
Tanah Datar, sumbarsatu.com – Wakil Bupati Tanah Datar, Ahmad Fadly, menekankan pentingnya optimalisasi pemanfaatan cold storage dan reefer container yang dimiliki Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tuah Sepakat. Fasilitas tersebut dirancang untuk menyimpan dan mengangkut produk pangan dengan sistem pendingin guna menjaga stabilitas harga di pasar.
Hal ini disampaikan Wabup dalam rapat evaluasi pemanfaatan cold storage dan reefer container bersama Perumda Tuah Sepakat serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, pada Jumat (14/03/2025) di Aula Eksekutif Kantor Bupati Tanah Datar.
"Manfaatkan cold storage dan reefer container untuk mengatasi fluktuasi harga di pasar akibat kurangnya ketersediaan pangan di tingkat produsen, sementara permintaan dari konsumen tetap tinggi," ujar Fadly.
Ia menyoroti bahwa ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi sering kali menyebabkan lonjakan harga pangan yang signifikan, sehingga menjadi kendala bagi masyarakat dalam memperoleh bahan kebutuhan pokok.
"Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah daerah telah menyediakan cold storage dan reefer container. Oleh karena itu, fasilitas ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin," tegasnya.
Menurutnya, fasilitas penyimpanan ini memungkinkan bahan pangan seperti sayur-sayuran, daging, dan buah-buahan untuk disimpan dalam jangka waktu lebih lama serta dapat didistribusikan saat dibutuhkan.
"Perumda Tuah Sepakat sebagai BUMD yang diberi mandat mengelola fasilitas ini harus memastikan penggunaannya sesuai dengan fungsi utamanya," tambahnya.
Fadly juga menyebutkan bahwa Tanah Datar termasuk daerah yang beruntung karena hanya ada dua fasilitas serupa di Sumatera Barat, yakni di Kabupaten Solok dan Tanah Datar.
Sementara itu, Direktur Perumda Tuah Sepakat, Very Kurniawan, dalam laporannya menyampaikan bahwa pihaknya telah mulai melakukan uji coba pembekuan cabai menggunakan freezer, meskipun masih dalam skala kecil.
"Kami akan memaksimalkan pemanfaatan cold storage dan reefer container, terutama untuk menjaga ketersediaan pangan di Tanah Datar," ungkapnya.
Very menambahkan, hasil penyimpanan bahan pangan tersebut nantinya akan dipasarkan melalui program pasar murah di nagari-nagari, dapur umum, serta kerja sama dengan pemerintah daerah dan organisasi sosial.
Selain itu, pihaknya juga berencana menerapkan skema crowdfunding atau titip pangan, di mana masyarakat dapat menitipkan hasil panennya, seperti cabai, ke cold storage untuk disimpan hingga harga lebih stabil.
"Kami ingin sistem ini berjalan dengan baik agar petani dan masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung," pungkasnya. SSC/NC