
Padang, sumbarsatu.com— Dalam rangka memperingati 95 tahun Arby Samah, pelopor patung abstrak Indonesia, akan digelar sejumlah kegiatan seni bertaraf internasional di Taman Budaya Sumbar, Jalan Diponegoro, Padang, pada 19–23 Juni 2025.
Kegiatan utama berupa Pameran Patung Internasional bertajuk Abstraksi Tanpa Batas akan menghadirkan karya-karya dari para pematung terkemuka dari Indonesia, Jepang, Malaysia, Nepal, Filipina, dan Belgia.
Pameran ini mempertemukan berbagai pendekatan artistik terhadap bentuk, material, dan gagasan mengenai “abstraksi” yang ditafsirkan secara lokal oleh masing-masing seniman.
Seniman Indonesia yang turut ambil bagian di antaranya Jon Wahid, John Hardi, Alexis, Nardi, Asnam Rasyid, Lisa Widiarti, Angga Elpatsa, Herisman Tojes, Harnimal, Basrizal Albara, Erlangga, Yusman, Abdi Setiawan, Ali Umar, Yulhendri, Anusapati, Komroden Haro, dan Ardim. Sementara dari luar negeri, hadir seniman Masahito Iwano (Jepang), Cristina Q. Ramilo (Filipina), Laxman Bhujel (Nepal), Rosli Zakaria (Malaysia), dan Jorg Van Daele (Belgia).
BACA: Arby Samah, Pelopor Seni Patung Abstrak Indonesia
LIHAT VIDEO ARBY SAMAH di SINI
Sebagai bagian dari peringatan ini, digelar pula workshop Art in Dome pada 20 dan 23 Juni di area Taman Budaya Sumbar, yang dipandu oleh seniman Jepang Masahito Iwano. Workshop ini memperkenalkan metode ekspresi dalam ruang kubah, sebagai metafora akan keterhubungan dan keintiman dalam proses penciptaan seni.
Pada 21 Juni, digelar diskusi panel bertajuk Melampaui Tradisi Menuju Eksplorasi, di Ruang Diskusi Taman Budaya Sumbar. Diskusi ini menghadirkan sejumlah tokoh pemikir dan seniman seperti Yusman, pematung asal Yogyakarta yang akan membahas sosok Arby Samah sebagai inspirator dan guru dalam berkarya; Muharyadi dari Padang yang mengulas Arby Samah sebagai tonggak sejarah; serta Prof. Dr. Indrayuda, M.Pd., yang akan menyoroti peran Arby Samah dalam pemajuan seni di Sumatera Barat.
Sebagai bentuk napak tilas atas jejak kehidupan dan inspirasi sang maestro, digelar Tur Budaya dan Inspirasi pada 22 Juni ke kampung halaman Arby Samah di Pandai Sikek, dilanjutkan ke Istano Basa Pagaruyung dan kawasan bersejarah di Bukittinggi.
Rangkaian acara akan ditutup dengan pertunjukan seni pada 23 Juni di Galeri Taman Budaya Sumbar, sebagai penghormatan sekaligus perayaan atas warisan artistik Arby Samah.
Ketua Pelaksana kegiatan, Anita Dikarina, M.Si.—yang juga merupakan putri almarhum Arby Samah—menyampaikan bahwa kegiatan ini digagas oleh Komunitas Gaung Ekspos, dengan dukungan komunitas seni seperti Rumah Anjuang, Sinema Sentosa Art, Bunga Padi Official, dan Hamas. Kegiatan ini juga difasilitasi oleh UPTD Taman Budaya dan Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar.
Menurut Anita, peringatan ini bukan sekadar penghormatan kepada seorang maestro, tetapi juga refleksi terhadap hubungan antara identitas budaya Minangkabau dan kebebasan berekspresi dalam seni modern. Ia menegaskan bahwa acara ini dirancang sebagai ruang ekspresi bagi seni kontemporer di Sumbar, sekaligus menjembatani kekayaan tradisi dengan semangat zaman yang terus bergerak.
Panitia juga telah melakukan audiensi dengan Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon dan Wakil Gubernur Sumbar Vasko Ruseimy, guna mendapatkan dukungan dan menghadirkan perwakilan pemerintah dalam pembukaan acara.
Sebagai informasi, Arby Samah—yang bernama lengkap H. Arby Samah Datuak Majo Indo—lahir di Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar pada 1 April 1930. Ia dikenal sebagai pelopor patung abstrak Indonesia, dengan karya fenomenalnya berjudul Sujud yang dibuat dari kayu pada tahun 1960. Sepanjang hidupnya, Arby telah menciptakan lebih dari 250 karya patung dan lukisan, menjadikannya salah satu sosok penting dalam sejarah seni rupa Indonesia. ssc/rel