
Sijunjung, sumbarsatu.com--Salah satu warga Kabupaten Sijunjung mengungkapkan tidak bisa mengisi maksimal BBM mobil pribadinya melalui aplikasi MyPertamina karena kuotanya sudah terpakai.
Hal itu dialaminya saat mengisi BBM jenis solar di salah satu SPBU di Solok, Sabtu (5/4/2025).
"Saya hanya bisa mengisi BBM total Rp100 ribu. Padahal kuota untuk mobil saya Rp300 ribu per hari. Mobil saya juga hemat BBM," ujar warga dengan inisial CN.
Menurutnya, Petugas SPBU Solok mengatakan kejadian itu karena ada yang memakai barcode miliknya di SPBU lain.
CN pun heran. Ia menggunakan mobil pribadinya di saat tertentu saja. Bahkan mobilnya sering "tidur" beberapa hari.
Sebelumnya, ia biasa mengisi BBM melalui aplikasi MyPertamina di SPBU Muaro Sijunjung dan SPBU Muaro Kalaban. Ia juga tidak pernah memperlihatkan barcode tersebut selain kepada petugas SPBU.
"Apa ada yang mencuri barcode aplikasi MyPertamina mobil saya itu di SPBU tertentu?" ujarnya.
Kejadian serupa dialami oleh salah satu warga Sijunjung inisial B. Ia tidak bisa mengisi kuota maksimal BBM pertalite untuk mobil pribadinya saat Ramadan kemarin, karena sudah ada yang menggunakan barcode aplikasi MyPertamina miliknya.
Penyalahgunaan barcode aplikasi MyPertamina mobil pribadi bukan pertama kali ini terjadi di Indonesia. Dilansir dari kompas.com peristiwa tersebut sempat menghebohkan warganet. Berita selengkapnya bisa dibaca di kompas.com/tren/read/2023/07/11/151500965/pengemudi-mobil-tidak-bisa-beli-bbm-karena-tertulis-kuota-sudah-terpakai-di
Lantas apakah penyalahgunaan barcode aplikasi MyPertamina dibiarkan terus, selain kasus korupsi "BBM Oplosan Pertamina" ribuan triliun yang merugikan rakyat? (Thendra)