat petani aren untuk menggali kembali potensi buah serba guna tersebut menjadi produksi yang memiliki daya jual tinggi.

Aren, sejak dari buah, nira, ijuk, dan akarnya bermanfaat untuk manusia. Buah aren bisa diolah menjadi penganan,yang disebut kolang kaling. Nira, air yang disadap dari tandan buah, merupakan minuman segar pelepas dahaga, dan bahan pembuat gula aren. Akarnya juga banyak dijadikan obat. Ijuknya merupakan bahan atap rumah adat Minangkabau,dan juga dijadikan bahan pembuat sapu.

Ia menyayangkan, potensi aren, yang luar biasa itu, belum tergarap optimal. Itulah alasan Pemkab Agam, melalui Dinas Koperasi UMKM dan Perindag Agam memberikan pelatihan kepada petani di kawasan yang banyak tanaman arennya. Beberapa petani sudah mampu mengolah nira menjadi gula aren.

“Yang sangat menguntungkan adalah gula aren. Gula aren bernilai jual tinggi,dan pengolahannya pun tidak terlalu rumit,” ujarnya.

Dijelaskan, sebarang pohon aren mampu menghasilkan nira 20 sampai 30 liter/hari. satu liter nira bisa laku di pasaran Rp5.000/liter. Jika nira diolah menjadi gula aren, harga jualnya lebih mahal lagi. Saat ini harga gula merah di tingkat petani berkisar Rp18.000 sampai Rp20.000 per/Kg.

Salah satu kelompok yang memproduksi gula aren, adalah Kelompok Fajar Mutiara, di Nagari Koto Rantang, Kecamatan Palupuh. Menurut Ketua Kelompok, Ilham (50), dari penjualan gula aren kelompoknya menghasilkan uang  Rp1.200.000/tiga hari.

Menurut informasi, Agam pernah jaya sebagai petani aren, yaitu di Tilatang Kamang. Dulu petani aren di sana menjadi tempat belajar bagi petani aren dari daerah lain. Namun saat ini pamornya memudar, setelah generasi pertama wafat. Generasi penerus, dengan berbagai alasan, tidak lagi melanjutkan usaha orang tua mereka.

Penghasil gula aren juga terdapat di Kecamatan Palembayan. Mereka masih menggunakan dengan teknologi sederhana. Namun hasilnya sudah merambah pasar sekitar Pelembayan.

Tahun lalu, pihak Dinas Kehutanan dan Perkebunan juga sudah mengembangkan tanaman aren di daerah aliran sungai (DAS) dalam Kecamatan Ampek Nagari.

“Kami mengambil kebijakan itu untuk mengamankan kawasan DAS. Aren dipilih,karena pohonnya tidak mungkin ditebang para pelaku ilegal loging,” ujar Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Ir. Yulnasri, MM. (MSM)



BACA JUGA