Padang Panjang, sumbarsatu.com— Memasuki tahun keempat penyelenggaraan, Festival MenTari kembali menjadi ruang pertemuan kreatif bagi para koreografer muda.
Tahun 2025, festival tersebut berkolaborasi dengan Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya melalui program MTN Lab: Kelas On-Site Koreografi, yang berlangsung pada 2–6 Oktober 2025 di Padang Panjang.
MTN Lab merupakan ruang penciptaan dan pengembangan karya yang dirancang untuk mendukung proses kreatif seniman melalui residensi, inkubasi, lokakarya, dan masterclass.
Dalam Festival MenTari, MTN Lab hadir dalam format Kelas On-Site Koreografi—proses pembelajaran intensif yang mempertemukan koreografer muda, diaspora Minangkabau, dan mentor berpengalaman.
Sebanyak sepuluh koreografer berpartisipasi dalam kegiatan ini, terdiri atas dua kelompok: Koreografer Diaspora, yaitu seniman berdarah Minangkabau yang kini berkarya di luar kampung halaman, dan Koreografer Terpilih, yakni alumni Festival MenTari dari penyelenggaraan tahun pertama hingga keempat.
Kelas ini dibimbing oleh Jecko Siompo, seniman tari asal Jayapura yang dikenal dengan gaya khas animal pop. Dalam sesi intensif, Jecko mengajak peserta menggali sumber gerak dari pengalaman tubuh dan lingkungan sekitar.
Ia mencontohkan bagaimana ide bisa muncul dari pengamatan terhadap gerak binatang, lalu diterjemahkan menjadi desain gerak yang inspiratif. Peserta juga diajak bereksperimen dengan reaksi tubuh dan gestur—bagaimana tubuh menyapa dan disapa—sebelum mengolahnya menjadi gagasan koreografi masing-masing.
Kegiatan ini mendapat perhatian dari Ahmad Mahendra, Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan.
“Pada masa lampau, kita banyak menyaksikan karya koreografer besar asal Sumatera Barat, seperti Huriah Adam dan Gusmiati Suid. Melalui inisiatif MTN Lab, kami berharap para koreografer muda dapat mengeksplorasi gagasan baru dan terus mengembangkan kemampuannya. Semoga dari sini lahir maestro seni tari generasi baru dari Sumatera Barat,” kata Ahmad Mahendra.
“Kelas on-site koreografi Festival MenTari memberikan pengalaman belajar mendalam bersama Jecko Siompo. Kami diajak mengeksplorasi tubuh sebagai medium ekspresi ide dan menonjolkan keunikan masing-masing peserta,” terang Fadilla Oziana, salah satu peserta, koreografer asal Batusangkar,
“Kolaborasi ini membuka ruang lebih luas bagi koreografer muda Sumatera Barat untuk bereksperimen dan mempresentasikan karya inovatif. Kami ingin membangun ekosistem tari yang inklusif, kolaboratif, dan mendukung pertumbuhan artistik para koreografer muda,” tambah Susas Rita Loravianti,Direktur Festival MenTari.
Melalui kolaborasi ini, Festival MenTari dan MTN Seni Budaya memperkuat posisi Padang Panjang sebagai salah satu pusat pengembangan talenta seni tari di Indonesia—tempat para koreografer muda dapat belajar, berbagi, dan tumbuh bersama dalam semangat kebudayaan.
Festival MenTari merupakan ruang berkarya yang diinisiasi oleh SEKOCI (Serikat Koreografer Cahaya Indonesia) sejak tahun 2021, sebagai bentuk kepedulian terhadap keberlanjutan dunia tari di Sumatera Barat.
Festival ini berfokus pada pengembangan kapasitas seniman tari muda, membangun ekosistem penciptaan tari, serta memperkuat jejaring antar seniman di Indonesia melalui kolaborasi dengan Yayasan Seni Tari Indonesia (YSTI).
Hingga kini, Festival MenTari telah menjadi wadah inklusif bagi puluhan koreografer muda untuk bereksperimen, menciptakan karya inovatif, serta memperluas apresiasi publik terhadap seni tari melalui pertunjukan, lokakarya, webinar, dan diskusi.
Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya merupakan program prioritas nasional di bawah Kementerian Kebudayaan. Program ini bertujuan menjaring, mengembangkan, dan mempromosikan talenta seni budaya Indonesia secara terstruktur dan berkelanjutan, sekaligus menghubungkan talenta dengan berbagai peluang pengembangan kapasitas dan akses pasar, baik nasional maupun global. ssc/rel
